Adakalanya Allah yang Bertamu ke Rumah Seseorang

medcom.id, Jakarta: Betapa bungahnya seorang Muslim yang berkesempatan pergi haji. Mampu menunaikan rukun Islam ke lima ini tentu bukan sembarang nasib. Paling tidak, diperlukan ongkos yang cukup, kesehatan yang terjaga, dan negara yang aman. Lantas, tidak sempurnakah iman seorang Muslim yang sepanjang usianya tak kesampaian bertamu ke Baitullah? Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Maman Imanulhaq mengatakan tidak ada kerugian bagi seseorang yang tidak sempat bertamu ke rumah Allah, dengan syarat kesucian di hatinya tetap terjaga, memiliki akhlak yang santun, serta selalu berbuat baik kepada sesama. "Mengutip ucapan seorang sufi sejati, Maulana Jalaluddin Ar-Rumi, banyak orang yang berbondong-bondong bertamu ke rumah Allah, akan tetapi Allah tidak menerimanya. Tetapi banyak orang yang tidak sanggup menunaikannya, tapi Allah justru bertamu ke rumah itu," kata Maman saat dihubungi Metrotvnews.com, Rabu (7/9/2016). Baca: Haji, Turunnya Adam, dan Sisi Lain Sifat Tuhan  Berhaji tidak selalu diterima, kata dia, bisa lantaran ongkos yang diperoleh tidak bersumber dari jalan yang halal, atau niat yang tidak sesuai dengan koridor ibadah. Akan tetapi seorang manusia malah dikunjungi rahmat Tuhan, ketika ia bertawakal, di kala ia selalu berbuat baik kepada sesama makhlukNya. "Tidak ada ibadah yang diterima Penguasa Langit, jika ia melupakan ibadah sosial kepada sesama makhluk di bumi," kata dia. Baca: Haji, Semangat Perlawanan, dan Persatuan Islam   Meski begitu, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan Majalengka, Jawa Barat ini mengatakan, keinginan untuk menunaikan ibadah haji di benak seseorang tak boleh pupus, mesti terus dijaga, lalu disempurnakan dengan ikhtiar dan doa. "Mereka yang memiliki kepedulian sosial, mereka yang mengartikan haji sebagai penguat nilai kemanusiaan, itulah inti kemabruran haji," kata dia.