medcom.id, Jakarta: Rina Aditya Sartika, anggota DPRD DKI dari Fraksi Gerindra tengah menjadi buah bibir. Diduga, Rina mengambil keuntungan dari proyek pengadaan buku yang dianggarkan dalam APBD DKI 2014.
Rina adalah anak dari Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Selatan Alex Usman. Alex telah diperiksa penyidik Polda Metro Jaya terkait pengadaan UPS. Kasus ini muncul seiring kisruh RAPBD 2015 yang menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ada dana siluman R12,1 triliun.
Semenjak itu Rina jarang tampak di rumahnya. Saat Metrotvnews.com mendatangi rumahnya di Jalan Duri Kencana IX No 4, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dia tak ada di rumah. Rumah bercat putih itu tampak tak terurus. Tidak ada tanda-tanda aktivitas. Rumah terkunci dengan satu bohlam lampu yang dibiarkan menyala di beranda.
RT setempat mengatakan, Rina mempunyai rumah lagi di Jalan Duri Kencana XV No 2. Saat kembali Metrotvnews.com mendatanginya, rumah itu juga kosong. Rumah bercat cokelat juga sepi, tampak seorang pria mondar mandir keluar masuk rumah.
Uni, 27, tetangga Rina, mengatakan semenjak kasus UPS terungkap Rina langsung meninggalkan rumah. Sampai saat ini rumah Rina hanya dijaga oleh seorang satpam.
"Semenjak itu, besok-besoknya dia sudah tidak ada. Kabarnya rumahnya ada tiga. Nah dia tinggal di rumah yang satu lagi, tapi gak tahu di mana," ujar Uni di lokasi, Kamis (19/3/2015).
Uni menjelaskan, sikap Rina sehari-hari sangat tertutup. Rina jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. "Orangnya sih kurang akrab sama tetangga, kurang bergaul gitu, jarang nongol gitu lah," tandasnya.
Diduga, Rina memanfaatkan dana APBD DKI Jakarta 2014 untuk mendanai program-program kampanye saat menjadi caleg lewat pengadaan buku. Salah satu judul bukunya adalah 'Dari Delman Menuju MRT' yang diperuntukkan bagi siswa Sekolah Menengah Pertama dengan nilai Rp600 juta, Sekolah Menengah Atas Rp500 juta, Sekolah Dasar Rp 830 juta, dan Sekolah Menengah Kejuruan senilai Rp500 juta.
Selain itu, ada judul buku lainnya, yakni 'Urban Batavia Urban Jakarta' yang dianggarkan dengan dana Rp500 juta, 'Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit' dengan anggaran Rp500 juta, dan 'Batavia Era Kolonial hingga Jokowi' dengan anggaran Rp500 juta.
Selain itu, ada judul buku lainnya, yakni 'Urban Batavia Urban Jakarta' yang dianggarkan dengan dana Rp500 juta, 'Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit' dengan anggaran Rp500 juta, dan 'Batavia Era Kolonial hingga Jokowi' dengan anggaran Rp500 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News