medcom.id, Madinah: Perluasan Masjid Nabawi perlahan-lahan digarap pemerintah Arab Saudi. Pasca musim haji ini 50 hotel di radius 650 meter Masjid Nabawi (markaziyah) bakal dirobohkan.
"Saya mendapat informasi setelah musim haji ini ada 50 hotel di dalam markaziyah akan dirobohkan," kata Kepala PPIH Daker Madinah, Nasrullah Jasam, kepada wartawan di Kantor Misi Haji Indonesia, Madinah, Jumat (17/10/2014).
Hal ini, kata dia, bakal mempengaruhi penempatan jamaah haji di dalam markaziyah. Pada jamaah haji gelombang pertama saja ada 17.000 jamaah haji yang ditempatkan di luar markaziyah oleh penyedia akomodasi pihak Arab Saudi (majmuah) yang wanprestasi. Meski demikian, ada kabar gembira karena semua jamaah haji gelombang dua kemungkinan ditempatkan di dalam markaziyah.
Semakin sedikitnya hotel di markaziyah Masjid Nabawi tentu bakal jadi persoalan. Sebab, kompetisi negara-negara menempatkan jamaah haji di dalam markaziyah semakin sengit."Jadi kompetitornya kita semakin banyak, kalau kita tidak cepat jadi masalah lagi tahun depan. Apalagi ada perluasan haram ada beberapa hotel lagi yang dirobohkan," kata Nasrullah.
Karena itu Nasrullah menjalin komunikasi dengan para majmuah dan pihak muassasah."Kita ingin tahu daerah mana saja yang dirobohkan," katanya.
Terkait hal itu Kemenag juga merasa perlu membahas serius sistem penempatan jamaah haji di Madinah. Agar semua jamaah haji Indonesia dapat ditempatkan di dekat Masjid Nabawi selama 9 hari menjalani salat arbain atau salat wajib 40 waktu tanpa putus di Masjid Nabawi dengan nyaman.
Pembangunan di sekitar Masjid Nabawi memang terus berjalan. Sejumlah bangunan hotel sudah dirobohkan oleh alat berat. Sementara hotel yang akan dirobohkan ditandai dengan cat semprot warna biru di dinding dan pilarnya. (mch2014)
medcom.id, Madinah: Perluasan Masjid Nabawi perlahan-lahan digarap pemerintah Arab Saudi. Pasca musim haji ini 50 hotel di radius 650 meter Masjid Nabawi (
markaziyah) bakal dirobohkan.
"Saya mendapat informasi setelah musim haji ini ada 50 hotel di dalam
markaziyah akan dirobohkan," kata Kepala PPIH Daker Madinah, Nasrullah Jasam, kepada wartawan di Kantor Misi Haji Indonesia, Madinah, Jumat (17/10/2014).
Hal ini, kata dia, bakal mempengaruhi penempatan jamaah haji di dalam
markaziyah. Pada jamaah haji gelombang pertama saja ada 17.000 jamaah haji yang ditempatkan di luar markaziyah oleh penyedia akomodasi pihak Arab Saudi (
majmuah) yang wanprestasi. Meski demikian, ada kabar gembira karena semua jamaah haji gelombang dua kemungkinan ditempatkan di dalam
markaziyah.
Semakin sedikitnya hotel di
markaziyah Masjid Nabawi tentu bakal jadi persoalan. Sebab, kompetisi negara-negara menempatkan jamaah haji di dalam
markaziyah semakin sengit."Jadi kompetitornya kita semakin banyak, kalau kita tidak cepat jadi masalah lagi tahun depan. Apalagi ada perluasan haram ada beberapa hotel lagi yang dirobohkan," kata Nasrullah.
Karena itu Nasrullah menjalin komunikasi dengan para
majmuah dan pihak
muassasah."Kita ingin tahu daerah mana saja yang dirobohkan," katanya.
Terkait hal itu Kemenag juga merasa perlu membahas serius sistem penempatan jamaah haji di Madinah. Agar semua jamaah haji Indonesia dapat ditempatkan di dekat Masjid Nabawi selama 9 hari menjalani salat arbain atau salat wajib 40 waktu tanpa putus di Masjid Nabawi dengan nyaman.
Pembangunan di sekitar Masjid Nabawi memang terus berjalan. Sejumlah bangunan hotel sudah dirobohkan oleh alat berat. Sementara hotel yang akan dirobohkan ditandai dengan cat semprot warna biru di dinding dan pilarnya. (mch2014)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)