medcom.id, Jakarta: Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, wacana pengurangan waktu pelaksanaan ibadah haji akan dikaji. Jika memungkinkan, hal itu akan diterapkan pada 2015.
Lukman Hakim mengatakan, pengurangan waktu ibadah haji tergantung beberapa hal, salah satunya karena banyaknya jumlah jamaah. Keberangkatan jamaah dari Tanah Air ke Tanah Suci dan sebaliknya harus mengantre.
Dalam satu hari, jelas Lukman, penerbangan untuk keberangkatan dan kepulangan jamaah haji ada 10 atau 12. Satu kali penerbangan mampu menampung 350 hingga 400 jamaah atau satu kloter. Jumlah itupun sangat tergantung pada jenis pesawat yang digunakan.
"Hal ini yang menyulitkan. Tapi, kami akan coba kaji salah satunya dengan penerapan pola satu arah terkait kedatangan dan kepulangan jamaah haji dari Tanah Air ke Tanah Suci dan sebaliknya," kata Lukman, Jumat (16/1/2015).
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Abdul Djamil membantah Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) tidak mampu menyaring nama-nama jamaah haji yang sudah pernah berhaji.
Djamil menjelaskan, pada penyelenggaraan haji 2014, Kemenag memberikan kesempatan untuk melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) beberapa kali agar mereka yang belum pernah berhaji mendapatkan kesempatan.
"Kami sudah lakukan proses prioritas yang belum haji. Proses pelunasan mulai dari tahapan pertama sampai terakhir dimaksudkan untuk menyisir mereka yang memenuhi kriteria yaitu belum pernah berhaji dan lansia. Data tersimpan di Siskohat dan tidak ada yang terlewat," ungkapnya.
Djamil juga menjelaskan, jumlah kuota pembimbing haji sebanyak 3.200 orang. Belum ada rencana penambahan jumlah kuota oleh Pemerintah Arab Saudi.
Ia mengatakan lima pembimbing untuk satu kloter masih cukup. Lima pembimbing tersebut terdiri dari seorang dokter, perawat, paramedis, pembimbing ibadah, dan ketua kloter.
medcom.id, Jakarta: Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, wacana pengurangan waktu pelaksanaan ibadah haji akan dikaji. Jika memungkinkan, hal itu akan diterapkan pada 2015.
Lukman Hakim mengatakan, pengurangan waktu ibadah haji tergantung beberapa hal, salah satunya karena banyaknya jumlah jamaah. Keberangkatan jamaah dari Tanah Air ke Tanah Suci dan sebaliknya harus mengantre.
Dalam satu hari, jelas Lukman, penerbangan untuk keberangkatan dan kepulangan jamaah haji ada 10 atau 12. Satu kali penerbangan mampu menampung 350 hingga 400 jamaah atau satu kloter. Jumlah itupun sangat tergantung pada jenis pesawat yang digunakan.
"Hal ini yang menyulitkan. Tapi, kami akan coba kaji salah satunya dengan penerapan pola satu arah terkait kedatangan dan kepulangan jamaah haji dari Tanah Air ke Tanah Suci dan sebaliknya," kata Lukman, Jumat (16/1/2015).
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Abdul Djamil membantah Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) tidak mampu menyaring nama-nama jamaah haji yang sudah pernah berhaji.
Djamil menjelaskan, pada penyelenggaraan haji 2014, Kemenag memberikan kesempatan untuk melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) beberapa kali agar mereka yang belum pernah berhaji mendapatkan kesempatan.
"Kami sudah lakukan proses prioritas yang belum haji. Proses pelunasan mulai dari tahapan pertama sampai terakhir dimaksudkan untuk menyisir mereka yang memenuhi kriteria yaitu belum pernah berhaji dan lansia. Data tersimpan di Siskohat dan tidak ada yang terlewat," ungkapnya.
Djamil juga menjelaskan, jumlah kuota pembimbing haji sebanyak 3.200 orang. Belum ada rencana penambahan jumlah kuota oleh Pemerintah Arab Saudi.
Ia mengatakan lima pembimbing untuk satu kloter masih cukup. Lima pembimbing tersebut terdiri dari seorang dokter, perawat, paramedis, pembimbing ibadah, dan ketua kloter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)