medcom.id, Jakarta: Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan diperiksa Bareskrim terkait kasus pencetakan sawah fiktif. Sekeluarnya dari Bareskrim Polri sekira pukul 15.05 WIB, Dahlan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu.
Menurut Dahlan, sawah baru sangat diperlukan di Indonesia untuk mengganti sawah yang setiap tahun selalu berkurang karena digunakan untuk perumahan dan industri. Proyek itu dikerjakan PT Shanghyang Sri dan dilaporkan kepada Dahlan sekitar 4.000 hektare yang sudah di-land clearing.
"Dan sudah pernah ditanami sampai 1.000 hektare. Hasilnya belum memuaskan karena sawah baru itu menurut teori, baru akan berhasil setelah empat tahun," kata Dahlan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (30/6/2015).
Dahlan menegaskan, jangan pernah berharap pencetakan sawah baru bisa langsung berhasil. Di akhir jabatan sebagai Menteri, Dahlan meminta pengalihan dari PT Shanghyang Sri ke perusahaan yang lebih besar, PT Pupuk Indonesia. Sebab, pada akhirnya penggunaan pupuk menjadi bagian terbesar nantinya.
"PT Pupuk Indonesia sudah memulai dengan 100 hektare, dimulai lagi 100 hektare dengan harapan kalau 100 hektare ini sudah baik, baru diperluas," tambah Dahlan.
Pada saat itu, Dahlan memohon sawah ini dilanjutkan karena sudah telanjur membuka lahan 4.000 hektare. Petani pun sudah menunggu untuk menggarap.
"Dan saya yakin sekali bahwa PT Pupuk Indonesia mampu mengerjakan itu sepanjang mendapatkan dorongan yang kuat," ujar Dahlan.
medcom.id, Jakarta: Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan diperiksa Bareskrim terkait kasus pencetakan sawah fiktif. Sekeluarnya dari Bareskrim Polri sekira pukul 15.05 WIB, Dahlan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu.
Menurut Dahlan, sawah baru sangat diperlukan di Indonesia untuk mengganti sawah yang setiap tahun selalu berkurang karena digunakan untuk perumahan dan industri. Proyek itu dikerjakan PT Shanghyang Sri dan dilaporkan kepada Dahlan sekitar 4.000 hektare yang sudah di-
land clearing.
"Dan sudah pernah ditanami sampai 1.000 hektare. Hasilnya belum memuaskan karena sawah baru itu menurut teori, baru akan berhasil setelah empat tahun," kata Dahlan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (30/6/2015).
Dahlan menegaskan, jangan pernah berharap pencetakan sawah baru bisa langsung berhasil. Di akhir jabatan sebagai Menteri, Dahlan meminta pengalihan dari PT Shanghyang Sri ke perusahaan yang lebih besar, PT Pupuk Indonesia. Sebab, pada akhirnya penggunaan pupuk menjadi bagian terbesar nantinya.
"PT Pupuk Indonesia sudah memulai dengan 100 hektare, dimulai lagi 100 hektare dengan harapan kalau 100 hektare ini sudah baik, baru diperluas," tambah Dahlan.
Pada saat itu, Dahlan memohon sawah ini dilanjutkan karena sudah telanjur membuka lahan 4.000 hektare. Petani pun sudah menunggu untuk menggarap.
"Dan saya yakin sekali bahwa PT Pupuk Indonesia mampu mengerjakan itu sepanjang mendapatkan dorongan yang kuat," ujar Dahlan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)