Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Syarif - Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo.
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Syarif - Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo.

Syarif Bantah Beri Pelicin untuk Jadi Rektor

Kautsar Widya Prabowo • 17 Juni 2019 15:54
Jakarta: Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Syarif, membantah menyuap mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy untuk bisa menduduki jabatan rektor. Syarif mengaku mengikuti seleksi calon rektor IAIN Pontianak secara prosedural.
 
"Enggak ada-lah. Apa yang mau saya kasih? Gaji saya seberapa," kata Syarif usai diperiksa buat tersangka Romy di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin, 17 Juni 2019.
 
Syarif menyebut proses seleksi calon rektor di IAIN Pontianak profesional dan terbuka. Terlebih, dengan dibentuknya panitia seleksi yang terdiri dari pihak-pihak yang berkompeten.

"Pansel saya punya tim pansel, tim senat, kemudian komsel, tujuh professor. Nggak bisa diintervensi. Silakan tanya di sana nilainya seperti apa. Karena kan saya tidak tahu," tutur dia. 
 
Dia mengaskan jabatan yang diemban saat ini didapat sesuai aturan. "Normal. Kita di Pontianak normal kan," tutur dia. 
 
Dia mengaku mengenal dengan Romy. Pertemuan keduanya terjadi saat Muktamar NU. Saat itu Syarif belum menjadi rektor. 
 
(Baca juga: Dugaan Suap Pemilihan Rektor UIN Mulai Diusut KPK)
 
Namun, dalam pertemuan, Syarif mengaku tak berkomunikasi intensif dengan Romy. "Enggak ada enggak ada. Orang penting mana mau ketemu saya. Saya mau ketemu orang penting mana mau enggak bisa," pungkas dia. 
 
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan fakta baru terkait dugaan suap dalam sistem pemilihan rektor perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama (Kemenag). Tiga calon rektor Universitas Islam Negeri (UIN) di sejumlah daerah akan dipanggil penyidik untuk dimintai keterangan.
 
"Dalam bulan Juni ini kami berencana mulai melakukan pemeriksaan untuk sejumlah calon rektor UIN di beberapa daerah, surat sudah kami sampaikan," kata juru bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat, 14 Juni 2019.
 
Febri mengakui skandal pemilihan rektor ini terendus dalam proses penyidikan jual beli jabatan di Kemenag yang menjerat mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy (RMY). Diduga, ada praktik rasuah dalam meloloskan salah satu rektor di UIN dari pengembangan kasus Romy.
 
"Ada tiga calon ya kalau calon yang akan dipilih itu tiga yang terbaik kemudian salah satunya dipilih jadi mereka kami periksa sebagai saksi untuk tersangka RMY ini," ujar dia.
 
Namun, Febri menolak memerinci ihwal dugaan suap pemilihan rektor UIN tersebut. Yang jelas, kata dia, penyidik telah mengantongi informasi atau fakta baru terkait cawe-cawe pada universitas di bawah Kemenag itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan