medcom.id, Jakarta: Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah menelusuri aliran dana biro perjalanan umrah First Travel. Jumlah jemaah yang diberangkatkan ke Arab Saudi mulai menyusut sejak 2015.
"Kalau kami melihat, dari tahun 2011 sampai 2017 memang banyak transaksi ke jemaah. Tapi, ke sini, dari mulai mengadakan promo, banyak yang tidak berangkat. Itu dari tahun 2015 dan 2016," kata Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin di kantornya, Jalan Ir. H. Juanda, Jakarta Pusat, Selasa 29 Agustus 2017.
Kiagus menjelaskan, PPATK menemukan aliran dana dan transaksi First Travel ke luar negeri. Salah satunya transaksi pembelian sebuah restoran di Inggris.
PPATK juga menemukan transaksi dari pemilik First Travel, Anniesa Hasibuan, di New York, Amerika Serikat. Transaksi itu disebut terkait kegiatan Anniesa dalam ajang pameran busana.
Beberapa transaksi memang digunakan untuk kepentingan bisnis First Travel. Di antaranya untuk pembelian tiket, sewa hotel, dan operasional memberangkatkan jemaah.
Kiagus memastikan belum ada aliran dana yang mengalir ke pejabat publik. "Secara terang benderang belum, tetapi kita tidak tahu kalau ke belakang. Sejauh ini belum ada, tapi saya kira kita tunggu saja."
Sebelumnya, polisi menduga uang ratusan miliar rupiah dari korban sebagian besar digunakan untuk kepentingan pribadi tersangka. Menurut Firman, proses penelusuran keseluruhan dana milik First Travel saat ini belum dapat dilacak PPATK.
Penyidik menelusuri berbagai rekening dan aset milik tersangka. Dari 40 buku tabungan, penyidik hanya menemukan uang sekitar Rp1,3 juta di salah satu rekening. Sedangkan 13 dari 30 rekening yang ditelusuri PPATK telah diblokir.
Dari hasil pengumpulan aset para tersangka, polisi menemukan mobil Volkswagen Caravelle, Mitsubishi Pajero, Toyota Vellfire, Daihatsu Sirion, serta Toyota Fortuner. Selain itu, ada 11 mobil yang pernah dimiliki tersangka, tapi telah berpindah kepemilikan.
Ada pula sejumlah aset gedung dan rumah, di antaranya rumah mewah di Sentul City, Depok, Jalan Kebagusan, Pasar Minggu. Mereka juga memiliki aset berupa rumah kontrakan di Cilandak, Kantor PT First Anugerah di Jalan TB Simatupang, dan di Gedung Atrium Mulia Suite Rasuna Said, serta butik milik Anniesa di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Penyidik juga menelusuri aset berupa sebuah restoran di Inggris. Informasinya, restoran itu dibeli pada 2016 seharga 700 ribu pound sterling.
Dari penggeledahan di rumah tersangka di Sentul City, polisi menemukan 8 air softgun laras panjang, 1 pistol, dan 10 butir peluru tajam kaliber 5,56 milimeter. Sebagian memiliki izin kepemilikan, sebagian lagi tidak.
"Ada beberapa aset enggak diakui tersangka. Ada beberapa mobil, bangunan, kemudian ada kendaraan yang dia sampaikan bahwa 'bukan milik saya lagi'," kata Kabag Penum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul, beberapa waktu lalu.
medcom.id, Jakarta: Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah menelusuri aliran dana biro perjalanan umrah First Travel. Jumlah jemaah yang diberangkatkan ke Arab Saudi mulai menyusut sejak 2015.
"Kalau kami melihat, dari tahun 2011 sampai 2017 memang banyak transaksi ke jemaah. Tapi, ke sini, dari mulai mengadakan promo, banyak yang tidak berangkat. Itu dari tahun 2015 dan 2016," kata Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin di kantornya, Jalan Ir. H. Juanda, Jakarta Pusat, Selasa 29 Agustus 2017.
Kiagus menjelaskan, PPATK menemukan aliran dana dan transaksi First Travel ke luar negeri. Salah satunya transaksi pembelian sebuah restoran di Inggris.
PPATK juga menemukan transaksi dari pemilik First Travel, Anniesa Hasibuan, di New York, Amerika Serikat. Transaksi itu disebut terkait kegiatan Anniesa dalam ajang pameran busana.
Beberapa transaksi memang digunakan untuk kepentingan bisnis First Travel. Di antaranya untuk pembelian tiket, sewa hotel, dan operasional memberangkatkan jemaah.
Kiagus memastikan belum ada aliran dana yang mengalir ke pejabat publik. "Secara terang benderang belum, tetapi kita tidak tahu kalau ke belakang. Sejauh ini belum ada, tapi saya kira kita tunggu saja."
Sebelumnya, polisi menduga uang ratusan miliar rupiah dari korban sebagian besar digunakan untuk kepentingan pribadi tersangka. Menurut Firman, proses penelusuran keseluruhan dana milik First Travel saat ini belum dapat dilacak PPATK.
Penyidik menelusuri berbagai rekening dan aset milik tersangka. Dari 40 buku tabungan, penyidik hanya menemukan uang sekitar Rp1,3 juta di salah satu rekening. Sedangkan 13 dari 30 rekening yang ditelusuri PPATK telah diblokir.
Dari hasil pengumpulan aset para tersangka, polisi menemukan mobil Volkswagen Caravelle, Mitsubishi Pajero, Toyota Vellfire, Daihatsu Sirion, serta Toyota Fortuner. Selain itu, ada 11 mobil yang pernah dimiliki tersangka, tapi telah berpindah kepemilikan.
Ada pula sejumlah aset gedung dan rumah, di antaranya rumah mewah di Sentul City, Depok, Jalan Kebagusan, Pasar Minggu. Mereka juga memiliki aset berupa rumah kontrakan di Cilandak, Kantor PT First Anugerah di Jalan TB Simatupang, dan di Gedung Atrium Mulia Suite Rasuna Said, serta butik milik Anniesa di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Penyidik juga menelusuri aset berupa sebuah restoran di Inggris. Informasinya, restoran itu dibeli pada 2016 seharga 700 ribu pound sterling.
Dari penggeledahan di rumah tersangka di Sentul City, polisi menemukan 8 air softgun laras panjang, 1 pistol, dan 10 butir peluru tajam kaliber 5,56 milimeter. Sebagian memiliki izin kepemilikan, sebagian lagi tidak.
"Ada beberapa aset enggak diakui tersangka. Ada beberapa mobil, bangunan, kemudian ada kendaraan yang dia sampaikan bahwa 'bukan milik saya lagi'," kata Kabag Penum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul, beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OJE)