Jakarta: Polri berhasil menangkap 884 tersangka peredaran gelap narkoba jaringan bandar kelas kakap Fredy Pratama. Korps Bhayangkara pun mengklaim narkotika jenis sabu dan ekstasi sudah mulai langka di Indonesia.
"Sekarang sudah langka, untuk sabu dan ekstasi sudah hampir susah masuk ke Indonesia untuk jaringan Fredy Pratama, karena layer pertama sudah putus semua," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa saat dikonfirmasi, Kamis, 14 September 2023.
Mukti mengatakan pihaknya akan lebih menggencarkan pemberantasan tindak pidana narkoba. Salah satunya dengan penerapan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU), agar pengedar hingga bandar miskin dan tidak bisa lagi menjalankan bisnis barang haram tersebut.
"Ya tadi menggunakan TPPU, memiskinkan para bandar dan kurir. Jadi, kita komitmen untuk bandar dan kurir kita miskinkan untuk pengguna kita rehab," ujar jenderal bintang satu itu.
Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menyebut sebanyak 884 tersangka peredaran gelap narkoba jaringan Fredy Pratama ditangkap dari 2020-2023. Penangkapan berbekal 408 laporan polisi (LP) yang masuk di Bareskrim Polri dan polda jajaran.
"Dari lp sebanyak 408 tersebut, jumlah tersangka sebanyak 884 periode dari Januari 2020 sampai September 2023" kata Wahyu kepada wartawan dikutip Rabu, 13 September 2023.
Wahyu mengatakan sebelum penangkapan ratusan tersangka itu, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri melakukan penelusuran. Diketahui bahwa jaringan Fredy Pratama adalah sindikat narkoba yang cukup besar.
"Karena hasil pengungkapan kasus tindak pidana narkoba oleh Bareskrim Polri dan jajaran dari tahun 2020-2023 ada 408 laporan polisi dan total barang bukti yang disita sebanyak 10,2 ton sabu, dan terafiliasi dengan kelompok Fredy Pratama ini," ujar jenderal bintang tiga itu.
Polisi menaksir 52 juta jiwa bisa diselamatkan dari penangkapan sindikat Fredy Pratama sejak 2020-2023. Apabila 1 gram dipakai oleh 5 orang.
Peran tersangka jaringan Fredy Pratama
Komjen Wahyu Widada mengatakan sindikat Fredy Pratama termasuk organisasi terstruktur. Perannya diatur sedemikian rupa oleh gembong narkoba yang menjadi buron kelas kakap Polri itu.
Ada yang bagian operasional, keuangan, pembuatan dokumen, pengumpul uang dan lain sebagainya. Ada pula pelaku sebagai pengatur aplikasi yang tidak biasa digunakan masyarakat umum. Kemudian, menggunakan banyak rekening bank.
"Dari pengungkapan kasus ini dapat diidentifikasi struktur jaringannya dengan peran masing, tentunya Fredy Pratama master mainnya," ujar Wahyu.
Eks Kabaintelkam Polri ini menyebut ada pula tersangka berinisial K alias R sebagai pengendali operasional. Lalu, NFM alias Justin sebagai pengendali keuangan. Selanjutnya, ada AR sebagai koordinator dokumen palsu, FA dan SA sebagai kurir manifestasi luar negeri.
KI sebagai koordinator pengumpul uang tunai dan P, YP, DS sebagai koordinator penarikan uang. Ada pula DFM sebagai pembuat dokumen palsu yaitu KTP dan rekening palsu. FR dan AF sebagai kurir pembawa sabu.
Pengungkapan jaringan Fredy Pratama ini dilakukan bekerja sama dengan polda jajaran, Imigrasi, Bea Cukai, PPATK, Kejagung, Kemenkumham, Div Hubinter Polri. Kemudian, Royal Malaysia Police dan Royal Thai Police.
Kini, Polri tengah memburu Fredy Pratama. Pemburuan dilakukan bekerja sama dengan Polisi dan Imigrasi Thailand.
