medcom.id, Mekah: Sebagian besar jemaah haji Indonesia ternyata susah diajak tertib. Bahkan, ketika naik bus, kebanyakan jemaah haji berebutan dan tak memerhatikan apakah ada lansia yang juga harus naik dan duduk di bus. Hal ini memancing kekesalan jemaah haji lainnya.
''Saya kadang marah melihat orang-orang yang tidak sabar saat naik bus. Datangnya terakhir dan orang sudah mengantre lama, malah mereka duluan masuk,'' kata seorang Jamaah Haji dari Padang.
Padahal, tambah jemaah tersebut, pihak penyelenggara menyediakan bus lain di belakang bus yang penuh. Bus shalawat untuk mengantarkan jemaah haji Indonesia dari pemondokan ke Masjidil Haram ini selalu ada selama 24 jam.
''Namun karena belum semua jemaah haji datang dan belum semua bus dioperasionalkan, jarak kedatangan bus satu dengan bus berikutnya pada jalur yang sama sekitar 20 menit,'' kata Kepala Seksi Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Mekah Suhendro Wagiono Irsyad.
Menurut dia, sampai saat ini bus shalawat yang sudah beroperasi ada 34 bus dari 145 bus yang di luar terowongan. Sedangkan seluruh bus shalawat untuk jemaah haji Indonesia yang di dalam terowongan sekitar 45 bus.
Karena di terminal Al- Ghaza banyak bus shalawat milik perusahaan Rawahell yang disewa negara lain, untuk memudahkan penumpang Indonesia tidak keliru saat naik bus, di bagian kaca depan bus diberi stiker dengan bendera merah putih dan warna serta angka yang membedakan jurusan satu dengan jurusan lainnya.
Bus shalawat yang digunakan jamaah haji Indonesia untuk ke Masjidil Haram, baik bus Rahawll maupun Saptco masih bagus karena bus tersebut rata-rata masih baru dan paling lama buatan tahun 2008. Di samping itu bus shalawat juga diperlengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan pemecah kaca. Hal ini untuk mrngantisipasi bila terjadi kebakaran. (mch2014)
medcom.id, Mekah: Sebagian besar jemaah haji Indonesia ternyata susah diajak tertib. Bahkan, ketika naik bus, kebanyakan jemaah haji berebutan dan tak memerhatikan apakah ada lansia yang juga harus naik dan duduk di bus. Hal ini memancing kekesalan jemaah haji lainnya.
''Saya kadang marah melihat orang-orang yang tidak sabar saat naik bus. Datangnya terakhir dan orang sudah mengantre lama, malah mereka duluan masuk,'' kata seorang Jamaah Haji dari Padang.
Padahal, tambah jemaah tersebut, pihak penyelenggara menyediakan bus lain di belakang bus yang penuh. Bus shalawat untuk mengantarkan jemaah haji Indonesia dari pemondokan ke Masjidil Haram ini selalu ada selama 24 jam.
''Namun karena belum semua jemaah haji datang dan belum semua bus dioperasionalkan, jarak kedatangan bus satu dengan bus berikutnya pada jalur yang sama sekitar 20 menit,'' kata Kepala Seksi Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Mekah Suhendro Wagiono Irsyad.
Menurut dia, sampai saat ini bus shalawat yang sudah beroperasi ada 34 bus dari 145 bus yang di luar terowongan. Sedangkan seluruh bus shalawat untuk jemaah haji Indonesia yang di dalam terowongan sekitar 45 bus.
Karena di terminal Al- Ghaza banyak bus shalawat milik perusahaan Rawahell yang disewa negara lain, untuk memudahkan penumpang Indonesia tidak keliru saat naik bus, di bagian kaca depan bus diberi stiker dengan bendera merah putih dan warna serta angka yang membedakan jurusan satu dengan jurusan lainnya.
Bus shalawat yang digunakan jamaah haji Indonesia untuk ke Masjidil Haram, baik bus Rahawll maupun Saptco masih bagus karena bus tersebut rata-rata masih baru dan paling lama buatan tahun 2008. Di samping itu bus shalawat juga diperlengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan pemecah kaca. Hal ini untuk mrngantisipasi bila terjadi kebakaran. (mch2014)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)