Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Pimpinan Jaringan Teroris Poso Bunuh Puluhan Orang

Siti Yona Hukmana • 01 Desember 2020 12:15
Jakarta: Pimpinan jaringan teroris Jemaah Islamiyah (JI) Taufik Bulaga alias Upik Luwanga (UL) disebut telah membunuh puluhan orang. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil interogasi Taufik yang ditangkap di Lampung Tengah pada 23 November 2020.
 
"Tindak pidana terorisme  yang dilakukan UL selama ada di Poso telah mengakibatkan 27 orang saudara-saudara kita meninggal dunia dan 92 orang mengalami luka luka," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, 1 Desember 2020. 
 
Baca: Pimpinan Jaringan Teroris Poso Ditangkap

Awi mengatakan saat itu banyak terjadi kasus terorisme di Poso, Sulawesi Tengah. Polri langsung membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penegakan Hukum (Gakkum) di wilayah tersebut. 
 
"Satgas ini berhasil menangkap pelaku pengeboman dan penembakan, di antaranya Hasanudin Basri yang merupakan kawan dari UL pada periode 2006-2007," ujar jenderal bintang satu itu. 
 
Awi mengungkapkan pelaku teror yang terkenal dengan nama Taufik itu merupakan anggota teroris jaringan JI di Sulawesi Tengah. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror membongkar keterlibatan Taufik dalam konflik Poso pada 2001. 
 
Kala itu, kata Awi, kelompok JI turun ke Poso untuk melakukan pelatihan militer kepada pemuda-pemuda muslim Poso. Pemuda itu diberi nama uhud 1, 2 dan 3. Uhud itu nama angkatan pelatihan militer JI.
 
Keterlibatan Taufik lainnya di Sulawesi Tengah yakni pembunuhan Helmi Tembiling, istri anggota TNI AD pada 2004. Kemudian penembakan dan pengeboman Gereja Anugerah pada Desember 2004; pengeboman Gor Poso pada 17 Juli 2004; dan pengeboman bom Pasar Sentral pada 13 November 2004.
 
Lalu, pengeboman Pasar Tentena pada 28 Mei 2005; pengeboman Pura Landangan pada 12 Maret 2005; dan pengeboman Pasar Maesa pada 31 Desember 2005. Selain itu, bom termos nasi Tengkura pada 26 September 2006; bom senter Kawua pada 9 September 2006; dan penembekan sopir angkot Mandale. 
 
"Tahun 2020 bahwasanya yang bersangkutan telah membuat senjata api rakitan dan pembuatan bungker," beber Awi.
 
Awi menyebut Taufik dibaiat oleh dokter Agus jaringan JI asal Jawa Timur. Setelah dibaiat, Taufik diutus ke Hawa oleh JI Poso pimpinan Hasanudin Basri untuk mempelajari ilmu pembuatan bom dengan ledakan berkekuatan besar ke dokter Ashari.  
 
Awi mengatakan Taufik telah masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 2006. Dia disembunyikan oleh JI karena dianggap aset berharga. Sebab, Taufik adalah murid dokter Ashari, pelaku teror yang tewas sebelumnya. 
 
Awi menyebut Taufik melarikan diri dari Poso pada 2007 melalui jalur Makassar-Surabaya-Solo hingga menetap di Lampung. Taufik akhirnya ditangkap Densus 88 Antiteror di Seputih Banyak, Lampung Tengah pada 23 November 2020 pukul 14.35 WIB. 
 
Polri menyita sejumlah barang bukti. Antara lain delapan bilah senjata tajam, satu senjata api rakitan, satu senjata angin, satu krosbo, saty panah, 13 peluru, dan satu bungker dengan kedalaman 12 meter. Bungker itu dibuat JI untuk Taufik menyimpan senjata alat peledak komponen bom.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan