Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar/ANT/Akbar Nugroho Gumay
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar/ANT/Akbar Nugroho Gumay

Polisi Telusuri Aliran Duit Teroris Bom Bekasi

Lukman Diah Sari • 16 Desember 2016 12:09
medcom.id, Jakarta: Terduga teroris tertangkap di Bekasi, diketahui menelima aliran duit toral Rp6 juta dari Bahrun Naim. Uang diberi secara bertahap untuk memuluskan aksi peledakan bom panci.
 
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menyebut, aliran duit tersebut dikirimkan melalui transfer rekening dari luar negeri. "Melalui transfer ya. Kita yakini dari luar negeri, dari jaringan Bahrun Naim. Itu terkait hasil yang terungkap di penyidikan kita," kata Boy di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2016).
 
Boy menyebut, ada pengiriman sejumlah duit yang digunakan untuk melancarkan aksi yang sedianya akan dilakukan di Istana Negara, saat pergantian jaga Paspampres. Polisi masih mengambangkan kasus mencari maksud lain aksi terencana itu.

Boy juga menduga dana diberikan tak hanya melalui Bahrun Naim. "Karena bisa jadi bukan hanya Bahrun saja yang mengirim, tapi lewat perantara juga di negara tertentu," ucap dia.
 
Diketahui, total dana yang sudah mengalir ke jaringan Bekasi berjumlah Rp6 Juta. Uang tersebut ditransfer Bahrun Naim beberapa tahap. Dana sebesar Rp5 Juta mengalir dari Bahrun Naim ke Muhamad Nur Solihin alias Abu Ghurob alias Abu Abdullah.
 
"Menerima transfer dana untuk aksi bunuh diri tersebut dari Bahrun Naim sebanyak dua kali, pertama Rp3 juta, kedua Rp2 juta," kata Boy, Kamis 15 Desember.
 
Sementara itu, terduga teroris Agus Supriyadi alias Agus juga diketahui menerima transfer duit dari Bahrun Naim. "Menerima uang dari Bahrun Naim sebesar Rp1 juta," jelasnya.
 
Uang tersebut bakal digunakan untuk kehidupan sehari-hari di indekos, di Bintara, Bekasi, sebelum melakukan aksi 11 Desember. Namun, aksi terornya gagal. Lantaran lebih dulu dicokok Densus 88 AT Polri.
 
Boy menyebut, aktivitas Solihin sudah terendus petugas. Lantaran dicurigai sempat membeli paku sebanyak tiga kilogram. Padahal Solihin tak memiliki aktivitas pembangunan.
 
"Yaitu melakukan pembelian paku lima centimeter sebanyak tiga kilogram. Tapi yang bersangkutan tak mempunyai aktivitas pembangunan," ucap dia.
 
Densus 88 sudah menangkap 13 orang terkait temuan bom di kawasan Bintara, Bekasi, Jawa Barat. Dari 13 orang tersebut, baru tujuh yang ditetapkan sebagai tersangka.
 
Mereka diduga masih saling terkait dan dalam satu jaringan sel Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sel jaringan baru ini diduga ciptaan Bahrun Naim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan