Direktur Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel (Persero) Wisnu Kuncoro Foto: ANT/Rivan Awal Lingga
Direktur Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel (Persero) Wisnu Kuncoro Foto: ANT/Rivan Awal Lingga

Direktur Utama Pastikan Kinerja Krakatau Steel tak Terganggu

Husen Miftahudin • 24 Maret 2019 01:47
Jakarta: Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Silmy Karim, memastikan penetapan tersangka Direktur Teknologi dan Produksi PTKS Wisnu Kuncoro tak memengaruhi kinerja perusahaan. Program kerja, pengembangan, serta target perusahaan untuk tahun ini, dipastikan tercapai.
 
"Penegakan hukum yang sedang berlangsung ini tidak akan menggangu program kerja perusahaan, pengembangan yang sedang dikembangkan, dan pencapaian target tahun 2019," jelas Silmy di Jakarta, Sabtu malam, 23 Maret 2019.
 
Silmy merasa prihatin atas kasus yang menimpa Wisnu. Terlebih, perusahaan saat ini tengah gencar melakukan pembenahan internal dan perbaikan kinerja perseroan dengan mengedepankan profesionalisme dan tata kelola lembaga baik atau Good Corporate Governance (GCG) di segala bidang.

Namun demikian, Silmy menghormati dan menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku. Manajemen Krakatau Steel juga mendukung upaya-upaya pemberantasan korupsi, serta bersikap kooperatif kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
 
"Manajemen Krakatau Steel akan membantu sepenuhnya proses hukum yang dilakukan oleh KPK dan berharap proses ini segera selesai sehingga perseroan segera dapat memenuhi target produksi baja untuk mendukung pembangunan infrastruktur nasional," ungkap Silmy.
 
Sebelumnya, KPK menetapkan Wisnu Kuncoro sebagai tersangka atas kasus pengadaan kontainer dan boiler di pabrik blast furnace PTKS, Cilegon, Banten. Penetapan tersangka ini merupakan buntut dari operasi tangkap tangan pada Jumat malam, 22 Maret 2019.
 
Selain Wisnu, Lembaga Antirasuah juga menetapkan seorang swasta, Alexander Muskitta, sebagai tersangka yang diduga berperan sebagai penerima suap. Juga, dua orang swasta atas nama Kenneth Sutardja dan Kurniawan Eddy Tjokro sebagai tersangka pemberi suap.
 
Pada tahun ini, Krakatau Steel menargetkan produksi baja sebanyak 2,8 juta ton. Angka itu meningkat dibandingkan dengan produksi baja sepanjang 2018 yang diprediksi sebanyak 2,2 juta ton.
 
Menukil laman resmi Krakatau Steel, selama Januari-September 2018 perseroan memproduksi 1,54 juta ton atau naik 14,24 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,39 juta ton.
 
Sementara hingga September 2018, Krakatau Steel menderita rugi bersih sebanyak USD37,82 juta. Angka itu turun bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dimana perseroan menderita rugi bersih sebesar USD75,05 juta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan