medcom.id, Jakarta: Polisi masih melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap jenazah terduga gembong teroris Poso, Santoso. Polisi akan menyampaikan kepastian jenazah itu merupakan jasad Santoso atau bukan setelah tes DNA selesai.
"Proses DNA perlu sekitar minimal tiga hari. Jadi tiga hari ke depan akan dilakukan memastikan hasil dari pada uji laboratoris DNA ini," kata Kepala Divisi Humas Polri Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2016).
Menurut Boy, pihaknya telah mengambil sampel DNA putri Santoso, Selasa 19 Juli malam. Tes DNA menjadi rangkaian tes terakhir setelah lima tahapan dilakukan polisi.
Tim identifikasi telah mendapati pengenalan fisik jenazah Santoso. Polisi juga telah mengenali ciri lain Santoso yakni tahi lalat di tengah dahi dan di alis kiri serta kanan.,
"Kemudian (tahi lalat) di bawah bibir juga ada dan luka tembak dipaha tahun 2007," ucap Boy.
Tim juga telah mengidentifikasi sidik jari Santoso. Kebetulan, kata Boy, Santoso pernah menjadi tahanan Polri pada 2004. "Pernah diambil, sidik jari itu cocok," ujar dia.
Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso tewas tertembak saat kontak senjata dengan Satgas Tinombala di wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin 18 Juli sekitar pukul 18.30 WITA. Satgas Tinombala dengan sandi Alfa 29 melaporkan, mereka terlibat kontak senjata sejak pukul 17.00 WITA.
medcom.id, Jakarta: Polisi masih melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap jenazah terduga gembong teroris Poso, Santoso. Polisi akan menyampaikan kepastian jenazah itu merupakan jasad Santoso atau bukan setelah tes DNA selesai.
"Proses DNA perlu sekitar minimal tiga hari. Jadi tiga hari ke depan akan dilakukan memastikan hasil dari pada uji laboratoris DNA ini," kata Kepala Divisi Humas Polri Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2016).
Menurut Boy, pihaknya telah mengambil sampel DNA putri Santoso, Selasa 19 Juli malam. Tes DNA menjadi rangkaian tes terakhir setelah lima tahapan dilakukan polisi.
Tim identifikasi telah mendapati pengenalan fisik jenazah Santoso. Polisi juga telah mengenali ciri lain Santoso yakni tahi lalat di tengah dahi dan di alis kiri serta kanan.,
"Kemudian (tahi lalat) di bawah bibir juga ada dan luka tembak dipaha tahun 2007," ucap Boy.
Tim juga telah mengidentifikasi sidik jari Santoso. Kebetulan, kata Boy, Santoso pernah menjadi tahanan Polri pada 2004. "Pernah diambil, sidik jari itu cocok," ujar dia.
Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso tewas tertembak saat kontak senjata dengan Satgas Tinombala di wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin 18 Juli sekitar pukul 18.30 WITA. Satgas Tinombala dengan sandi Alfa 29 melaporkan, mereka terlibat kontak senjata sejak pukul 17.00 WITA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)