Jakarta:
Polri berhasil menangkap 884 tersangka peredaran gelap narkoba jaringan bandar kelas kakap Fredy Pratama. Korps Bhayangkara pun mengklaim
narkotika jenis
sabu dan ekstasi sudah mulai langka di Indonesia.
"Sekarang sudah langka, untuk sabu dan ekstasi sudah hampir susah masuk ke Indonesia untuk jaringan Fredy Pratama, karena layer pertama sudah putus semua," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa saat dikonfirmasi, Kamis, 14 September 2023.
Mukti mengatakan pihaknya akan lebih menggencarkan pemberantasan tindak pidana
narkoba. Salah satunya dengan penerapan pasal
tindak pidana pencucian uang (TPPU), agar pengedar hingga bandar miskin dan tidak bisa lagi menjalankan bisnis barang haram tersebut.
"Ya tadi menggunakan TPPU, memiskinkan para bandar dan kurir. Jadi, kita komitmen untuk bandar dan kurir kita miskinkan untuk pengguna kita rehab," ujar jenderal bintang satu itu.
Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menyebut sebanyak 884 tersangka peredaran gelap narkoba jaringan Fredy Pratama ditangkap dari 2020-2023. Penangkapan berbekal 408 laporan polisi (LP) yang masuk di Bareskrim Polri dan polda jajaran.
"Dari lp sebanyak 408 tersebut, jumlah tersangka sebanyak 884 periode dari Januari 2020 sampai September 2023" kata Wahyu kepada wartawan dikutip Rabu, 13 September 2023.
Wahyu mengatakan sebelum penangkapan ratusan tersangka itu,
Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri melakukan penelusuran. Diketahui bahwa jaringan Fredy Pratama adalah sindikat narkoba yang cukup besar.
"Karena hasil pengungkapan kasus tindak pidana narkoba oleh Bareskrim Polri dan jajaran dari tahun 2020-2023 ada 408 laporan polisi dan total barang bukti yang disita sebanyak 10,2 ton sabu, dan terafiliasi dengan kelompok Fredy Pratama ini," ujar jenderal bintang tiga itu.
Polisi menaksir 52 juta jiwa bisa diselamatkan dari penangkapan sindikat Fredy Pratama sejak 2020-2023. Apabila 1 gram dipakai oleh 5 orang.
Peran tersangka jaringan Fredy Pratama
Komjen Wahyu Widada mengatakan sindikat Fredy Pratama termasuk organisasi terstruktur. Perannya diatur sedemikian rupa oleh gembong narkoba yang menjadi buron kelas kakap Polri itu.
Ada yang bagian operasional, keuangan, pembuatan dokumen, pengumpul uang dan lain sebagainya. Ada pula pelaku sebagai pengatur aplikasi yang tidak biasa digunakan masyarakat umum. Kemudian, menggunakan banyak rekening bank.
"Dari pengungkapan kasus ini dapat diidentifikasi struktur jaringannya dengan peran masing, tentunya Fredy Pratama master mainnya," ujar Wahyu.
Eks Kabaintelkam Polri ini menyebut ada pula tersangka berinisial K alias R sebagai pengendali operasional. Lalu, NFM alias Justin sebagai pengendali keuangan. Selanjutnya, ada AR sebagai koordinator dokumen palsu, FA dan SA sebagai kurir manifestasi luar negeri.
KI sebagai koordinator pengumpul uang tunai dan P, YP, DS sebagai koordinator penarikan uang. Ada pula DFM sebagai pembuat dokumen palsu yaitu KTP dan rekening palsu. FR dan AF sebagai kurir pembawa sabu.
Pengungkapan jaringan Fredy Pratama ini dilakukan bekerja sama dengan polda jajaran, Imigrasi, Bea Cukai, PPATK, Kejagung, Kemenkumham, Div Hubinter Polri. Kemudian, Royal Malaysia Police dan Royal Thai Police.
Kini, Polri tengah memburu Fredy Pratama. Pemburuan dilakukan bekerja sama dengan Polisi dan Imigrasi Thailand.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)