medcom.id, Makkah: Seorang petugas transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah dianiaya seorang sopir Bus Raisen, Saudi Arabia, Rabu (24/9/2014) sekitar pukul 02.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Petugas transportasi yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Saudi (mukimin) tersebut, Zainul Arifin Fadlil Buhori, dilempar obeng berukuran besar saat menegur sopir bus yang parkir menghalangi jalan keluar jemaah haji di hotel Al-Batl.
"Saat itu saya ingin menegur sopir bus yang parkir menghalangi jalan keluar jemaah haji Indonesia di hotel Al-Batl (kode pemondokan H-07) di kawasan Shari' Sittin. Saya meminta dia memindahkan bus karena menganggu pergerakan jamaah," katanya.
Saat itu sopir bus langsung membuka jendela. "Saya kira dia mau bicara dengan saya. Ternyata dia langsung melempar obeng besar," katanya.
Obeng itu langsung mengenai hidung bagian atas dan kantong matanya bagian kanan. "Darah saya keluar banyak sekali. Saya hanya beristighfar. Rasanya mau pingsan," katanya.
Melihat kondisinya yang berdarah dan lunglai, sopir bus langsung kabur. Sekilas melihat, Zainul memperkirakan sopir itu orang Yaman atau Badui Saudi. Tak lama kemudian beberapa rekan Zainul langsung mengantar ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).
"Saya langsung mendapatkan perawatan di BPHI. Ada memar dan luka, tapi tidak sampai dijahit. Untungnya yang kena hidung saya bagian pangkal obeng, bukan ujungnya yang tajam. Untungnya juga tidak mengenai mata saya," katanya.
Terkait apakah masalah tersebut akan dibawa ke ranah hukum, Zainul mengaku ingin melaporkan masalah itu ke pihak berwajib untuk mendapatkan keadilan. Namun, beberapa rekannya menyarankan agar tidak perlu membawa masalah ini ke jalur hukum. Alasannya proses hukum di Saudi sangat berbelit-belit dan bisa menganggu ritme kerjanya sebagai petugas.
"Saya hanya berharap, semoga Allah yang membalas. Toh tadi sempat ada polisi Saudi yang datang ke BPHI meminta keterangan saya, tapi sepertinya sekenanya saja dan tampak tidak kompeten. Mereka hanya tanya-tanya tanpa mencatat apapun. Kalau mereka serius, di hotel kan ada CCTV," katanya.
Zainul berharap, peristiwa yang menimpanya menjadi catatan dalam evaluasi. Pasalnya, petugas transportasi di hotel itu hanya dua orang yang bekerja dengan sistem shift. Padahal jumlah jamaah di hotel sekitar 2.000 orang. Waktu bus itu parkir, petugas sedang tidak ada karena sedang mengantar jamaah. "Kalau ada petugas, tentu sopir itu tidak parkir sembarangan," katanya. (mch2014)
medcom.id, Makkah: Seorang petugas transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah dianiaya seorang sopir Bus Raisen, Saudi Arabia, Rabu (24/9/2014) sekitar pukul 02.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Petugas transportasi yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Saudi (mukimin) tersebut, Zainul Arifin Fadlil Buhori, dilempar obeng berukuran besar saat menegur sopir bus yang parkir menghalangi jalan keluar jemaah haji di hotel Al-Batl.
"Saat itu saya ingin menegur sopir bus yang parkir menghalangi jalan keluar jemaah haji Indonesia di hotel Al-Batl (kode pemondokan H-07) di kawasan Shari' Sittin. Saya meminta dia memindahkan bus karena menganggu pergerakan jamaah," katanya.
Saat itu sopir bus langsung membuka jendela. "Saya kira dia mau bicara dengan saya. Ternyata dia langsung melempar obeng besar," katanya.
Obeng itu langsung mengenai hidung bagian atas dan kantong matanya bagian kanan. "Darah saya keluar banyak sekali. Saya hanya beristighfar. Rasanya mau pingsan," katanya.
Melihat kondisinya yang berdarah dan lunglai, sopir bus langsung kabur. Sekilas melihat, Zainul memperkirakan sopir itu orang Yaman atau Badui Saudi. Tak lama kemudian beberapa rekan Zainul langsung mengantar ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).
"Saya langsung mendapatkan perawatan di BPHI. Ada memar dan luka, tapi tidak sampai dijahit. Untungnya yang kena hidung saya bagian pangkal obeng, bukan ujungnya yang tajam. Untungnya juga tidak mengenai mata saya," katanya.
Terkait apakah masalah tersebut akan dibawa ke ranah hukum, Zainul mengaku ingin melaporkan masalah itu ke pihak berwajib untuk mendapatkan keadilan. Namun, beberapa rekannya menyarankan agar tidak perlu membawa masalah ini ke jalur hukum. Alasannya proses hukum di Saudi sangat berbelit-belit dan bisa menganggu ritme kerjanya sebagai petugas.
"Saya hanya berharap, semoga Allah yang membalas. Toh tadi sempat ada polisi Saudi yang datang ke BPHI meminta keterangan saya, tapi sepertinya sekenanya saja dan tampak tidak kompeten. Mereka hanya tanya-tanya tanpa mencatat apapun. Kalau mereka serius, di hotel kan ada CCTV," katanya.
Zainul berharap, peristiwa yang menimpanya menjadi catatan dalam evaluasi. Pasalnya, petugas transportasi di hotel itu hanya dua orang yang bekerja dengan sistem
shift. Padahal jumlah jamaah di hotel sekitar 2.000 orang. Waktu bus itu parkir, petugas sedang tidak ada karena sedang mengantar jamaah. "Kalau ada petugas, tentu sopir itu tidak parkir sembarangan," katanya. (mch2014)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)