Jakarta: Guru besar hukum dari Universitas Borobudur, Faisal Santiago, meminta juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah, tidak mengeluarkan pernyataan yang meragukan kinerja panitia seleksi (pansel) dalam menyeleksi calon pimpinan KPK. Integritas pansel diniai tidak perlu diragukan.
“Saya sangat sayangkan seorang institusi di dalam, Febri Diansyah sebagai juru bicara mengeluarkan statement seperti itu, seharusnya tidak usah. Kan ini proses sedang berjalan,” ujar Faisal di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
Pansel, kata dia, telah safari ke setiap institusi, seperti Kepolisian dan Kejaksaan untuk mencari capim terbaik. Sebagai juru bicara sebuah institusi, Faisal mengingatkan Febri seharusnya optimistis kepada pimpinan KPK ke depan.
Dia pun menyesalkan pernyataan Febri soal integritas capim yang lolos 20 besar. Menurut dia, Febri seharusnya membangun spirit agar pimpinan KPK ke depan mempunyai integritas tinggi, berkomitmen, dan mau bekerja keras memberantas korupsi.
“Jadi berpikir positif, jangan pesimistis,” ujar dia.
Menurut dia, Febri perlu mengeluarkan pernyataan yang meneduhkan agar tidak terjadi konflik di internal KPK. Faisal yakin pansel bekerja profesional, dan menjaga integritas dalam menyodorkan capim yang akan disepakati oleh DPR.
“Kalaupun ada kekurangan-kekurangan, saya pikir tidak terlalu berlebihan kekurangan itu karena dari orang-orang yang di pansel itu 100 persen orang yang berintegritas,” ujar Faisal.
Sebelumnya, Febri melontarkan pernyataan agar pansel berhati-hati dengan rekam jejak capim KPK. Menurut Febri, jika dari 20 capim KPK yang tersisa memiliki catatan buruk, sudah semestinya Panitia Seleksi (Pansel) Capim KPK tak meloloskan.
Febri mempertanyakan jika ada catatan perbuatan tercela atau melanggar hukum, apa pantas pansel memilih calon tersebut. Febri berharap pansel berhati-hati sebelum menyerahkan 10 nama terpilih ke Presiden Joko Widodo.
Penasihat KPK Tsani Annafari juga melontarkan kritik kepada pansel. Bahkan, dia mengancam akan mundur dari jabatannya bila capim yang terpilih memiliki rekam jejak buruk.
Jakarta: Guru besar hukum dari Universitas Borobudur, Faisal Santiago, meminta juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah, tidak mengeluarkan pernyataan yang meragukan kinerja panitia seleksi (pansel) dalam menyeleksi calon pimpinan KPK. Integritas pansel diniai tidak perlu diragukan.
“Saya sangat sayangkan seorang institusi di dalam, Febri Diansyah sebagai juru bicara mengeluarkan statement seperti itu, seharusnya tidak usah. Kan ini proses sedang berjalan,” ujar Faisal di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
Pansel, kata dia, telah safari ke setiap institusi, seperti Kepolisian dan Kejaksaan untuk mencari capim terbaik. Sebagai juru bicara sebuah institusi, Faisal mengingatkan Febri seharusnya optimistis kepada pimpinan KPK ke depan.
Dia pun menyesalkan pernyataan Febri soal integritas capim yang lolos 20 besar. Menurut dia, Febri seharusnya membangun spirit agar pimpinan KPK ke depan mempunyai integritas tinggi, berkomitmen, dan mau bekerja keras memberantas korupsi.
“Jadi berpikir positif, jangan pesimistis,” ujar dia.
Menurut dia, Febri perlu mengeluarkan pernyataan yang meneduhkan agar tidak terjadi konflik di internal KPK. Faisal yakin pansel bekerja profesional, dan menjaga integritas dalam menyodorkan capim yang akan disepakati oleh DPR.
“Kalaupun ada kekurangan-kekurangan, saya pikir tidak terlalu berlebihan kekurangan itu karena dari orang-orang yang di pansel itu 100 persen orang yang berintegritas,” ujar Faisal.
Sebelumnya, Febri melontarkan pernyataan agar pansel berhati-hati dengan rekam jejak capim KPK. Menurut Febri, jika dari 20 capim KPK yang tersisa memiliki catatan buruk, sudah semestinya Panitia Seleksi (Pansel) Capim KPK tak meloloskan.
Febri mempertanyakan jika ada catatan perbuatan tercela atau melanggar hukum, apa pantas pansel memilih calon tersebut. Febri berharap pansel berhati-hati sebelum menyerahkan 10 nama terpilih ke Presiden Joko Widodo.
Penasihat KPK Tsani Annafari juga melontarkan kritik kepada pansel. Bahkan, dia mengancam akan mundur dari jabatannya bila capim yang terpilih memiliki rekam jejak buruk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)