Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah memblokir 4.078 konten bermuatan radikalisme dan terorisme yang beredar di website maupun akun media sosial hingga 30 Mei 2018. Selain itu, ada 20 ribu konten yang sedang diverifikasi.
"Konten radikalisme marak pascaserangan teror di Surabaya 13 Mei lalu. Sebagian besar konten yang ditutup itu terdapat pada Facebook dan Instagram," kata Menteri Kominfo Rudiantara dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 2 Juni 2018.
Pemblokiran, lanjutnya, termasuk akses terhadap buletin Al Fatihin terbitan Islamic State (IS). Buletin itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, baik dalam bentuk file, video sharing, dan website.
(Baca juga: Lebih Dari 7 Kampus Berpotensi Terpapar Radikalisme)
"Di buletin Al Fatihin ada 70 hingga 80-an versi yang beredar. Kita blokir semuanya," beber dia.
Rudi menegaskan kementeriannya terus berupaya mengamankan dunia maya dari konten-konten radikalisme dan terorisme.
"Secara umum peredarannya di dunia maya saat ini menurun, tetapi kita masih terus menyisirnya," pungkas Rudi.
(Baca juga: IT Jadi Alat Radikalisme Berkembang)
(DHK).
Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah memblokir 4.078 konten bermuatan radikalisme dan terorisme yang beredar di website maupun akun media sosial hingga 30 Mei 2018. Selain itu, ada 20 ribu konten yang sedang diverifikasi.
"Konten radikalisme marak pascaserangan teror di Surabaya 13 Mei lalu. Sebagian besar konten yang ditutup itu terdapat pada Facebook dan Instagram," kata Menteri Kominfo Rudiantara dikutip dari
Media Indonesia, Sabtu, 2 Juni 2018.
Pemblokiran, lanjutnya, termasuk akses terhadap buletin Al Fatihin terbitan Islamic State (IS). Buletin itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, baik dalam bentuk file, video sharing, dan website.
(Baca juga:
Lebih Dari 7 Kampus Berpotensi Terpapar Radikalisme)
"Di buletin Al Fatihin ada 70 hingga 80-an versi yang beredar. Kita blokir semuanya," beber dia.
Rudi menegaskan kementeriannya terus berupaya mengamankan dunia maya dari konten-konten radikalisme dan terorisme.
"Secara umum peredarannya di dunia maya saat ini menurun, tetapi kita masih terus menyisirnya," pungkas Rudi.
(Baca juga:
IT Jadi Alat Radikalisme Berkembang)
(DHK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)