Terpidana kasus dugaan suap proyek infrastruktur di Maluku dan Maluku Utara pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Damayanti Wisnu Putranti (tengah). ANT/Wahyu Putro.
Terpidana kasus dugaan suap proyek infrastruktur di Maluku dan Maluku Utara pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Damayanti Wisnu Putranti (tengah). ANT/Wahyu Putro.

Budi Sebut Damyanti Ingin Keuntungan Ganda dari Program Aspirasi

Renatha Swasty • 04 November 2016 07:22
medcom.id, Jakarta: Eks anggota DPR RI Budi Supriyanto menyebut koleganya Damayanti Wisnu Putranti ingin keuntungan ganda dari program aspirasi yang diajukan anggota Komisi V DPR RI di Balai Pelaksana Jalan Nasional IX Maluku dan Maluku Utara. Hal ini dilakukan dengan cara tidak mengenalkan pengusaha yang bakal mengerjakan proyek tersebut.
 
Budi membeberkan, sejak awal tidak pernah dikenalkan dengan Direktur Utama PT Windhu Tunggal Utama Abdul Khoir yang bakal mengerjakan program aspirasi di BPJN IX. Ia membantah pernyataan Damayanti yang menyebut pernah mengenalkan saat makan di Soto Tengkleng, Solo.
 
Politikus Golkar itu membeberkan, saat makan di soto tengkleng Solo dia satu meja dengan Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Jateng, Dirjen Bina Marga, Damayanti, dua teman Damayanti; Julia Prasetyarini alias Uwi dan Dessy A Eswin, Abdul Khoir, serta teman Budi, Edy Waluyo.

"Logikanya kalau Damayanti yang duduk serong dan berhadapan dengan saya dan depan saya, Abdul Khoir, dengan mengatakan ini mas yang akan mengerjakan program aspirasi punya mas Budi, pasti orang-orang yang duduk berhadapan atau di sebelahnya ini pasti semua mendengar," kata Budi saat membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (3/11/2016).
 
Nyatanya kata dia tidak satupun mendengar itu. Hal ini terungkap dari fakta persidangan. Dessy dan Uwi mengaku tidak pernah mendengar percakapan soal itu.
 
Dirjen Bina Marga juga mengaku tidak pernah bertemu dengan Abdul Khoir. Dia juga tidak mengetahui sosok Abdul Khoir.
 
Abdul saat bertemu dengan Budi di bandara Adi Soemarno Solo juga dikenalkan sebagai keponakan Damayanti, bukan pengusaha yang bakal melaksanakan proyek program aspirasi milik Budi. Bahkan dalam persidangan, tambah Budi, dua teman Damayanti memberikan keterangan kalau mereka pernah dipesan Damayanti tidak memberitahu sosok Abdul Khoir.
 
"Dari keterangan ini dapat disimpukan bahwa Damayanti menyembunyikan identitas Abdul Khoir dengan tujuan agar saya tidak dapat komunikasi langsung dan tentunya ada maksud dan tujuan tertentu," tambah Budi.
 
Damayanti kata Budi juga pernah meminta temannya tak mengenalkan Abdul pada Budi. Hal ini diketahui dari screenshot pesan antara Uwi dan Damayanti.
 
"Jelas damayati mengatakan, 'maaf, tolong, nggak usah menyampaikan siapa yang garap bilang saja nggak tahu, karena semua fee serahkan ke balai yang atur, jadi kita di samping tidak menyalahkan aturan, juga rekanan aman karena mereka bertiga juga dipantau KPK, jadi jangan disebut-sebut," kata Budi membacakan BAP Damayanti.
 
Komunikasi itu, kata dia, dilakukan pada Januari 2016 dan pertemuan di Solo pada Desember 2015. Jika Damayanti benar mengenalkan Abdul Khoir pada Budi seharusnya tidak ada komunikasi seperti itu.
 
Hal itu tambah Budi sengaja dilakukan supaya Budi tidak bisa mengonfirmasi ke Abdul soal fee proyek yang bakal diberikan.
 
"Dari uraian di atas jelas tujuan Damayanti menyembuynyikan identitas Abdul Khoir agar tidak dapat berkomunikasi langsung adalah karena Damayanti ingin mendapatkan keuntungan ganda, yaitu sebagai kordinator dan penghubung untuk dapat feedua persen atau SGD99 ribu dibagi tiga, Damayanti, Desi, dan Yulia," pungkas Budi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan