medcom.id, Jakarta: Hubungan asisten atau sekretaris pribadi, dan tenaga ahli dengan si bos biasanya sangat dekat. Orang-orang yang pada posisi itu paling mengetahui sisi lain si bos.
Hubungan si bos dengan pembantunya itu tidak selalu mulus, tidak sedikit yang diakhiri oleh masalah. Hari-hari ini publik disuguhkan perseteruan Dita Aditia Ismawati dengan Masinton Pasaribu, anggota Fraksi PDI Perjuangan. Dita adalah tenaga ahli Masinton di DPR.
Selain Dita-Masinton, masih ada beberapa relasi jabatan yang berakhir karena masalah.
Abraham Samad dan Wiwin Suwandi
Setelah terpilih menjadi Ketua KPK, Samad mencari sekretaris pribadi. Samad akhirnya memilih Wiwin atas rekomendasi pihak Universitas Hasanuddin Makassar.
Foto: MI/Susanto dan Antara/Rosa Panggabean
Di universitas itu, Samad dan Wiwin sempat menimba ilmu. Di Jakarta, Wiwin tinggal serumah dengan Samad.
Relasi kerja antara Ketua KPK dengan Sekretaris Pribadi itu berakhir setelah Wiwin membocorkan sprindik atas nama Anas Urbaningrum pada awal 2013. Ulah Wiwin membawa Samad ke sidang kode etik KPK.
Frans Agung Mula Putra dan Denty Noviany Sari
Denty melaporkan bosnya, anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura Frans Agung Mula Putra, ke Mahkaham Kehormatan Dewan dengan tuduhan menggunakan gelar doktor palsu. MKD memutus Frans bersalah dengan diberi sanksi teguran.
Denty Noviany Sari, staf Frans Agung. Foto: MI/Mohammad Irfan
Hubungan keduanya memanas setelah anggota DPR dari daerah pemilihan Lampung I itu memecat Denty dengan tuduhan terlibat memalsukan tanda tangannya. Denty sakit hati.
Penggunaan gelar doktor palsu oleh Frans jadi senjata Denty memperkarakan bosnya itu. Perseteruan antara Frans dan Denty pada Mei 2015. Denty membantah ada hubungan spesial dengan Frans.
Andrew Hidayat dan Briptu Agung Krisidiyanto
Agung mungkin tidak pernah berpikir akan berurusan dengan penyidik KPK. Keputusannya menjadi ajudan bos PT Mitra Maju Sukses Andrew Hidayat ternyata bala.
KPK menangkap Agung dan anggota Fraksi PDI Perjuangan Adriansyah di sebuah hotel di kawasan Sanur, Bali, Kamis malam 8 April 2015. Agung yang bekerja untuk Andrew sejak 2013 diduga kurir suap kepada Adriansyah.
Dalam pemeriksaan, polisi itu mengaku tidak tahu menahu tujuan pemberian uang itu. KPK akhirnya melepas Agung.
Damayanti Wisnu Putranti, Julia Prasetyarini, dan Dessy A Edwin
Kasus Damayanti, anggota Fraksi PDI Perjuangan, menjadi bukti kedekatan bos dengan asisten. Damayanti mempercayakan Julia dan Dessy sebagai penerima uang suap dari Direktur utama PT Windu Tunggal Utama Abdul Khoir.
Dessy A Edwin, staf Damayanti, di mobil tahanan. Foto: MI/Galih Pradipta
KPK menangkap Damayanti, Julia, Dessy, dan Abdul Khoir, pada Rabu 13 Januari, di beberapa tempat. Damayanti diduga menerima suap dari Abdul Khoir secara berulang-ulang dengan total 99 ribu dolar Singapura yang disampaikan melalui Julia dan Dessy.
Karir Julia dan Dessy berantakan. Dulu di gedung DPR, kini mesti mendekam di ruang tahanan KPK dengan status tersangka penerima suap.
Masinton Pasaribu dan Dita Aditya
Dita Aditya melaporkan Masinton, anggota Fraksi PDI Perjuangan, ke Bareskrim Polri dengan tuduhan penganiayaan. Dita bekerja sebagai tenaga ahli Masinton.
Dita, tenaga ahli Masinton. Foto: MI/Galih Pradipta
Dita juga membawa masalah ini ke LBH Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) dan Komnas Perempuan. Kronologi masalah Dita dan Masinton masing simpang siur.
Direktur LBH APIK Ratna Batara Munti mengatakan berdasarkan keterangan Dita, Dita mengagumi sosok Masinton. Di sisi lain, Masinton posesif atas kehidupan Dita.
