Jakarta: Kelompok pro kemerdekaan Papua disebut akan melakukan berbagai aksi pada Pekan Olahraga Nasional (PON). Tujuannya, menciptakan instabilitas di event olahraga tingkat nasional tersebut.
"Untuk menarik perhatian dunia. Antara lain (dilakukan atau direncanakan) Veronica Koman dan Benny Wenda di luar negeri," kata Wakil Kepala BIN Letjen (Purn) Teddy Lhaksmana Widya Kusuma dalam rapat kerja (raker) bersama Panitia Khusus (Pansus) Revisi UU Otsus Papua, Kamis, 27 Mei 2021.
Dia menyebutkan berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi niat tersebut. Di antaranya, memberikan dukungan kepada Satuan Tugas (Satgas) TNI dan Polri.
"Untuk mengejar dan menindak kelompok separatis Papua (KSP) termasuk memutus jaringan logistik mereka," kata dia.
Baca: Sebarkan Hoaks, Kelompok Teroris di Papua Dinilai Semakin Melemah
BIN juga berupaya memberdayakan kelompok pendukung otonomi khusus (otsus). Mereka diduga mengalami intimidasi karena mendukung otsus.
Terakhir, BIN berusaha menciptakan opini dan kontra propaganda. Hal itu dilakukan dengan bekerja bersama sejumlah pihak.
"Menggunakan pakar-pakar hukum dan pengamat sosial untuk melemahkan provokasi KSP," ujar dia.
Jakarta: Kelompok pro kemerdekaan Papua disebut akan melakukan berbagai aksi pada Pekan Olahraga Nasional (PON). Tujuannya, menciptakan instabilitas di event olahraga tingkat nasional tersebut.
"Untuk menarik perhatian dunia. Antara lain (dilakukan atau direncanakan) Veronica Koman dan Benny Wenda di luar negeri," kata Wakil Kepala BIN Letjen (Purn) Teddy Lhaksmana Widya Kusuma dalam rapat kerja (raker) bersama Panitia Khusus (Pansus) Revisi UU Otsus Papua, Kamis, 27 Mei 2021.
Dia menyebutkan berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi niat tersebut. Di antaranya, memberikan dukungan kepada Satuan Tugas (Satgas) TNI dan Polri.
"Untuk mengejar dan menindak
kelompok separatis Papua (KSP) termasuk memutus jaringan logistik mereka," kata dia.
Baca:
Sebarkan Hoaks, Kelompok Teroris di Papua Dinilai Semakin Melemah
BIN juga berupaya memberdayakan kelompok pendukung otonomi khusus (otsus). Mereka diduga mengalami intimidasi karena mendukung otsus.
Terakhir, BIN berusaha menciptakan opini dan kontra propaganda. Hal itu dilakukan dengan bekerja bersama sejumlah pihak.
"Menggunakan pakar-pakar hukum dan pengamat sosial untuk melemahkan provokasi KSP," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)