medcom.id, Jakarta: Saut Situmorang, pimpinan KPK terpilih, sempat berujar ingin menghentikan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Padahal Sejak 2013, KPK sedang menyelidik kasus penerbitan Surat Keterangan Lunas BLBI yang menjadi kelanjutan kasus BLBI.
Saut beralasan, dirinya mempertimbangkan aspek efisiensi dalam meneruskan kasus tersebut.
"Dari fungsi manajemen efektif dan efesiensi mesti dilihat? Karena untuk mengirim orang butuh duit banyak," ujar Saut di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/12/2015).
Dia menuturkan, menindak koruptor BLBI bukan berarti menghentikan kasus. Tapi mengubah metode penindakan untuk mengembalikan uang negara secara utuh.
Sejauh ini, kata Saut, proses penyidikan kasus tersebut belum menghasilkan keputusan yang adil. Sebaliknya, malah ada jaksa yang memainkan kasus buat kepentingan pribadi.
"Duitnya enggak balik, keadilannya enggak datang," ujar dia.
Dalam diskusi bertema polemik KPK Jilid IV, Saut berharap agar buron kasus BLBI mendengarkan percakapan tersebut. Dia meminta buron untuk menghubunginya jika ingin kembali ke Tanah Air. Asalkan mengembalikan uang yang pernah dijarah.
"Mungkin hari ini yang punya uang itu lagi dengar. Bagaimana cara kembalikan uang, nanti bapak bisa telepon saya. Datang ke Indonesia temui saya," beber dia.
Metode manajemen efektif dan efisien menghadapi koruptor tersebut, kata dia, dipelajarinya dari Afrika Selatan. Dia berkeyakinan, perubahan metode akan menghasilkan banyak keuntungan.
"Ini bukan sok-sokan kayak Afrika Selatan, Mandela, metode yang sama bisa kita terapkan," imbuhnya.
medcom.id, Jakarta: Saut Situmorang, pimpinan KPK terpilih, sempat berujar ingin menghentikan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Padahal Sejak 2013, KPK sedang menyelidik kasus penerbitan Surat Keterangan Lunas BLBI yang menjadi kelanjutan kasus BLBI.
Saut beralasan, dirinya mempertimbangkan aspek efisiensi dalam meneruskan kasus tersebut.
"Dari fungsi manajemen efektif dan efesiensi mesti dilihat? Karena untuk mengirim orang butuh duit banyak," ujar Saut di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/12/2015).
Dia menuturkan, menindak koruptor BLBI bukan berarti menghentikan kasus. Tapi mengubah metode penindakan untuk mengembalikan uang negara secara utuh.
Sejauh ini, kata Saut, proses penyidikan kasus tersebut belum menghasilkan keputusan yang adil. Sebaliknya, malah ada jaksa yang memainkan kasus buat kepentingan pribadi.
"Duitnya enggak balik, keadilannya enggak datang," ujar dia.
Dalam diskusi bertema polemik KPK Jilid IV, Saut berharap agar buron kasus BLBI mendengarkan percakapan tersebut. Dia meminta buron untuk menghubunginya jika ingin kembali ke Tanah Air. Asalkan mengembalikan uang yang pernah dijarah.
"Mungkin hari ini yang punya uang itu lagi dengar. Bagaimana cara kembalikan uang, nanti bapak bisa telepon saya. Datang ke Indonesia temui saya," beber dia.
Metode manajemen efektif dan efisien menghadapi koruptor tersebut, kata dia, dipelajarinya dari Afrika Selatan. Dia berkeyakinan, perubahan metode akan menghasilkan banyak keuntungan.
"Ini bukan sok-sokan kayak Afrika Selatan, Mandela, metode yang sama bisa kita terapkan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TII)