KPK: OTT Tak Bikin Jera, Malah Dipelajari Pejabat Biar Enggak Ketahuan Korupsi
Candra Yuri Nuralam • 28 Desember 2022 10:52
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut operasi tangkap tangan (OTT) belum bisa memberikan efek jera bagi para pejabat. Malah, operasi senyap itu membuat para penyelenggara negara berhati-hati saat korupsi.
"Kita bisa melihat ternyata dengan OTT berkali-kali pun tidak membuat para pejabat para penyelenggara negara itu menjadi kapok atau menimbulkan derrent effect (efek jera), justru yang kami lihat, mereka lebih hati-hati, kan bisa jadi seperti itu, ya," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Desember 2022.
Alex mengatakan banyak pejabat mempelajari pola OTT KPK. Mereka bisa mengetahui cara penangkapan yang dilakukan Lembaga Antikorupsi dari persidangan yang terbuka untuk umum.
"Mereka sudah paham bagaimana KPK itu bisa melakukan OTT, mereka sudah paham, mereka sudah belajar, karena apa? Fakta-fakta itu, dan mekanisme KPK melakukan itu kan terungkap di dalam proses persidangan, kan seperti itu," ucap Alex.
KPK menyayangkan pemikiran itu. Padahal, seharusnya OTT bisa membuat para pejabat tidak berani melakukan korupsi.
"Mereka juga belajar dari kasus-kasus sebelumnya. Nah bagaimana upaya kemudian, tidak kemudian itu dia, tidak berkeinginan untuk korupsi. Tetapi, itu tadi, bagaimana tetap korupsi tapi tidak ketahuan, kan begitu," ujar Alex.
Atas dasar itulah OTT wajib dibarengi dengan upaya pendidikan dan pencegaha dari KPK. Dua metode itu dinilai efektif memberikan efek jera.
"Misalnya dengan memperbaiki sistem kami di internal ya, supaya kami juga mengikuti pola-pola yang dilakukan para calon koruptor tersebut," tutur Alex.
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut operasi tangkap tangan (OTT) belum bisa memberikan efek jera bagi para pejabat. Malah, operasi senyap itu membuat para penyelenggara negara berhati-hati saat korupsi.
"Kita bisa melihat ternyata dengan OTT berkali-kali pun tidak membuat para pejabat para penyelenggara negara itu menjadi kapok atau menimbulkan derrent effect (efek jera), justru yang kami lihat, mereka lebih hati-hati, kan bisa jadi seperti itu, ya," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Desember 2022.
Alex mengatakan banyak pejabat mempelajari pola OTT KPK. Mereka bisa mengetahui cara penangkapan yang dilakukan Lembaga Antikorupsi dari persidangan yang terbuka untuk umum.
"Mereka sudah paham bagaimana KPK itu bisa melakukan OTT, mereka sudah paham, mereka sudah belajar, karena apa? Fakta-fakta itu, dan mekanisme KPK melakukan itu kan terungkap di dalam proses persidangan, kan seperti itu," ucap Alex.
KPK menyayangkan pemikiran itu. Padahal, seharusnya OTT bisa membuat para pejabat tidak berani melakukan korupsi.
"Mereka juga belajar dari kasus-kasus sebelumnya. Nah bagaimana upaya kemudian, tidak kemudian itu dia, tidak berkeinginan untuk korupsi. Tetapi, itu tadi, bagaimana tetap korupsi tapi tidak ketahuan, kan begitu," ujar Alex.
Atas dasar itulah OTT wajib dibarengi dengan upaya pendidikan dan pencegaha dari KPK. Dua metode itu dinilai efektif memberikan efek jera.
"Misalnya dengan memperbaiki sistem kami di internal ya, supaya kami juga mengikuti pola-pola yang dilakukan para calon koruptor tersebut," tutur Alex. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
