Jakarta: Polri menyebut Gunung Sibayak, Karo, Sumatera Utara menjadi lokasi latihan terduga teroris, termasuk RMN pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan. Hal tersebut terkuak setelah Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap 46 terduga teroris, 23 di antaranya terkait bom bunuh diri tersebut.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan 23 terduga teroris itu merupakan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) jaringan Sumatera Utara-Aceh. Mereka berakasi dibawah komando Y alias Yasir alias Anto.
"Kelompok tersebut mengikuti baiat juga bersama kepada Abu Ibrahim Al Hasim Al Quraish (Pemimpin ISIS) kemudian ikut latihan dan mimpin latihan di Gunung Sibayak," ujar Dedi di Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Senin, 18 November 2019.
Lebih lanjut, Dedi juga merinci keterlibatan 23 tersangka terduga teroris yang baru ditangkap dalam akasi terornya. Tersangka pertama RMN, terduga teroris yang meninggal dunia saat melakukan amaliyahdi Mapolresta Medan. Kedua, wanita berinisial DA, merupakan istri dari RMN. Dia ditangkap di kecamatan Medan Belawan, Medan, Sumatera Utara pada Rabu, 13 November 2019.
"Keterlibatan yang bersangkutan antara lain melakukan komunikasi dengan saudari IPS, seorang napiter yang saat ini ditahan atau menjalin proses penahanan di Lapas kelas dua Medan," ucap Dedi.
Di samping itu, DA juga turut membantu membeli peralatan senjata tajam dan bahan-bahan untuk merakit bom guna melancarkan aksi suaminya melakukan idad.
Ketiga, adalah MAI yang ditangkap di Medan pada 13 November. Ia memiliki peran memfasilitasi tempat berkumpulnya kelompok jaringan JAD, di Gunung Sibayak Pada Mei 2019.
Keempat, seorang pria berinisial MN. Dia diduga turut terlibat termasuk kelompok ISIS. Bahkan, dia salah satu anggota aktif di kelompok JAD Anto. Selanjutnya, tersangka AL. Dia ditangkap pada Kamis, 14 November 2019.
"AL juga mengetahui pelaksanaan rakitan bom sendiri maupun tas yang akan digunakan oleh saudara RMN untuk melakukan bom bunuh diri, mengikuti baiat secara bersama," ucapnya.
Kemudian, tersangka berinisial AS yang ditangkap pada Kamis,14 November 2019. Dia diduga turut melaksanakan latihan di Gunung Sibayak. Bahkan, dia diajak dan dimotivasi oleh RMN untuk melakukan perlawanan terhadap anggota Kepolisian.
Selanjutnya terduga teroris bernisial F. Dia diduga membaiat diri serta ikut serta melaksanakan pelatihan atau idad. Kesembilan tersangka perempuan berinisial S. Dia diduga termasuk dalam kelompok JAD pimpinan Anto.
Ke-10 tersangka berinisial DH. Dia diduga telah membaiat diri kepada ISIS. Bahkan, DH diduga mengetahui rencana pelaksanaan teroris atau aksi teroris yang akan dilaksanakan oleh tersangka RMN. Ke-11 tersangka berinisial KS alias Abu Munzir. Dia diduga masuk dalam kelompok ISIS dan juga mengetahui sasaran aksi terorisme yang dilakukan RMN.
Selanjutnya tersangka berinisial S, ditangkap di Banda Aceh. Dia diduga telah memfasilitasi tempat kelompok Y guna menjadikan tempat untuk membaiatkan diri ke ISIS. Di samping itu, dia turut latihan atau idad di Gunung Sibayak.
Kemudian tersangka berinisial Z alias Jaka. Dia diduga turut mengikuti latihan di Gunung Sibayak dan sudah membaiat diri ke ISIS sebanyak dua kali. Ke-15 tersangka berinisial MFJ yang diduga turut membaiat diri dan pernah mengikuti latihan di Gunung Sibayak sebanyak dua kali.
Selanjutnya tersangka berinisial SS. Dia diduga kuat telah mengetahui perakitan bom dan sudah pernah ikut latihan di Gunung Sibayak sebanyak dua kali.
Kemudian terdapat empat tersangka yang menyerahkan diri ke aparat kepolisian. Keempatnya ialah, W, DS, IF, dan DS. Keempatnya diduga termasuk dalam kelompok JAD pimpinan Anton. Selain itu, keempatnya juga baru membaiat diri ke ISIS dan turut mengikuti latihan di Gunung Sibayak.
Kemudian tersangka berinisial AH. Dia ditangkap pada Minggu, 17 Novemner 2019, di Medan. Polri menduga, AH terlibat aktif dalam kelompok JAD pimpinan Y atau Anton. Selain itu, dia juga turut mengikuti latihan di Gunung Sibayak. Bahkan, dia diduga menerima dan menyimpan senjata rakitan dari Anton.
Sementara, terdapat dua tersangka terduga teroris yang tewas saat hendak ditangkap Densus 88. Keduanya ialah AP dan K alias Khoir. Keduanya diduga turut bergabung dalam kelompok JAD pimpinan Anton. Keduanya terpaksa dilumpuhkan lantaran hendak melawan saat ingin ditangkap.
"Khusus untuk dua orang yang meninggal dunia ini, memiliki kualifikasi merakit bom, melakukan pembuatan bom untuk RMN yang digunakan untuk melakukan aksi terorisme di Mapolresta Medan," tutup Dedi.
