Barang bawaan jamaah haji. (Foto:Antara/Iggoy el Fitra)
Barang bawaan jamaah haji. (Foto:Antara/Iggoy el Fitra)

Ibadah Haji

DakerJeddah Kekurangan Petugas Bagasi

Khudori • 28 September 2014 14:33
medcom.id, Jeddah: Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Jeddah Ahmad Abdullah Yunus menjelaskan kekurangan tenaga bagasi membatasi pelayanan terhadap ratusan ribu jamaah haji Indonesia yang mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.
 
Kadaker meminta pada tahun depan, jumlah petugas bagasi ditambahkan lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.
 
"Idealnya jumlah petugas bagasi adalah 40 orang. Masing-masing sektor ada 20 orang," ujar Kadaker Ahmad Abdullah Yunus kepada Media Center Haji (MCH) Jeddah, di Kantor Daker Jeddah, Arab Saudi, Minggu (28/9) pagi waktu arab saudi (WAS).
Jumlah petugas di Daker Jeddah sebanyak 132 orang atau terjadi pengurangan dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 170 orang. Pengurangan tersebut termasuk tenaga bagasi dan pemberangkatan. Sedangkan jumlah sektor atau shift di Daker Jeddah hanya dua unit.

Periode musim haji tahun ini, jumlah petugas bagasi hanya delapan orang, dan masing-masing sektor memiliki empat petugas. Dua petugas bertanggung jawab menyeleksi koper-koper milik jamaah setelah keluar dari gate bandara dan dua petugas lain mengontrol koper saat hendak dinaikkan ke bus yang mengangkut jamaah ke Kota Makkah atau Kota Madinah. Tahun lalu, jumlah petugas bagasi sebanyak 20 orang per sektor per shift.
 
Kedelapan petugas bagasi tersebut menangani 300-450 jamaah haji tiap kelompok penerbangan (kloter). Kondisi akan semakin crowded bila kedatangan antarkloter berbarengan. Meski kedelapan tenaga bagasi dibantu tukang angkut yang direkrut Panitia Haji Arab Saudi di Bandara Jeddah, hal tersebut belum banyak menyelesaikan masalah.
 
"Petugas kewalahan mendata, menyeleksi 450 koper yang datang berurutan bersamaan saat jamaah tiba," jelas Kadaker yang sudah 10 tahun menjadi petugas PPIH Indonesia di Arab Saudi ini.
 
Akibat kekurangan petugas bagasi ini, kata Kadaker, kerap terjadi persoalan di lapangan, seperti belum tertatanya data koper di saat bersamaan penataan jamaah haji yang transit di bandara sudah selesai. Kondisi itu membuat masalah di lapangan, seperti koper tertukar atau hilang beberapa hari meski akhirnya ditemukan dan diserahkan kepada jamaah.
 
Masalah tersebut diakui Kadaker membuat jadwal pemberangkatan jamaah ke Kota Madinah untuk melaksanakan Shalat Arbain maupun ke Kota Makkah untuk umrah wajib menjadi terlambat. Pasalnya, jamaah haji yang hendak ke Makkah sudah mengenakan kain ihram. "Karena masalah ini, petugas PPIH Daker Madinah dan Makkah kerap protes ke kita, kalau ada koper jamaah yang tertinggal atau tertukar," tutur Kadaker.
 
Kasi Perlindungan Jamaah Haji Daker Jeddah Mochammad Zari pernah melaporkan kasus tertukarnya dua koper dan tertinggalnya satu koper yang ternyata masih berada di Bandara Jeddah, sementara jamaah sudah tiba di pemondokan di Madinah. Selain protes dari PPIH Daker Makkah dan Madinah, keterlambatan proses penataan koper oleh petugas bagasi PPIH Daker Jeddah diprotes oleh pengurus Naqobah (koordinator penyedia transportasi).
 
Petugas bagasi dan pemberangkatan PPIH Daker Jeddah, Holis Tamin menambahkan, persoalan koper merupakan salah satu syarat diizinkannya kelompok penerbangan (kloter) jamaah haji naik ke bus-bus yang akan melanjutkan perjalanan ke Kota Madinah atau Makkah. Biasanya, kata dia, pegawai Kementerian Haji Arab Saudi meminta kepastian pendataan dan akurasi koper terlebih dahulu.
 
"Kalau urusan koper dianggap sudah selesai, mereka baru izinkan jamaah berangkat. Tapi, kalau koper dinilai belum rapi atau pas jumlah dan penempatannya, mereka belum izinkan jamaah berangkat, meski data jamaah sendiri sudah beres," tutur Holis, yang sudah empat tahun ditempatkan di bagian bagasi dan pemberangkatan.
Pada 2011, Holis pernah menaruh koper milik JCH rombongan enam asal Embarkasi Banjarmasin yang masuk troli koper milik rombongan tiga, empat, dan enam Embarkasi Ujung Padang. Dua kloter ini mendarat hampir berbarengan, sehingga koper dimasukkan ke semua troli yang ada.
 
"Sejak itu, kita buat sistem labelin," ujar Holis.
 
Agar kasus penanganan koper tak terulang di musim haji tahun depan, Kadaker sudah menyampaikan hal tersebut ke Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI maupun Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI).
 
"Kita sudah laporkan beserta saran-saran ke KPHI dan Pak Menteri Agama agar masalah ini diselesaikan solusinya," kata Ahmad Abdullah Yunus.
 
Tahun ini, jumlah jamaah haji reguler adalah sebanyak 155.200 jamaah yang diterbangkan dengan 371 kloter. PPIH Daker Jeddah melayani kedatangan 202 kloter dengan 83.069 orang jamaah haji Indonesia per 23 September 2014. (Khudori)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan