medcom.id, Jakarta: Aktivis Perempuan sekaligus Ketua Majelis Kedaulatan RI (MKRI), Ratna Sarumpaet mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan KPK. Alasan utama Ratna, banyak kasus korupsi besar yang belum berhasil diungkap KPK.
"Kerena saya merasa saya mampu. Tidak masuk akal kasus-kasus korupsi besar tidak terungkap, di mana letak masalahnya? mungkin dapet tekanan kali ya, dan aku orang yang enggak bisa ditekan," ujar Ratna saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Selasa (30/6/2015).
Menurut Ratna, selain berani, calon pimpinan KPK nantinya harus memiliki integritas. Dia meminta, Panitia seleksi Capim KPK tidak hanya melihat latar belakang pendidikan.
"Yang punya integritas dong, yang memiliki kemampuan memberantas korupsi, dan itu tidak ditunjukkan oleh ijazah," tukas Ratna yang dikenal sebagai seniman dan budayawan ini.
Perempuan dengan pendidikan terakhir SMA itu juga tak masalah harus bersaing dengan pendaftar lain yang datang dari berbagai latar belakang. "Saya tak pernah takut," katanya.
Sebelumnya, Anggota Pansel Capim KPK, Betti Alisjahbana mengatakan, profesi pendaftar cukup variatif. Di antara 485 pendaftar, 78 merupakan PNS, 71 dosen, 69 adavokat, 47 pegawai swasta, 41 pensiunan, 28 wiraswasta dan 19 dari Polri yang enam di antaranya merupakan purnawirawan.
"Profesi lain yang menarik adalah TNI ada 4 (2 purnawirawan), Hakim 3, KPK 2, Wartawan 4," tambah Betti.
Pendaftaran akan diutup pada 3 Juli tepat pukul 12.00 WIB. Pengumuman nama-nama yang lolos seleksi administrasi akan dilaksanakan pada 4 Juli melalui press conference dan di situs www.setneg.go.id.
Sementara masyarakat bisa memberi respons terhadap nama yang lolos sejak 4 Juli hingga 3 Agustus. "Kami akan sediakan halaman khusus di situs www.setneg.go.id untuk memberikan tanggapan. Agar dapat ditindaklanjuti, tanggapan positif, netral, negatif hendaknya disertai dengan informasi atau data pendukung," terang Betti.
medcom.id, Jakarta: Aktivis Perempuan sekaligus Ketua Majelis Kedaulatan RI (MKRI), Ratna Sarumpaet mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan KPK. Alasan utama Ratna, banyak kasus korupsi besar yang belum berhasil diungkap KPK.
"Kerena saya merasa saya mampu. Tidak masuk akal kasus-kasus korupsi besar tidak terungkap, di mana letak masalahnya? mungkin dapet tekanan kali ya, dan aku orang yang enggak bisa ditekan," ujar Ratna saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Selasa (30/6/2015).
Menurut Ratna, selain berani, calon pimpinan KPK nantinya harus memiliki integritas. Dia meminta, Panitia seleksi Capim KPK tidak hanya melihat latar belakang pendidikan.
"Yang punya integritas dong, yang memiliki kemampuan memberantas korupsi, dan itu tidak ditunjukkan oleh ijazah," tukas Ratna yang dikenal sebagai seniman dan budayawan ini.
Perempuan dengan pendidikan terakhir SMA itu juga tak masalah harus bersaing dengan pendaftar lain yang datang dari berbagai latar belakang. "Saya tak pernah takut," katanya.
Sebelumnya, Anggota Pansel Capim KPK, Betti Alisjahbana mengatakan, profesi pendaftar cukup variatif. Di antara 485 pendaftar, 78 merupakan PNS, 71 dosen, 69 adavokat, 47 pegawai swasta, 41 pensiunan, 28 wiraswasta dan 19 dari Polri yang enam di antaranya merupakan purnawirawan.
"Profesi lain yang menarik adalah TNI ada 4 (2 purnawirawan), Hakim 3, KPK 2, Wartawan 4," tambah Betti.
Pendaftaran akan diutup pada 3 Juli tepat pukul 12.00 WIB. Pengumuman nama-nama yang lolos seleksi administrasi akan dilaksanakan pada 4 Juli melalui press conference dan di situs www.setneg.go.id.
Sementara masyarakat bisa memberi respons terhadap nama yang lolos sejak 4 Juli hingga 3 Agustus. "Kami akan sediakan halaman khusus di situs www.setneg.go.id untuk memberikan tanggapan. Agar dapat ditindaklanjuti, tanggapan positif, netral, negatif hendaknya disertai dengan informasi atau data pendukung," terang Betti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)