medcom.id, Jakarta: Kepala Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulistiandriatmoko mengungkapkan bahwa insiden tertahannya senjata api milik BNN di Bandara Fatmawati, Bengkulu, hanyalah kesalahpahaman. Dia mengatakan distribusi senjata milik BNN ke Bengkulu sudah sering dilakukan.
"Kita mendistribusikan ke BNNP dan BNNK sejauh ini tidak ada masalah. Kenapa kemarin jadi masalah sebetulnya hanya mis-komunikasi saja," ujar Sulis, dalam Primetime News, Kamis 5 Oktober 2017.
Sulis mengungkapkan bahwa legalitas dan kelengkapan dokumen senjata itu sudah jelas sehingga bandara Soekarno Hatta berani untuk mendistribusikan senjata-senjata itu melalui jasa kargo. Masalah yang kemudian muncul hanya kurangnya informasi dari Jakarta ke kargo bandara Fatmawati Bengkulu bahwa senjata itu legal milik BNN.
Menurut Sulis, kesalahpahaman seharusnya tak perlu terjadi manakala bandara Soekarno Hatta menginformasikan ke kargo Fatmawati Bengkulu bahwa senjata yang diterbangkan itu legal dan berdokumen resmi.
"Seharusnya memang ada anggota yang melekat sehingga begitu turun anggota bisa menunjukkan kelengkapan senjata itu," ungkap Sulis.
Sulis mengatakan meskipun jumlah senjata yang dibawa sebanyak 10 koli namun itu bukan alasan yang tepat untuk menahan distribusi senjata. Dalam beberapa kesempatan, BNN bahkan bisa mendistribusikan senjata lebih banyak dari itu.
"Isinya juga bukan senjata semua, ada juga rompi, baret. Kalau senjata sendiri pistolnya 22 pucuk, laras panjang hanya 5. Itu untuk inventaris di BNNP dan BNNK Bengkulu. Kalau anggotanya lebih banyak senjatanya bisa lebih dari itu," kata Sulis.
Sulis mengakui bahwa penahanan senjata ini sedikit membuat gaduh. Namun jika dicermati ada sisi untung dan ruginya distribusi senjata itu terungkap.
Untungnya, kata Sulis, memberi peringatan kepada sindikat jaringan narkotika Bengkulu bahwa BNNP dan BNNK sudah dipersenjatai. Sementara sisi negatifnya rahasia dapur BNN terungkap apalagi dengan temuan hanya 5 pucuk senjata laras panjang yang boleh jadi tak sedikitpun membuat jaringan narkotika Bengkulu gentar.
"Tapi pasti akan kita evaluasi bagaimana supaya lebih aman sehingga tak menimbulkan kejadian sepertu itu. Saya tegaskan tidak ada masalah karena hanya mis-komunikasi. Senjata di kargo berangkat lebih dulu anggota berangkat belakangan sehingga menimbulkan kecurigaan," jelas Sulis.
medcom.id, Jakarta: Kepala Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulistiandriatmoko mengungkapkan bahwa insiden tertahannya senjata api milik BNN di Bandara Fatmawati, Bengkulu, hanyalah kesalahpahaman. Dia mengatakan distribusi senjata milik BNN ke Bengkulu sudah sering dilakukan.
"Kita mendistribusikan ke BNNP dan BNNK sejauh ini tidak ada masalah. Kenapa kemarin jadi masalah sebetulnya hanya mis-komunikasi saja," ujar Sulis, dalam
Primetime News, Kamis 5 Oktober 2017.
Sulis mengungkapkan bahwa legalitas dan kelengkapan dokumen senjata itu sudah jelas sehingga bandara Soekarno Hatta berani untuk mendistribusikan senjata-senjata itu melalui jasa kargo. Masalah yang kemudian muncul hanya kurangnya informasi dari Jakarta ke kargo bandara Fatmawati Bengkulu bahwa senjata itu legal milik BNN.
Menurut Sulis, kesalahpahaman seharusnya tak perlu terjadi manakala bandara Soekarno Hatta menginformasikan ke kargo Fatmawati Bengkulu bahwa senjata yang diterbangkan itu legal dan berdokumen resmi.
"Seharusnya memang ada anggota yang melekat sehingga begitu turun anggota bisa menunjukkan kelengkapan senjata itu," ungkap Sulis.
Sulis mengatakan meskipun jumlah senjata yang dibawa sebanyak 10 koli namun itu bukan alasan yang tepat untuk menahan distribusi senjata. Dalam beberapa kesempatan, BNN bahkan bisa mendistribusikan senjata lebih banyak dari itu.
"Isinya juga bukan senjata semua, ada juga rompi, baret. Kalau senjata sendiri pistolnya 22 pucuk, laras panjang hanya 5. Itu untuk inventaris di BNNP dan BNNK Bengkulu. Kalau anggotanya lebih banyak senjatanya bisa lebih dari itu," kata Sulis.
Sulis mengakui bahwa penahanan senjata ini sedikit membuat gaduh. Namun jika dicermati ada sisi untung dan ruginya distribusi senjata itu terungkap.
Untungnya, kata Sulis, memberi peringatan kepada sindikat jaringan narkotika Bengkulu bahwa BNNP dan BNNK sudah dipersenjatai. Sementara sisi negatifnya rahasia dapur BNN terungkap apalagi dengan temuan hanya 5 pucuk senjata laras panjang yang boleh jadi tak sedikitpun membuat jaringan narkotika Bengkulu gentar.
"Tapi pasti akan kita evaluasi bagaimana supaya lebih aman sehingga tak menimbulkan kejadian sepertu itu. Saya tegaskan tidak ada masalah karena hanya mis-komunikasi. Senjata di kargo berangkat lebih dulu anggota berangkat belakangan sehingga menimbulkan kecurigaan," jelas Sulis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)