PDI Perjuangan dan NasDem sepakat masalah Dita dan Masinton urusan pribadi dan tidak perlu ditarik-tarik ke masalah politik.
medcom.id, Jakarta: Hubungan asisten atau sekretaris pribadi, dan tenaga ahli dengan si bos biasanya sangat dekat. Orang-orang yang pada posisi itu paling mengetahui sisi lain si bos.
Hubungan si bos dengan pembantunya itu tidak selalu mulus, tidak sedikit yang diakhiri oleh masalah. Hari-hari ini publik disuguhkan perseteruan Dita Aditia Ismawati dengan Masinton Pasaribu, anggota Fraksi PDI Perjuangan. Dita adalah tenaga ahli Masinton di DPR.
Selain Dita-Masinton, masih ada beberapa relasi jabatan yang berakhir karena masalah.
Abraham Samad dan Wiwin Suwandi
Setelah terpilih menjadi Ketua KPK, Samad mencari sekretaris pribadi. Samad akhirnya memilih Wiwin atas rekomendasi pihak Universitas Hasanuddin Makassar.
Foto: MI/Susanto dan Antara/Rosa Panggabean
Di universitas itu, Samad dan Wiwin sempat menimba ilmu. Di Jakarta, Wiwin tinggal serumah dengan Samad.
Relasi kerja antara Ketua KPK dengan Sekretaris Pribadi itu berakhir setelah Wiwin membocorkan sprindik atas nama Anas Urbaningrum pada awal 2013. Ulah Wiwin membawa Samad ke sidang kode etik KPK.
Frans Agung Mula Putra dan Denty Noviany Sari
Denty melaporkan bosnya, anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura Frans Agung Mula Putra, ke Mahkaham Kehormatan Dewan dengan tuduhan menggunakan gelar doktor palsu. MKD memutus Frans bersalah dengan diberi sanksi teguran.
Denty Noviany Sari, staf Frans Agung. Foto: MI/Mohammad Irfan
Hubungan keduanya memanas setelah anggota DPR dari daerah pemilihan Lampung I itu memecat Denty dengan tuduhan terlibat memalsukan tanda tangannya. Denty sakit hati.
Penggunaan gelar doktor palsu oleh Frans jadi senjata Denty memperkarakan bosnya itu. Perseteruan antara Frans dan Denty pada Mei 2015. Denty membantah ada hubungan spesial dengan Frans.
Andrew Hidayat dan Briptu Agung Krisidiyanto
Agung mungkin tidak pernah berpikir akan berurusan dengan penyidik KPK. Keputusannya menjadi ajudan bos PT Mitra Maju Sukses Andrew Hidayat ternyata bala.
KPK menangkap Agung dan anggota Fraksi PDI Perjuangan Adriansyah di sebuah hotel di kawasan Sanur, Bali, Kamis malam 8 April 2015. Agung yang bekerja untuk Andrew sejak 2013 diduga kurir suap kepada Adriansyah.
Dalam pemeriksaan, polisi itu mengaku tidak tahu menahu tujuan pemberian uang itu. KPK akhirnya melepas Agung.
Damayanti Wisnu Putranti, Julia Prasetyarini, dan Dessy A Edwin
Kasus Damayanti, anggota Fraksi PDI Perjuangan, menjadi bukti kedekatan bos dengan asisten. Damayanti mempercayakan Julia dan Dessy sebagai penerima uang suap dari Direktur utama PT Windu Tunggal Utama Abdul Khoir.
Dessy A Edwin, staf Damayanti, di mobil tahanan. Foto: MI/Galih Pradipta
KPK menangkap Damayanti, Julia, Dessy, dan Abdul Khoir, pada Rabu 13 Januari, di beberapa tempat. Damayanti diduga menerima suap dari Abdul Khoir secara berulang-ulang dengan total 99 ribu dolar Singapura yang disampaikan melalui Julia dan Dessy.
Karir Julia dan Dessy berantakan. Dulu di gedung DPR, kini mesti mendekam di ruang tahanan KPK dengan status tersangka penerima suap.
Masinton Pasaribu dan Dita Aditya
Dita Aditya melaporkan Masinton, anggota Fraksi PDI Perjuangan, ke Bareskrim Polri dengan tuduhan penganiayaan. Dita bekerja sebagai tenaga ahli Masinton.
.jpg)
Dita, tenaga ahli Masinton. Foto: MI/Galih Pradipta
Dita juga membawa masalah ini ke LBH Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) dan Komnas Perempuan. Kronologi masalah Dita dan Masinton masing simpang siur.
Direktur LBH APIK Ratna Batara Munti mengatakan berdasarkan keterangan Dita, Dita mengagumi sosok Masinton. Di sisi lain, Masinton posesif atas kehidupan Dita.
PDI Perjuangan dan NasDem sepakat masalah Dita dan Masinton urusan pribadi dan tidak perlu ditarik-tarik ke masalah politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)