Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Febri Diansyah. Foto MI Susanto.
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Febri Diansyah. Foto MI Susanto.

KPK Pertajam Bukti Keterlibatan Bos Lippo

Juven Martua Sitompul • 12 November 2018 23:02
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami keterlibatan CEO Lippo Group James Riady dalam kasus dugaan suap perizinan pembangunan Meikarta di Bekasi. Salah satunya, mempertajam bukti percakapan antara Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin dengan James.
 
"Itu termasuk poin yang kami dalami," kata juru bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Jakarta, Senin, 12 November 2018.
 
Pada pemeriksaan beberapa waktu lalu, James yang diperiksa sebagai saksi mengakui pernah bertemu dengan Neneng. Namun, dia berdalih pertemuan itu hanya sebagai bentuk silaturahmi persalinan Neneng.

KPK mempersilakan James berdalil pertemuannya hanya sebatas silaturahmi. Yang jelas, kata Febri, penyidik memiliki cukup bukti adanya dugaan percakapan soal perizinan Meikarta dalam pertemuan tersebut.
 
"KPK tentu punya bukti-bukti yang lain, yang kami dapatkan dari saksi lain atau dari alat bukti yang lain," ujarnya.
 
Febri belum mau menjelaskan hasil pemeriksaan sementara dari percakapan keduanya. "Yang kami dalami baik terhadap saksi James Riyadi ataupun terhadap bupati sendiri dan juga kalangan lain yang mengetahui tentang hal tersebut," pungkas Febri.
 
Baca: KPK Kantongi Percakapan Neneng dengan Petinggi Lippo
 
KPK tengah gencar menelusuri sumber uang suap Meikarta, yang diduga berasal dari Lippo Group. Tercatat, mereka dari Lippo Group yang sudah dimintai keterangan terkait hal ini antara lain Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro, CEO Lippo Group James Riady, dan mantan Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk Toto Bartholomeus.
 
Kemudian Presiden Direktur PT Lippo Karawaci Tbk Ketut Budi Wijaya, Corporate Affairs Siloam Hospital Group Josep Christoper Mailool, Direktur Keuangan PT LippoCikarang Tbk Soni dan Direktur Keuangan PT Lippo Karawaci Tbk Richard Setiadi.
 
Teranyar, giliran Direktur Keuangan PT Mahkota Sentosa Utama (PT MSU) Hartono diperiksa penyidik. Dari semua pemeriksaan itu, terungkap juga adanya pertemuan-pertemuan antara petinggi Lippo Group dengan Neneng.
 
Mereka di antaranya, James Riady dan Eddy Sindoro yang mengaku dua kali bertemu Neneng. Pertemuan pertama dilakukan untuk memberi selamat atas persalinan Neneng. Sedangkan pada pertemuan kedua, Eddy dan Neneng membahas soal pembangunan Rumah Sakit (RS) Siloam di Meikarta.
 
Dalam kasus ini, Billy Sindoro diduga memberikan uang Rp7 miliar kepada Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin dan anak buahnya. Uang itu diduga bagian dari fee yang dijanjikan sebesar Rp13 miliar terkait proses pengurusan izin proyek Meikarta.
 
Baca: KPK Bidik Lippo Group Dalam Dua Perkara
 
Meikarta merupakan salah satu proyek prestisius milik Lippo Group. Penggarap proyek Meikarta ialah PT Mahkota Sentosa Utama, anak usaha dari PT Lippo Cikarang Tbk. Sementara PT Lippo Cikarang Tbk di bawah naungan Lippo Group.
 
Secara keseluruhan, nilai investasi proyek Meikarta ditaksir mencapai Rp278 triliun. Meikarta menjadi proyek terbesar Lippo Group selama 67 tahun grup bisnis milik Mochtar Riady itu berdiri.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DMR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan