medcom.id, Jakarta: Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengusulkan agar pemerintah membentuk Lembaga Intelijen Pertahanan. Meski keberadaan lembaga ini dinilai bakal tumpang tindih dengan Badan Intelijen Negara (BIN), Ryamizard tetap kukuh dengan usulannya.
Dia menyebut, hanya Indonesia negara yang tak memiliki lembaga intelijen di Kementerian Pertahanan. "Coba cari di dunia yang Kemenhannya enggak ada intelijen, cuma kita. Cuma kita bodohnya," kata Ryamizard usai menghadiri haul ketiga Taufiq Kiemas di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/6/2016).
Saat ditanya wartawan, Ryamizard terus menekankan kekurangan yang dimiliki Kementerian Pertahanan Indonesia. Namun, dia enggan menjawab dengan jelas realisasi pembentukan lembaga tersebut.
"Kemenhan yang enggak ada intelnya itu cuma kita," ulang dia dengan suara agak terbata.
Sebelumnya, Ryamizard menjelaskan bahwa negara besar di dunia memiliki empat intelijen, yakni intelijen luar negeri, dalam negeri, pertahanan dan hukum. Namun, Indonesia yang memiliki letak geofrafis yang sangat luas sama sekali tidak memiliki intelijen
"Dalam sebuah negara besar, idealnya ada 4 lembaga intelijen. Hanya di sini yang tidak ada," ujar Ryamizard, Senin (6/6/2016).
Menhan mengatakan, Indonesia belum memiliki intelijen pertahanan lantaran sejak reformasi, Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) masih menjadi satu lembaga.
"Sejak reformasi, dulu ABRI dengan kementerian (pertahanan) jadi satu. Kemudian dipisah. Dengan dipisah, ini ada kekosongan. Kekosongan yang dimaksud, Kemenhan selalu mendapatkan informasi menyangkut pertahanan dari ABRI," jelasnya.
medcom.id, Jakarta: Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengusulkan agar pemerintah membentuk Lembaga Intelijen Pertahanan. Meski keberadaan lembaga ini dinilai bakal tumpang tindih dengan Badan Intelijen Negara (BIN), Ryamizard tetap kukuh dengan usulannya.
Dia menyebut, hanya Indonesia negara yang tak memiliki lembaga intelijen di Kementerian Pertahanan. "Coba cari di dunia yang Kemenhannya enggak ada intelijen, cuma kita. Cuma kita bodohnya," kata Ryamizard usai menghadiri haul ketiga Taufiq Kiemas di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/6/2016).
Saat ditanya wartawan, Ryamizard terus menekankan kekurangan yang dimiliki Kementerian Pertahanan Indonesia. Namun, dia enggan menjawab dengan jelas realisasi pembentukan lembaga tersebut.
"Kemenhan yang enggak ada intelnya itu cuma kita," ulang dia dengan suara agak terbata.
Sebelumnya, Ryamizard menjelaskan bahwa negara besar di dunia memiliki empat intelijen, yakni intelijen luar negeri, dalam negeri, pertahanan dan hukum. Namun, Indonesia yang memiliki letak geofrafis yang sangat luas sama sekali tidak memiliki intelijen
"Dalam sebuah negara besar, idealnya ada 4 lembaga intelijen. Hanya di sini yang tidak ada," ujar Ryamizard, Senin (6/6/2016).
Menhan mengatakan, Indonesia belum memiliki intelijen pertahanan lantaran sejak reformasi, Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) masih menjadi satu lembaga.
"Sejak reformasi, dulu ABRI dengan kementerian (pertahanan) jadi satu. Kemudian dipisah. Dengan dipisah, ini ada kekosongan. Kekosongan yang dimaksud, Kemenhan selalu mendapatkan informasi menyangkut pertahanan dari ABRI," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)