Jakarta: Polri menyebut Gunung Sibayak, Karo, Sumatera Utara menjadi lokasi latihan terduga teroris, termasuk RMN pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan. Hal tersebut terkuak setelah Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap 46 terduga teroris, 23 di antaranya terkait bom bunuh diri tersebut.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan 23 terduga teroris itu merupakan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) jaringan Sumatera Utara-Aceh. Mereka berakasi dibawah komando Y alias Yasir alias Anto.
"Kelompok tersebut mengikuti baiat juga bersama kepada Abu Ibrahim Al Hasim Al Quraish (Pemimpin ISIS) kemudian ikut latihan dan mimpin latihan di Gunung Sibayak," ujar Dedi di Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Senin, 18 November 2019.
Lebih lanjut, Dedi juga merinci keterlibatan 23 tersangka terduga teroris yang baru ditangkap dalam akasi terornya. Tersangka pertama RMN, terduga teroris yang meninggal dunia saat melakukan amaliyahdi Mapolresta Medan. Kedua, wanita berinisial DA, merupakan istri dari RMN. Dia ditangkap di kecamatan Medan Belawan, Medan, Sumatera Utara pada Rabu, 13 November 2019.
"Keterlibatan yang bersangkutan antara lain melakukan komunikasi dengan saudari IPS, seorang napiter yang saat ini ditahan atau menjalin proses penahanan di Lapas kelas dua Medan," ucap Dedi.
Di samping itu, DA juga turut membantu membeli peralatan senjata tajam dan bahan-bahan untuk merakit bom guna melancarkan aksi suaminya melakukan idad.
Ketiga, adalah MAI yang ditangkap di Medan pada 13 November. Ia memiliki peran memfasilitasi tempat berkumpulnya kelompok jaringan JAD, di Gunung Sibayak Pada Mei 2019.
Keempat, seorang pria berinisial MN. Dia diduga turut terlibat termasuk kelompok ISIS. Bahkan, dia salah satu anggota aktif di kelompok JAD Anto. Selanjutnya, tersangka AL. Dia ditangkap pada Kamis, 14 November 2019.
"AL juga mengetahui pelaksanaan rakitan bom sendiri maupun tas yang akan digunakan oleh saudara RMN untuk melakukan bom bunuh diri, mengikuti baiat secara bersama," ucapnya.
Kemudian, tersangka berinisial AS yang ditangkap pada Kamis,14 November 2019. Dia diduga turut melaksanakan latihan di Gunung Sibayak. Bahkan, dia diajak dan dimotivasi oleh RMN untuk melakukan perlawanan terhadap anggota Kepolisian.
Selanjutnya terduga teroris bernisial F. Dia diduga membaiat diri serta ikut serta melaksanakan pelatihan atau idad. Kesembilan tersangka perempuan berinisial S. Dia diduga termasuk dalam kelompok JAD pimpinan Anto.
Ke-10 tersangka berinisial DH. Dia diduga telah membaiat diri kepada ISIS. Bahkan, DH diduga mengetahui rencana pelaksanaan teroris atau aksi teroris yang akan dilaksanakan oleh tersangka RMN. Ke-11 tersangka berinisial KS alias Abu Munzir. Dia diduga masuk dalam kelompok ISIS dan juga mengetahui sasaran aksi terorisme yang dilakukan RMN.
Selanjutnya tersangka berinisial S, ditangkap di Banda Aceh. Dia diduga telah memfasilitasi tempat kelompok Y guna menjadikan tempat untuk membaiatkan diri ke ISIS. Di samping itu, dia turut latihan atau idad di Gunung Sibayak.
Kemudian tersangka berinisial Z alias Jaka. Dia diduga turut mengikuti latihan di Gunung Sibayak dan sudah membaiat diri ke ISIS sebanyak dua kali. Ke-15 tersangka berinisial MFJ yang diduga turut membaiat diri dan pernah mengikuti latihan di Gunung Sibayak sebanyak dua kali.
Selanjutnya tersangka berinisial SS. Dia diduga kuat telah mengetahui perakitan bom dan sudah pernah ikut latihan di Gunung Sibayak sebanyak dua kali.
Kemudian terdapat empat tersangka yang menyerahkan diri ke aparat kepolisian. Keempatnya ialah, W, DS, IF, dan DS. Keempatnya diduga termasuk dalam kelompok JAD pimpinan Anton. Selain itu, keempatnya juga baru membaiat diri ke ISIS dan turut mengikuti latihan di Gunung Sibayak.
Kemudian tersangka berinisial AH. Dia ditangkap pada Minggu, 17 Novemner 2019, di Medan. Polri menduga, AH terlibat aktif dalam kelompok JAD pimpinan Y atau Anton. Selain itu, dia juga turut mengikuti latihan di Gunung Sibayak. Bahkan, dia diduga menerima dan menyimpan senjata rakitan dari Anton.
Sementara, terdapat dua tersangka terduga teroris yang tewas saat hendak ditangkap Densus 88. Keduanya ialah AP dan K alias Khoir. Keduanya diduga turut bergabung dalam kelompok JAD pimpinan Anton. Keduanya terpaksa dilumpuhkan lantaran hendak melawan saat ingin ditangkap.
"Khusus untuk dua orang yang meninggal dunia ini, memiliki kualifikasi merakit bom, melakukan pembuatan bom untuk RMN yang digunakan untuk melakukan aksi terorisme di Mapolresta Medan," tutup Dedi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(EKO)