medcom.id, Jakarta: Karopenmas Polri Brigjen Rikwanto menyebut senjata api yang digunakan pelaku kejahatan untuk melakukan aksi belum tentu milik pribadi. Kadang kala, senjata itu merupakan sewaan meskipun jenisnya rakitan.
"Kadang mereka dalam satu sesi perampokan barang (senjata) ada yang bawa. Belum tentu punya dia. Setelah perampokan, bagi hasil, dikembalikan," ujarnya, dalam Newsline, Selasa 11 Juli 2017.
Rikwanto mengatakan pinjam meminjam senjata api itu dilakukan lantaran stok yang dimiliki oleh pemilik senjata api terbaras. Dalam satu grup ketika akan melakukan perampokan biasanya pelaku meminjam atau menyewa satu atau dua pucuk senjata api.
"Dari situ bisa ditelusuri jenisnya. Biasanya dari bubutannya, bentuknya, buatan barat atau timur," katanya.
Baca juga: Menelusuri Asal Senjata Api Pelaku Kejahatan
Maraknya aksi kejahatan disertai dengan penembakan menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak. Karenanya Rikwanto mengimbau masyarkat agar bisa menjadi 'polisi' bagi lingkungan dan dirinya sendiri.
Masyarakat dianggap memiliki daya cegah dan daya tangkal terhadap aksi-aksi kejahatan. Tetapi tetap harus diwaspadai apakah pelaku yang dihadapi masih bisa dengan kekuatan fisik.
"Kalau tidak mampu jangan dihadapi karena keselamatan lebih utama daripada menangkap pelaku. Buat apa sajalah (sebagai penolong). Bisa teriak, buat keributan untuk menakuti asal tidak membahayakan diri itu lebih baik," jelasnya.
medcom.id, Jakarta: Karopenmas Polri Brigjen Rikwanto menyebut senjata api yang digunakan pelaku kejahatan untuk melakukan aksi belum tentu milik pribadi. Kadang kala, senjata itu merupakan sewaan meskipun jenisnya rakitan.
"Kadang mereka dalam satu sesi perampokan barang (senjata) ada yang bawa. Belum tentu punya dia. Setelah perampokan, bagi hasil, dikembalikan," ujarnya, dalam
Newsline, Selasa 11 Juli 2017.
Rikwanto mengatakan pinjam meminjam senjata api itu dilakukan lantaran stok yang dimiliki oleh pemilik senjata api terbaras. Dalam satu grup ketika akan melakukan perampokan biasanya pelaku meminjam atau menyewa satu atau dua pucuk senjata api.
"Dari situ bisa ditelusuri jenisnya. Biasanya dari bubutannya, bentuknya, buatan barat atau timur," katanya.
Baca juga: Menelusuri Asal Senjata Api Pelaku Kejahatan
Maraknya aksi kejahatan disertai dengan penembakan menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak. Karenanya Rikwanto mengimbau masyarkat agar bisa menjadi 'polisi' bagi lingkungan dan dirinya sendiri.
Masyarakat dianggap memiliki daya cegah dan daya tangkal terhadap aksi-aksi kejahatan. Tetapi tetap harus diwaspadai apakah pelaku yang dihadapi masih bisa dengan kekuatan fisik.
"Kalau tidak mampu jangan dihadapi karena keselamatan lebih utama daripada menangkap pelaku. Buat apa sajalah (sebagai penolong). Bisa teriak, buat keributan untuk menakuti asal tidak membahayakan diri itu lebih baik," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)