Jakarta: Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono mengaku kerap menyimpan uang di kamar. Uang itu ia simpan dalam 33 ransel.
Jaksa pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulanya mempertanyakan penemuan 33 tas berisi uang di kamar tidurnya di Mess Perwira Dirjen Perhubungan Laut, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
"Di dalam tas ada mata uang yang bervariasi. Menurut penyidik jumlahnya Rp 18 miliar," ujar Tonny saat bersaksi untuk terdakwa Adi Putra Kurniawan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin, 18 Desember 2017.
Tonny menjelaskan uang terdiri dari rupiah, dolar Amerika, dolar Singapura, ringgit Malaysia, hingga Poundsterling. Mata uang asing itu selalu ia siapkan dalam bentuk tunai.
Mata uang asing itu biasa ia pakai untuk keperluan menghadiri sidang tahunan International Maritime Organization di London, Inggris. Ia juga sering bertugas ke Singapura untuk mengikuti kegiatan kerja sama Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Tidak hanya itu, Tonny mengaku uang tunai itu selalu ia sediakan untuk keperluan mendesak. Di antaranya, ketika ditugaskan mencari pesawat AirAsia yang hilang kontak pada Desember 2014.
"Saya sebagai pejabat, saya butuh dana operasional secepatnya, dan saya harus bawa uang cash," tutur Tonny.
Ia bertahun-tahun menaruh uang di ransel. Uang itu bersumber dari berbagai pihak.
"Ada uang pribadi almarhum istri saya, uang perjalanan dinas dan honor. Selain itu ada uang yang berkaitan dengan izin kontraktor, izin dari Bu Willy USD30 ribu dan PT Dumas USD10 ribu," ucap Tonny.
Jakarta: Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono mengaku kerap menyimpan uang di kamar. Uang itu ia simpan dalam 33 ransel.
Jaksa pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulanya mempertanyakan penemuan 33 tas berisi uang di kamar tidurnya di Mess Perwira Dirjen Perhubungan Laut, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
"Di dalam tas ada mata uang yang bervariasi. Menurut penyidik jumlahnya Rp 18 miliar," ujar Tonny saat bersaksi untuk terdakwa Adi Putra Kurniawan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin, 18 Desember 2017.
Tonny menjelaskan uang terdiri dari rupiah, dolar Amerika, dolar Singapura, ringgit Malaysia, hingga Poundsterling. Mata uang asing itu selalu ia siapkan dalam bentuk tunai.
Mata uang asing itu biasa ia pakai untuk keperluan menghadiri sidang tahunan International Maritime Organization di London, Inggris. Ia juga sering bertugas ke Singapura untuk mengikuti kegiatan kerja sama Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Tidak hanya itu, Tonny mengaku uang tunai itu selalu ia sediakan untuk keperluan mendesak. Di antaranya, ketika ditugaskan mencari pesawat AirAsia yang hilang kontak pada Desember 2014.
"Saya sebagai pejabat, saya butuh dana operasional secepatnya, dan saya harus bawa uang cash," tutur Tonny.
Ia bertahun-tahun menaruh uang di ransel. Uang itu bersumber dari berbagai pihak.
"Ada uang pribadi almarhum istri saya, uang perjalanan dinas dan honor. Selain itu ada uang yang berkaitan dengan izin kontraktor, izin dari Bu Willy USD30 ribu dan PT Dumas USD10 ribu," ucap Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OJE)