Suasana Masjid Nabawi yang dipenuhi jamaah haji yang akan menunaikan salat arbain. (Ilustrasi: MI/Aries Wijaksena)
Suasana Masjid Nabawi yang dipenuhi jamaah haji yang akan menunaikan salat arbain. (Ilustrasi: MI/Aries Wijaksena)

Jamaah Umroh Diminta Waspadai Virus MERS CoV dan Ebola

Vera Erwaty Ismainy • 29 Oktober 2014 11:15
medcom.id, Jakarta: Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, memasuki musim pelaksanaan umroh, para jamaah umroh diminta untuk waspada terhadap kemungkinan tertula virus MERS CoV dan Ebola di Arab Saudi.
 
Di Arab Saudi, sampai dengan akhir Oktober, terdapat 772 kasus MERS CoV di mana 431 orang di antaranya sembuh dan 329 lainnya meninggal serta 12 orang masih dalam perawatan. Tjandra menjelaskan setidaknya ada empat hal yang membedakan MERS CoV dengan Ebola.
 
Pertama adalah harus disadari bagi kita di Asia khususnya Indonesia memiliki resiko untuk terkena MERS CoV lebih tinggi dari Ebola karena adanya direct flight atau penerbangan langsung dari Timur Tengah ke Indonesia dan banyaknya WNI yang pergi ke Timur Tengah. Kedua, karena virus MERS CoV menular melalui udara, maka kalau di pesawat ada pasien MERS CoV yang batuk maka dua kursi depan yaitu belakang dan sampingnya dapat saja mungkin tertular.

"Sementara itu kalau Ebola maka penularan harus ada kontak langsung dengan cairan tubuh pasien. Berikutnya sampai akhir Oktober ini MERS CoV sudah menyebar luas ke 12 negara Timur Tengah, delapan negara Eropa, dua negara Afrika, satu negara Amerika dan dua negara Asia," jelasnya dalam rilis yang diterima Media Indonesia pada Rabu (29/10/2014).
 
Sementara penyebaran Ebola sampai dengan akhir Oktober sudah sampai ke tujuh negara Afrika. Sebanyak dua diantaranya sudah dinyatakan bebas. Lalu Ebola juga sudah sampai ke satu negara Amerika dan satu negara Eropa.
 

Tjandra mengungkapkan angka kematian akibat MERS CoV sekarang adalah juga sekitar 40%, tidak terlalu jauh dari kematian Ebola yang hampir 50%.
 
Dalam menghadapi keberangkatan jamaah Umroh, ia menganjurkan agar para calon jamaah umroh sekarang mulai memeriksakan diri. Data menunjukkan bahwa 60% - 70% pasien MERS CoV itu punya penyakit kronik sebelumnya seperti DM, penyakit ginjal/jantung/paru kronik, hipertensi dan sebagainya.
 
"Nah kalau diperiksa dari sekarang maka penyakit2 itu dapat diobati lebih awal, dan risiko tertular MERS CoV menjadi jauh berkurang. Juga kembali diingatkan agar jamaah Umroh tidak kontak dengan unta ketika di tanah suci kelak," tandasnya.
 
Sampai dengan 28 Oktober, hasil Lab dari Balitbangkes Kemenkes menyatakan semua jamaah haji Indonesia yang sudah kembali ke Tanah Air negatif MERS CoV dan Ebola.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan