Pegawai Dinas Kesehatan menunjukan dua botol vaksin Poliomyelitis Oral -- ANT/Jojon.
Pegawai Dinas Kesehatan menunjukan dua botol vaksin Poliomyelitis Oral -- ANT/Jojon.

Rumah Sakit Penjual Vaksin Palsu Tergiur Harga Murah

Wanda Indana • 27 Juni 2016 20:17
medcom.id, Jakarta: Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek membantah pihaknya kecolongan terkait kasus pemalsuan vaksin palsu. Nila bilang, ada orang dalam yang sekongkol dengan pihak rumah sakit dan penyalur.
 
Nila menjelaskan, ada rumah sakit swasta yang membeli vaksin palsu dari salah satu penyalur. Namun aksi jahat ini dibiarkan oleh oknum petugas Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM).
 
"Seharusnya mereka (rumah sakit) mengambil dari distributor resmi (PT Biofarma). Mungkin mereka tergiur dengan harga murah," kata Nila usai rapat dengan Komisi IX DPR di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (27/6/2016).

Sebelumnya, Anggota Komisi IX dari Fraksi PPP Okky Asokawati mengatakan, Kemenkes dan BPOM telah kecolongan karena distribusi vaksin merupakan tugas pokok BPOM. Mantan model itu meminta Kepolisian mengungkap lokasi peredaran vaksin palsu agar diketahui masyarakat.
 
"Bareskrim harus memberikan nama rumah sakit, dokter, puskesmas yang sudah kemasukan vaksin palsu," Kata Okky di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
 
Okky menilai, pernyataan Menkes yang mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir dinilai memprihatinkan. Sebab, masyarakat tetap perlu waspada agar tak terjebak menggunakan vaksin palsu.
 
"Menkes perlu membuat pernyataan yang membuat kepercayaan orang tua untuk melakukan vaksinasi," ujar Okky.
 
Okky menjelaskan, dewan menyayangkan kasus peredaran vaksin palsu baru terungkap. Padahal pembuatan dan peredaran vaksin palsu sudah terjadi sejak 2003.
 
Okky mengklaim, cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dan cara distribusi obat yang baik (CDOB) belum terawasi dengan baik oleh Kemenkes. Sebab, izin vaksin dikeluarkan oleh Kemenkes. "CPOB-nya tidak dilakukan dengan baik begitu juga CPOD-nya," tandas Okky.
 
Sebelumnya vaksin palsu terungkap setelah polisi menangkap J, pemilik toko Azca Medical di Bekasi. Dari keterangan J, penyidikan mengarah ke tiga yang diduga tempat peracikan vaksin palsu, yakni di Jalan Serma Hasyim, Bekasi Timur; Puri Hijau Bintaro; dan Kemang Regency.
 
Selain Hidayat dan Rita, polisi menangkap delapan orang. Barang bukti yang disita 195 bungkus vaksin Hepatitis B, 221 botol vaksin Pediacel, 364 botol pelarut vaksin campak kering, 81 bungkus vaksin penetes polio, 55 bungkus vaksin Anti-Snake, dokumen penjualan vaksin, bahan baku vaksin, dan alat pres penutup botol.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan