Warga Aceh serbu daging untuk keperluan meugang. Foto: Metrotvnews.com/Nurul
Warga Aceh serbu daging untuk keperluan meugang. Foto: Metrotvnews.com/Nurul

Pemkot Aceh Bentuk Tim Monitoring Hewan Kurban Jelang Iduladha

Nurul Fajri • 10 September 2016 18:20
medcom.id, Banda Aceh: Jelang lebaran Idul Adha 1437 Hijriah, Pemerintah Kota Banda Aceh membentuk tim monitoring untuk mengawasi hewan kurban, Sabtu 10 September.
 
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal, mengatakan tim yang dibentuk nantinya akan mengawasi dan memeriksa hewan-hewan yang akan dikurban. Pemeriksaan sendiri, kata dia, dilakukan untuk mengantisipasi hewan yang terjangkit penyakit agar tidak membahayakan kesehatan masyarakat.
 
"Tim akan memeriksa kesehatan hewan kurban, usia hewannya dan cara penyembelihan berdasarkan syariat," ujar Illiza.

Tim monitoring ini melibatkan 300 orang mahasiswa kedokteran hewan universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Illiza mengatakan mereka akan mengawasi para pedagang daging, tempat penyembelihan hewan, dan tempat penjualan hewan kurban.
 
Tidak hanya mengawasi, tim ini nantinya akan memberikan penyuluhan terkait proses pemotongan hewan kurban. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan kurban bisa memenuhi kategori halal dan sehat.
 
Dengan adanya tim monitoring ini, tambah Illiza, masyarakat bisa memahami kesehatan hewan dan cara penyembelihan sesuai syariat Islam.
 
Serbu Pasar Daging
 
Sementara itu, masyarakat Aceh mulai mendatangi pasar daging dadakan yang ada di kawasan kota Banda Aceh. Para warga membeli sejumlah daging untuk keperluan meugang yang menjadi tradisi menyambut lebaran.
 
Rosmiati, 48, salah seorang warga mengaku sengaja membeli daging di hari meugang pertama ini. Dia tidak keberatan meski harga jual daging naik dibanding hari-hari biasnaya.
 
"Namanya butuh, ya terpaksa beli juga walaupun mahal. Sudah tradisi kita juga untuk beli daging dan kebutuhan jelang lebaran," kata Rosmiati kepada Metrotvnews.com di pasar daging Peunayong.
 
Harga jual daging saat meugang dipatok Rp150 ribu. Harga tersebut naik Rp20ribu dibandingkan hari-hari biasanya.
 
Sementara itu, Helmi, pedagang daging mengatakan harga tersebut merupakan harga yang wajar setiap hari meugang. Hal itu dikarenakan tingginya minat pembeli dan sedikitnya stok sapi yang dijual.
 
Helmi mengatakan dirinya hanya menjual daging sapi lokal saja. "Masyarakat Aceh kurang meminati daging sapi impor," kata dia.
 
Membeli daging saat hari meugang merupakan tradisi yang selalu dilakukan masyarakat Aceh menjelang Idulfitri dan Iduladha. Mereka menganggap tidak lengkap rasanya berlebaran tanpa mencicipi daging meugang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan