"Kita harus bedakan ketika harus bersikap tegas karena adanya pelanggaran hukum dengan kita bergaul dalam kehidupan sehari-hari. Ini tentunya hal yang berbeda," kata Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto dalam acara Chrosscheck by Medcom.id dengan tema 'Listyo, Kapolri Non Muslim Pemersatu Ulama', Minggu, 24 Januari 2021.
Benny meminta polisi mengutamakan edukasi dan pendekatan ke masyarakat ketimbang penindakan. Namun, polisi diminta siap menindak dengan ketegasan jika ada kejahatan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Polisi juga diminta siap mempertanggungjawabkan perbuatannya jika melakukan tindakan tegas. Jangan sampai, kata Benny, tindakan tegas yang dilakukan Korps Bhayangkara tidak sesuai dengan aturan.
"Perlu juga dijelaskan secara transparan tentang pembuktiannya, sehingga orang tidak akan bisa melihat seperti tadi 'wah ini kriminalisasi' dan sebagainya," ujar Benny.
Membedakan kompromi dan ketegasan diperlukan oleh polisi. Sebab, kata Benny, seluruh anggota Korps Bhayangkara merupakan bagian dari masyarakat yang tak boleh selalu terlihat garang.
"Karena terus terang polisi juga bagian dari masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus merangkul semua pihak, tetapi ketika berperan sebagai penegak hukum dan menghadapi tindak pidana ya tegakkan hukum," ucapnya.
Baca: Kompolnas Sebut Pam Swakarsa Berasal dari Keinginan Rakyat
Sebelumnya, Listyo berjanji tidak akan sembarangan melakukan tindakan hukum. Listyo menyoroti pendekatan kepolisian dalam upaya penegakan hukum di masyarakat yang perlu dibenahi.
"Kita tidak hanya bisa mengedepankan penggelaran kekuatan, tetapi juga perlu mengedepankan pendekatan soft approach (pendekatan lembut)," kata Listyo saat memaparkan program kerja saat menjadi Kapolri, Rabu, 20 Januari 2021.
Listyo mengatakan Korps Bhayangka di bawah kepemimpinannya akan mengedepankan strategi mengayomi dan humanis dalam mengawal hukum di masyarakat. Pendekatan penegakan hukum menjadi upaya terakhir.