Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Polri bekerja keras mengembalikan kepercayaan masyarakat. Indeks kepercayaan masyarakat terhadap Polri turun drastis.
Jokowi mengungkapkan angka kepercayaan publik terhadap Polri sempat sangat tinggi, menyetuh 80,2 persen pada November 2021. Namun, pada Agustus 2022, berada di 54 persen.
"Itulah pekerjaan berat yang Saudara-saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini," ujar Presiden Jokowi sebagaimana rekaman video YouTube yang disaksikan di Jakarta, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Menurut Jokowi, indeks kepercayaan terhadap Polri selalu yang paling tinggi ketimbang institusi lainnya. Salah satu musababnya, Polri terlihat paling getol mendukung penanganan covid-19. Termasuk, berkontribusi signifikan dalam penyuntikan vaksin untuk masyarakat.
"Tetapi begitu ada peristiwa FS (kasus Ferdy Sambo), runyam semuanya, dan jatuh ke angka yang paling rendah. Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras saudara-saudara sekalian," ungkap Kepala Negara.
Jokowi mengingatkan saat ini situasi di semua negara sedang sulit, karena menghadapi gelombang dan badai ekonomi global. Bahkan, 66 negara telah berada pada posisi rentan, dan 345 juta orang di 82 negara sudah menderita kekurangan pangan akut.
Jokowi mengingatkan seluruh jajaran Polri memiliki kepekaan terhadap situasi krisis (sense of crisis) yang sama. Dia juga mengingatkan jajaran Polri bisa lebih memperhatikan gaya hidupnya, agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial dan menjadi sorotan masyarakat.
"Saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle. Jangan sampai dalam situasi yang sulit ada letupan-letupan sosial, karena adanya kecemburuan sosial ekonomi. Hati-hati, sehingga saya ingatkan yang namanya kapolres, wakapolres, yang namanya kapolda, yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi, mengerem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati. Hati-hati, saya ingatkan hati-hati," beber Jokowi.
Jokowi mengingatkan teknologi pada masa sekarang telah menyebabkan perubahan interaksi sosial secara total. Menurutnya, saat ini adalah masa penuh keterbukaan, karena semua orang bisa mengabarkan peristiwa yang terjadi pada media sosial, bukan lagi hanya TV, media cetak, atau media daring.
"Saya terlalu banyak mendapatkan laporan, sehingga kembali lagi gaya hidup. Urusan kecil-kecil, tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri. Urusan tadi, urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang remeh-temeh saja, sepatunya apa, bajunya apa, dilihat masyarakat sekarang ini. Itu yang kita harus mengerti dalam situasi dunia yang penuh dengan keterbukaan," ungkap Jokowi.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) menginstruksikan Polri bekerja keras mengembalikan kepercayaan masyarakat. Indeks kepercayaan masyarakat terhadap Polri turun drastis.
Jokowi mengungkapkan angka kepercayaan publik terhadap Polri sempat sangat tinggi, menyetuh 80,2 persen pada November 2021. Namun, pada Agustus 2022, berada di 54 persen.
"Itulah pekerjaan berat yang Saudara-saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini," ujar Presiden Jokowi sebagaimana rekaman video YouTube yang disaksikan di Jakarta, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Menurut Jokowi, indeks kepercayaan terhadap
Polri selalu yang paling tinggi ketimbang institusi lainnya. Salah satu musababnya, Polri terlihat paling getol mendukung penanganan covid-19. Termasuk, berkontribusi signifikan dalam penyuntikan vaksin untuk masyarakat.
"Tetapi begitu ada peristiwa FS (kasus Ferdy Sambo), runyam semuanya, dan jatuh ke angka yang paling rendah. Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras saudara-saudara sekalian," ungkap Kepala Negara.
Jokowi mengingatkan saat ini situasi di semua negara sedang sulit, karena menghadapi gelombang dan badai ekonomi global. Bahkan, 66 negara telah berada pada posisi rentan, dan 345 juta orang di 82 negara sudah menderita kekurangan pangan akut.
Jokowi mengingatkan seluruh jajaran Polri memiliki kepekaan terhadap situasi krisis (sense of crisis) yang sama. Dia juga mengingatkan jajaran Polri bisa lebih memperhatikan gaya hidupnya, agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial dan menjadi sorotan masyarakat.
"Saya ingatkan masalah gaya hidup,
lifestyle. Jangan sampai dalam situasi yang sulit ada letupan-letupan sosial, karena adanya kecemburuan sosial ekonomi. Hati-hati, sehingga saya ingatkan yang namanya kapolres, wakapolres, yang namanya kapolda, yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi, mengerem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati. Hati-hati, saya ingatkan hati-hati," beber Jokowi.
Jokowi mengingatkan teknologi pada masa sekarang telah menyebabkan perubahan interaksi sosial secara total. Menurutnya, saat ini adalah masa penuh keterbukaan, karena semua orang bisa mengabarkan peristiwa yang terjadi pada media sosial, bukan lagi hanya TV, media cetak, atau media daring.
"Saya terlalu banyak mendapatkan laporan, sehingga kembali lagi gaya hidup. Urusan kecil-kecil, tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri. Urusan tadi, urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang
remeh-temeh saja, sepatunya apa, bajunya apa, dilihat masyarakat sekarang ini. Itu yang kita harus mengerti dalam situasi dunia yang penuh dengan keterbukaan," ungkap Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)