Jakarta: Ketua baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri siap menjawab keraguan publik terhadap dirinya. Firli sempat dikritisi sejumlah pegiat antikorupsi dalam proses seleksi pimpinan Lembaga Antirasuah.
"Kita evaluasi saja, yang mana yang kurang kita perbaiki, yang mana yang lemah kita perkuat. Begitu saja, biasa saja, kita bangun KPK lebih baik," kata Firli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 20 Desember 2019.
Menurut dia, KPK di masa kepemimpinannya tetap fokus memberantas korupsi. Lembaga Antirasuah tak akan membedakan fungsi pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Jenderal bintang tiga itu mengaku tak mendapat arahan khusus dari Presiden Joko Widodo dalam memimpin KPK. Presiden, kata dia, hanya ingin KPK bisa turut serta membangun bangsa.
"(Agar) ekonomi tumbuh, iklim usaha meningkat, investor memberikan kita kemudahan-kemudahan," ungkap dia.
Firli bersama Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pamulango, Alexander Marwata, dan Nurul Ghuffron dilantik sebagai pimpinan KPK di Istana Negara, Jakarta. Pelantikan ini berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 112/P Tahun 2019 tanggal 21 Oktober 2019 dan Nomor 149/P Tahun 2019 tanggal 2 Desember 2019 tentang Pengangkatan Pimpinan KPK.
Sebelum masuk bursa pimpinan KPK, Firli sempat menjabat sebagai kepala Polda Sumatra Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Firli sejatinya bukan orang baru di Komisi Antirasuah. Pada 2018, dia menduduki posisi deputi penindakan KPK.
Namun, proses pemilihan Firli tidak berjalan mulus. Ia sempat diterpa isu pelanggaran etik saat menjadi deputi penindakan KPK.
Pertemuan Firli dengan mantan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dipermasalahkan. Pasalnya, TGB diisukan tersangkut kasus yang diselidiki KPK.
Jakarta: Ketua baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri siap menjawab keraguan publik terhadap dirinya. Firli sempat dikritisi sejumlah pegiat antikorupsi dalam proses seleksi pimpinan Lembaga Antirasuah.
"Kita evaluasi saja, yang mana yang kurang kita perbaiki, yang mana yang lemah kita perkuat. Begitu saja, biasa saja, kita bangun KPK lebih baik," kata Firli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 20 Desember 2019.
Menurut dia, KPK di masa kepemimpinannya tetap fokus memberantas korupsi. Lembaga Antirasuah tak akan membedakan fungsi pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Jenderal bintang tiga itu mengaku tak mendapat arahan khusus dari Presiden Joko Widodo dalam memimpin KPK. Presiden, kata dia, hanya ingin KPK bisa turut serta membangun bangsa.
"(Agar) ekonomi tumbuh, iklim usaha meningkat, investor memberikan kita kemudahan-kemudahan," ungkap dia.
Firli bersama
Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pamulango, Alexander Marwata, dan Nurul Ghuffron dilantik sebagai pimpinan KPK di Istana Negara, Jakarta. Pelantikan ini berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 112/P Tahun 2019 tanggal 21 Oktober 2019 dan Nomor 149/P Tahun 2019 tanggal 2 Desember 2019 tentang Pengangkatan Pimpinan KPK.
Sebelum masuk bursa pimpinan KPK, Firli sempat menjabat sebagai kepala Polda Sumatra Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Firli sejatinya bukan orang baru di Komisi Antirasuah. Pada 2018, dia menduduki posisi deputi penindakan KPK.
Namun, proses pemilihan Firli tidak berjalan mulus. Ia sempat diterpa isu pelanggaran etik saat menjadi deputi penindakan KPK.
Pertemuan Firli dengan mantan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dipermasalahkan. Pasalnya, TGB diisukan tersangkut kasus yang diselidiki KPK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)