medcom.id, Jakarta: Sejumlah petugas administrasi Badan Narkotika Nasional (BNN) diperiksa terkait testimoni gembong narkoba Freddy Budiman yang dipublikasikan Koordinator KontraS Haris Azhar.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan, pihaknya sudah memeriksa sejumlah petugas BNN. Beberapa yang dimintai keterangan adalah mereka yang mengurusi administrasi penugasan pegawai BNN.
"Mereka yang memegang administrasi surat-surat keluar. Termasuk surat tugas atau surat perintah," kata Budi di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Senin (8/8/2016).
Pria yang biasa disapa Buwas ini berjanji menindak tegas siapa pun anak buahnya yang terbukti terlibat. Hukumannya bisa saja berlapis, secara etik maupun pidana umum.
"Pasti kami tindak tegas oknum-oknum itu. Yang melakukan pelanggaran itu. Apalagi dia aparat. Hukumannya lebih daripada orang biasa," ujar Buwas.
Lihat: Polri akan Usut Kasus Haris Azhar
Hari ini, BNN memanggil mantan Kepala Lapas Nusakambangan Liberty Sitinjak. Sekira dua jam lebih Sitinjak memberikan keterangan di kantor BNN. Ada sejumlah hal yang ingin dikonfirmasi BNN pada Sitinjak soal nyanyian Freddy. Salah satunya soal informasi adanya permintaan oknum anggota BNN mencopot kamera pengintai di sel Freddy.
Bandar narkoba Freddy Budiman. Foto: Antara/Idhad Zakaria
Sitinjak tak membocorkan sedikitpun hasil pertemuannya dengan BNN. Dia beralasan tak berani sesumbar pada publik sebelum melapor ke Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laolly.
Sitinjak merupakan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Batu, satu di antara tujuh lapas yang berada di Pulau Nusakambangan, periode September 2013 – September 2014. Saat itu Sitinjak juga menjadi koordinator tujuh kepala lapas di Pulau Nusakambangan.
Baca: Johan Beberkan Pemberitahuan Haris Soal Freddy Sebelum Eksekusi Mati
Kasus ini muncul setelah Haris mengungkapkan informasi pengakuan Freddy terkait keterlibatan sejumlah penegak hukum dan petugas lembaga negara dalam bisnis narkotika yang dikendalikan Freddy. Haris bertemu Freddy di Lapas Nusakambangan pada 2014. Pertemuan disaksikan oleh Sitinjak.
Dalam kesaksian itu, ada keterangan soal permintaan dari oknum BNN, Polri, dan TNI yang terlibat dalam jaringan narkoba Freddy. Menurut Haris, Freddy menyebut ada oknum BNN yang meminta kamera pengawas di tempatnya ditahan di Nusakambangan, dilepas.
medcom.id, Jakarta: Sejumlah petugas administrasi Badan Narkotika Nasional (BNN) diperiksa terkait testimoni gembong narkoba Freddy Budiman yang dipublikasikan Koordinator KontraS Haris Azhar.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan, pihaknya sudah memeriksa sejumlah petugas BNN. Beberapa yang dimintai keterangan adalah mereka yang mengurusi administrasi penugasan pegawai BNN.
"Mereka yang memegang administrasi surat-surat keluar. Termasuk surat tugas atau surat perintah," kata Budi di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Senin (8/8/2016).
Pria yang biasa disapa Buwas ini berjanji menindak tegas siapa pun anak buahnya yang terbukti terlibat. Hukumannya bisa saja berlapis, secara etik maupun pidana umum.
"Pasti kami tindak tegas oknum-oknum itu. Yang melakukan pelanggaran itu. Apalagi dia aparat. Hukumannya lebih daripada orang biasa," ujar Buwas.
Lihat:
Polri akan Usut Kasus Haris Azhar
Hari ini, BNN memanggil mantan Kepala Lapas Nusakambangan Liberty Sitinjak. Sekira dua jam lebih Sitinjak memberikan keterangan di kantor BNN. Ada sejumlah hal yang ingin dikonfirmasi BNN pada Sitinjak soal nyanyian Freddy. Salah satunya soal informasi adanya permintaan oknum anggota BNN mencopot kamera pengintai di sel Freddy.
Bandar narkoba Freddy Budiman. Foto: Antara/Idhad Zakaria
Sitinjak tak membocorkan sedikitpun hasil pertemuannya dengan BNN. Dia beralasan tak berani sesumbar pada publik sebelum melapor ke Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laolly.
Sitinjak merupakan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Batu, satu di antara tujuh lapas yang berada di Pulau Nusakambangan, periode September 2013 – September 2014. Saat itu Sitinjak juga menjadi koordinator tujuh kepala lapas di Pulau Nusakambangan.
Baca:
Johan Beberkan Pemberitahuan Haris Soal Freddy Sebelum Eksekusi Mati
Kasus ini muncul setelah Haris mengungkapkan informasi pengakuan Freddy terkait keterlibatan sejumlah penegak hukum dan petugas lembaga negara dalam bisnis narkotika yang dikendalikan Freddy. Haris bertemu Freddy di Lapas Nusakambangan pada 2014. Pertemuan disaksikan oleh Sitinjak.
Dalam kesaksian itu, ada keterangan soal permintaan dari oknum BNN, Polri, dan TNI yang terlibat dalam jaringan narkoba Freddy. Menurut Haris, Freddy menyebut ada oknum BNN yang meminta kamera pengawas di tempatnya ditahan di Nusakambangan, dilepas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)