medcom.id, Jakarta: Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly enggan membuka video testimoni terakhir Freddy Budiman, gembong narkoba yang sudah dieksekusi. Yosanna menjelaskan jika rekaman itu bukan konsumsi publik.
"Enggak (diungkap ke publik) lah," kata Yasonna di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).
Menurut dia, Kemenkumham juga masih mempelajari isi video itu. Dia pun memastikan, dalam rekaman itu, Freddy hanya mengucapkan pernyataan terakhir sebelum ditembak mati.
Yasonna menekankan, Freddy tidak menyebut nama-nama jenderal ataupun pejabat Badan Narkotika Nasional, Polri, serta TNI yang sempat 'bermain' di bisnis haramnya. "Isinya hanya pesan terakhir Freddy jelang dieksekusi. Tidak ada (sebut nama)," pungkas Yosanna.
Freddy Budiman masih menjadi buah bibir kendati dia sudah dieksekusi mati pada 29 Juli lalu. Pasalnya, Koordinator KontraS Haris Azhar mengungkapkan 'nyanyian' Freddy.
Haris bertemu Freddy ketika di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan pada 2014 silam. Kepada Haris, Freddy mengaku sempat memberikan upeti kepada oknum di BNN dan mendapat fasilitas dari jenderal TNI saat membawa narkoba dari Medan ke Jakarta.
Isu ini langsung direspon BNN, Polri, serat TNI. Ketiga lembaga membuat tim independen masing-masing.
Tim dari Polri pun berencana mengambil video testimoni Freddy. Mereka akan menganalisa isi video sebagai bagian dari pengusutan dugaan Freddy menyerahkan uang kepada pejabat Polri.
Video itu dibuat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Rekaman diambil sehari sebelum Freddy dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
medcom.id, Jakarta: Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly enggan membuka video testimoni terakhir Freddy Budiman, gembong narkoba yang sudah dieksekusi. Yosanna menjelaskan jika rekaman itu bukan konsumsi publik.
"Enggak (diungkap ke publik) lah," kata Yasonna di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).
Menurut dia, Kemenkumham juga masih mempelajari isi video itu. Dia pun memastikan, dalam rekaman itu, Freddy hanya mengucapkan pernyataan terakhir sebelum ditembak mati.
Yasonna menekankan, Freddy tidak menyebut nama-nama jenderal ataupun pejabat Badan Narkotika Nasional, Polri, serta TNI yang sempat 'bermain' di bisnis haramnya. "Isinya hanya pesan terakhir Freddy jelang dieksekusi. Tidak ada (sebut nama)," pungkas Yosanna.
Freddy Budiman masih menjadi buah bibir kendati dia sudah dieksekusi mati pada 29 Juli lalu. Pasalnya, Koordinator KontraS Haris Azhar mengungkapkan 'nyanyian' Freddy.
Haris bertemu Freddy ketika di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan pada 2014 silam. Kepada Haris, Freddy mengaku sempat memberikan upeti kepada oknum di BNN dan mendapat fasilitas dari jenderal TNI saat membawa narkoba dari Medan ke Jakarta.
Isu ini langsung direspon BNN, Polri, serat TNI. Ketiga lembaga membuat tim independen masing-masing.
Tim dari Polri pun berencana mengambil video testimoni Freddy. Mereka akan menganalisa isi video sebagai bagian dari pengusutan dugaan Freddy menyerahkan uang kepada pejabat Polri.
Video itu dibuat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Rekaman diambil sehari sebelum Freddy dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)