Jakarta: Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK), Yenti Garnasih, mewanti-wanti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) soal uji kelayakan dan kepatutan kandidat pimpinan KPK. Ia ingin hal itu dilakukan secara substantif.
"Tidak seolah menguliti mereka sehingga bahasanya mereka jadi malu. Nah ini jangan sampai," kata Yenti kepada Medcom.id di Universitas Trisakti, Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019.
Menurut dia, uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR memang menjadi momok bagi calon pimpinan. Yenti minta agar anggapan ini bisa dihilangkan.
Hal ini, kata dia, tak menutup kemungkinan membuat para calon takut mendaftar. Yenti tak ingin calon-calon potensial tak terjaring karena masalah ini.
"Saya khawatir ada potensi bagus tapi enggak daftar, karena mereka takut menghadapi fit and proper test di DPR," ujar Yenti.
Pansel berharap DPR bisa memperhatikan hal ini. Dengan begitu, penyaringan lima dari 10 kandidat yang disodorkan pihaknya nanti benar-benar melalui seleksi berdasarkan substansi.
Baca: 9 Pati Polri Lolos Seleksi Internal untuk Capim KPK
Dosen hukum pidana Universitas Trisakti ini juga menyampaikan penilaian atas pembukaan pendaftaran calon pimpinan KPK. Menurut dia, safari pihaknya ke delapan provinsi menuai hasil.
Doktor bidang pencucian uang itu menyebut 27 kandidat yang mendaftar berasal dari daerah luar Jakarta. Dengan demikian, Pansel telah menjalankan tugas untuk menarik minat semua unsur berpartisipasi.
"Ini cukup berhasil, yang daerah ikut mendaftar. Ada dua yang dari Surabaya," pungkas dia.
Jakarta: Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK), Yenti Garnasih, mewanti-wanti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) soal uji kelayakan dan kepatutan kandidat pimpinan KPK. Ia ingin hal itu dilakukan secara substantif.
"Tidak seolah menguliti mereka sehingga bahasanya mereka jadi malu. Nah ini jangan sampai," kata Yenti kepada
Medcom.id di Universitas Trisakti, Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019.
Menurut dia, uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR memang menjadi momok bagi calon pimpinan. Yenti minta agar anggapan ini bisa dihilangkan.
Hal ini, kata dia, tak menutup kemungkinan membuat para calon takut mendaftar. Yenti tak ingin calon-calon potensial tak terjaring karena masalah ini.
"Saya khawatir ada potensi bagus tapi enggak daftar, karena mereka takut menghadapi
fit and proper test di DPR," ujar Yenti.
Pansel berharap DPR bisa memperhatikan hal ini. Dengan begitu, penyaringan lima dari 10 kandidat yang disodorkan pihaknya nanti benar-benar melalui seleksi berdasarkan substansi.
Baca: 9 Pati Polri Lolos Seleksi Internal untuk Capim KPK
Dosen hukum pidana Universitas Trisakti ini juga menyampaikan penilaian atas pembukaan pendaftaran calon pimpinan KPK. Menurut dia, safari pihaknya ke delapan provinsi menuai hasil.
Doktor bidang pencucian uang itu menyebut 27 kandidat yang mendaftar berasal dari daerah luar Jakarta. Dengan demikian, Pansel telah menjalankan tugas untuk menarik minat semua unsur berpartisipasi.
"Ini cukup berhasil, yang daerah ikut mendaftar. Ada dua yang dari Surabaya," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)