Jakarta: Aparat keamanan diharapkan bisa lebih proaktif mendeteksi aktivitas masyarakat yang terindikasi pelaku pengeboman. Ini penting untuk mencegah terulangnya kasus terorisme.
"Pelaku bom seharusnya bisa terdeteksi sejak saat pembelian dan pengumpulan bahan-bahan peledak berbahaya. Semoga ke depan tidak ada lagi rakyat yang tak berdaya jadi korban," kata Ketua Dewan Pembina DPP Peduli Bangsa Nusantara (PBN), Rahmat Bastian, kepada wartawan, Selasa, 30 Maret 2021.
Dia juga mengutuk keras aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Kekerasan terhadap pemeluk agama lain tidak dibenarkan, baik secara etika maupun Undang-undang.
Rahmat menegaskan tidak ada satu agama pun yang mengajarkan membenci dan melakukan kekerasan. Apalagi melakukan teror terhadap umat agama lain.
"Siapa pun atau kelompok mana pun yang melakukan teror harus mendapatkan hukuman. Negara harus mengusut tuntas gerakan ideologis sesat yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," tegas Rahmat.
Bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar memakan korban jiwa dan 20 orang terluka. Dia meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus tersebut.
Baca: Cegah Terorisme, Polri Masifkan Pemetaan Kelompok Radikal
Dia yakin Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Polda Sulsel segera mengusut tuntas dan menangkap otak dari aksi keji itu. Rahmat mengimbau masyarakat tidak terpancing provokasi berbau SARA yang memecah persatuan dan kesatuan NKRI.
"Maka itu, kita jangan terpancing. Justru kita harus semakin bersatu dalam keberagaman dan jangan takut dengan teror semacam ini," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum DPP PBN Ferry Razali Harahap menyebut tindakan terorisme merupakan ancaman untuk NKRI. Di sisi lain, dia mengapresiasi kerja cepat kepolisian mengusut dan menangkap terduga teroris.
"Kami juga meminta Polri mengusut tuntas kejadian itu dan kejar terus siapa dalang atau aktor intlektualnya. Karena kelompok ini tidak mungkin kerja sendiri apalagi sudah menyiapkan bom tersebut," kata Ferry.
Dia mempertanyakan kinerja intelijen Indonesia karena tidak bisa mengantisipasi dari awal. Aparat kepolisian, intelijen, serta intitusi lainnya diharap lebih proaktif memutus mata rantai kelompok kelompok teroris. Seluruh pengurus DPP PBN mendoakan agar seluruh korban bom bunuh diri yang menderita luka-luka segera pulih.
Jakarta: Aparat keamanan diharapkan bisa lebih proaktif mendeteksi aktivitas masyarakat yang terindikasi pelaku pengeboman. Ini penting untuk mencegah terulangnya kasus
terorisme.
"Pelaku bom seharusnya bisa terdeteksi sejak saat pembelian dan pengumpulan bahan-bahan peledak berbahaya. Semoga ke depan tidak ada lagi rakyat yang tak berdaya jadi korban," kata Ketua Dewan Pembina DPP Peduli Bangsa Nusantara (PBN), Rahmat Bastian, kepada wartawan, Selasa, 30 Maret 2021.
Dia juga mengutuk keras aksi bom bunuh diri di depan
Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Kekerasan terhadap pemeluk agama lain tidak dibenarkan, baik secara etika maupun Undang-undang.
Rahmat menegaskan tidak ada satu agama pun yang mengajarkan membenci dan melakukan kekerasan. Apalagi melakukan teror terhadap umat agama lain.
"Siapa pun atau kelompok mana pun yang melakukan teror harus mendapatkan hukuman. Negara harus mengusut tuntas gerakan ideologis sesat yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," tegas Rahmat.
Bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar memakan korban jiwa dan 20 orang terluka. Dia meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus tersebut.
Baca:
Cegah Terorisme, Polri Masifkan Pemetaan Kelompok Radikal
Dia yakin Densus 88 Antiteror
Mabes Polri dan Polda Sulsel segera mengusut tuntas dan menangkap otak dari aksi keji itu. Rahmat mengimbau masyarakat tidak terpancing provokasi berbau SARA yang memecah persatuan dan kesatuan NKRI.
"Maka itu, kita jangan terpancing. Justru kita harus semakin bersatu dalam keberagaman dan jangan takut dengan teror semacam ini," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum DPP PBN Ferry Razali Harahap menyebut tindakan terorisme merupakan ancaman untuk NKRI. Di sisi lain, dia mengapresiasi kerja cepat kepolisian mengusut dan menangkap terduga teroris.
"Kami juga meminta Polri mengusut tuntas kejadian itu dan kejar terus siapa dalang atau aktor intlektualnya. Karena kelompok ini tidak mungkin kerja sendiri apalagi sudah menyiapkan bom tersebut," kata Ferry.
Dia mempertanyakan kinerja intelijen Indonesia karena tidak bisa mengantisipasi dari awal. Aparat kepolisian, intelijen, serta intitusi lainnya diharap lebih proaktif memutus mata rantai kelompok kelompok teroris. Seluruh pengurus DPP PBN mendoakan agar seluruh korban
bom bunuh diri yang menderita luka-luka segera pulih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)