"Ini rapat koordinasi untuk penyebaran personel Indonesia di dalam pasukan perdamaian untuk misi pemiliharaan perdamaian," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi usai pertemuan di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2016).
Rapat ini dipimpin Menko Polhukam Wiranto dan dihadiri Retno bersama Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Retno menjelaskan, Indonesia merupakan kontributor terbesar yang menempatkan tentara dalam pasukan perdamaian PBB.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tak hanya pasukan, Indonesia juga kerap mengirim alutsista untuk kepentingan misi perdamaian di sepuluh negara. Rapat koordinasi, kata Retno, membahas peningkatan komitmen berkelanjutan Indonesia dalam misi perdamaian ini.
"Untuk menerjemahkannya atau pelaksanaannya, kami sudah membuat suatu roadmap menuju hal tersebut," ujar dia.
Aset Diplomasi
Indonesia merupakan salah satu negara yang getol mencalonkan diri sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada 2019-2020. Retno mengatakan, penebalan komitmen dalam misi perdamaian ini tak berhubungan dengan rencana pencalonan sebagai anggota tidak tetap DK PBB.
Namun, sikap Indonesia dalam menjaga perdamaian bisa menjadi aset diplomasi yang kuat di masa depan. Retno mengatakan, komitmen ini akan dijadikan aset pendukung pencalonan anggota tidak tetap DK PBB.
"Kontribusi yang sudah kita lakukan tidak salah kalau kita jadikan pendukung atau aset di dalam perjuangan kita mencalonkan diri dalam DK PBB 2019-2020," jelas Retno.
Indonesia menjadi salah satu dari sepuluh negara terbanyak mengirimkan personel pasukan perdamaian PBB. Tercatat, sekitar 2.800 lebih personel TNI dan Polri dalam kontingen Pasukan Garuda ditempatkan di sepuluh misi pemeliharaan perdamaian PBB.