Komisioner Ombudsman RI Laode Ida. Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Komisioner Ombudsman RI Laode Ida. Foto: Antara/Widodo S. Jusuf

Laode Ida Minta KPK tak Fokus Korupsi Ecek-ecek

18 September 2016 19:26
medcom.id, Jakarta: Semua orang apresiasi KPK dengan gairah dan gerakannya memberantas korupsi di negeri ini. Termasuk dengan diangkap tangannya Ketua DPD RI Irman Gusman (IG). Kita pun harus terus mendorong KPK untuk tak lelah melakukan upaya membersihkan negara ini dari pejabat korup.
 
Demikian dikatakan anggota Ombudsman Laode Ida menanggapi penangkapan Ketua DPD RI Irman yang terjaring operasi tangkap tangan KPK.
 
Namun demikian, lanjut Laode, fokus KPK harus lebih pada yang signifikan. Semua itu masih tersedia daftar panjangnya, termasuk data yang sudah masuk di KPK. Mulai dari pemilik rekening gendut di jajaran pejabat tingkat pusat hingga di daerah, penyalahgunaan jabatan untuk perkaya diri dan para kolega, korupsi pada proyek-proyek APBN dan APBD serta kasus lainnya. Apalagi kata dia, beberapa kepala daerah yang terbukti menyuap Akil Mochtar masih belum ditangani.

"Saya pun hampir setiap hari diminta untuk mempertanyakan kasus-kasus itu kepada KPK. Karena pihak-pihak itu tahu persis korupsi yang secara telanjang dipertontonkan oleh oknum-oknum pejabat, termasuk dengan kepemilikan harta yang berlimpah. Para pejabat di level nasional pun sudah begitu banyak yang hanya diperiksa saja kemudian dilepas begitu saja oleh KPK, padahal indikasi korupsinya sangat banyak," kata mantan anggota DPD RI itu dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/9/2016).
 
Namun Laode mengaku heran, banyaknya kasus yang masih menumpuk di KPK justru diabaikan. Justru yang dijadikan fokus adalah kasus koruspsi dengan bukti nominal yang sangat kecil seperti yang dikenakan terhadap Irman Gusman.
 
"Sehingga seorang sahabat dari Buton Tengah secara khusus mengirim pesan singkat (sms) pada saya: '...oooo..., korupsi Irman Gusman yang hanya Rp100 juta digarap oleh KPK, mengapa ya?" kata dia.
 
Ia menambahkan, "Kita memang belum tahu apa skenario di balik operasi OTT terhadap Irman. Mungkin ada ikutannya kemudian. Mungkin juga yang akan disasar adalah figur koruptor kakapnya, yakni pejabat pemberi kuota impor gula. Entah lah, nanti proses ke depan yang membuktikan melalui kerja keras aparat KPK."
 
Namun kata Laode, jika hanya Irman yang disasar sungguh memprihatinkan. Apalagi kata dia, biaya operasi penangkapan berikut penyidikan dan penyelidikannya niscaya jauh lebih besar dibanding uang hasil ditangkap tangan tersebut. Maka fokusnya pada korupsi besar yang bisa jadikan pemasukan bagi negara.
 
Seperti diketahui, Irman Gusman ditetapkan sebagai tersangka penerima suap dari Direktur Utama CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto. Pemberian suap senilai Rp100 juta itu sebagai imbalan bahwa Irman sudah melayangkan rekomendasi.
 
Pengusaha itu berharap dengan rekomendasi yang dikeluarkan Irman, mendapatkan jatah importasi gula. Karena ulahnya ini, pengusaha itu juga ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.
 
Selain itu, KPK juga menetapkan dua tersangka lainnya. Yaitu Memi (istri Xaveriandy Sutanto) dan Farizal (salah seorang jaksa yang diduga juga menerima suap dari Xaveriandy Sutanto.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan