medcom.id, Jakarta: Operasional haji Indonesia di Arab Saudi resmi berakhir pada Rabu 5 November seiring kepulangan kloter gabungan Aceh, Ujung Pandang, dan Lombok. Sebanyak 296 jemaah wafat dan satu orang dipastikan hilang.
Upaya mencari Husaini bin Aban, jemaah kelompok terbang Embarkasi Banjarmasin, telah dilakukan petugas pengamanan dan perlindungan jemaah. Namun, sampai hari terakhir pelaksanaan haji, Husaini belum juga ditemukan.
Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia di Arab Saudi Arsyad Hidayat, dan tim perlindungan jemaah PPIH telah menemui istri Husaini di Hotel Sultan Palace, Jeddah, Selasa 4 November, untuk menyampaikan secara resmi mengenai kabar terakhir suaminya.
"Wakil Ketua PPIH telah menemui istri jemaah yang gaib ini, dalam pertemuan disampaikan bahwa si ibu harus tawakal, ikhlas dan kembali ke tanah air dengan tenang," kata Ketua Bidang Perlindungan Jemaah PPIH Arab Saudi, Ahmad Riad S, di sela acara tasyakuran BPHI Daerah Kerja Jeddah di Madinatul Hujjaj, Rabu (5/11/2014) malam.
Menurut Riad, panitia telah meminta keikhlasan sang istri dan menyerahkan pencarian suaminya kepada petugas di Kantor Teknis Urusan Haji.
Husaini sebelum hilang terakhir ini sudah berkali-kali hilang, namun kembali lagi ke penginapan. Entah karena ditemui kawan satu kloternya atau petugas haji. "Selama di tanah suci, sudah delapan kali jemaah ini hilang, tapi ketemu terus. Yang terakhir ini tidak kembali. Karena sering hilang, laporan pun terlambat bahkan terkesan ditutup-tutupi karena diduga akan kembali," kata Riad.
Husaini terakhir kali hilang saat proses rangkaian puncak haji, yakni mabit di Mina untuk melempar jumrah. Ia terakhir kali terlihat 11 Oktober, namun sore harinya kembali hilang.
Jemaah dianggap gaib jika selama 2x24 jam tidak ditemukan atau dilaporkan hilang. Sejak dinyatakan hilang, petugas di Mekah tidak henti-henti mencari Husaini. Salah satunya dengan menyisiri rumah sakit-rumah sakit Arab Saudi di Mekah dan Jeddah. Termasuk Masjidil Haram, sebab kadang ada jemaah yang melakukan itikaf di Haram. Namun, biasanya mereka tidak terlalu lama dinyatakan hilang.
Selain Husaini, sebelumnya petugas juga mengumumkan gaibnya jemaah asal kelompok terbang 13 Solo, Wawan Chandra Suharna. Namun, pada 17 Oktober 2014, petugas berhasil menemukan Wawan di Rumah Sakit King Faisal, Shisya, Mekah, dalam kondisi meninggal dunia.
Saat ditemukan tidak ada identitas yang melekat di tubuh Wawan. Satu-satunya yang meyakinkan jenazah adalah Wawan, foto yang ditunjukkan oleh seorang pengurus Muasassah Asia Tenggara yang kebetulan saat itu sedang berada di rumah sakit. (mch2014)
medcom.id, Jakarta: Operasional haji Indonesia di Arab Saudi resmi berakhir pada Rabu 5 November seiring kepulangan kloter gabungan Aceh, Ujung Pandang, dan Lombok. Sebanyak 296 jemaah wafat dan satu orang dipastikan hilang.
Upaya mencari Husaini bin Aban, jemaah kelompok terbang Embarkasi Banjarmasin, telah dilakukan petugas pengamanan dan perlindungan jemaah. Namun, sampai hari terakhir pelaksanaan haji, Husaini belum juga ditemukan.
Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia di Arab Saudi Arsyad Hidayat, dan tim perlindungan jemaah PPIH telah menemui istri Husaini di Hotel Sultan Palace, Jeddah, Selasa 4 November, untuk menyampaikan secara resmi mengenai kabar terakhir suaminya.
"Wakil Ketua PPIH telah menemui istri jemaah yang gaib ini, dalam pertemuan disampaikan bahwa si ibu harus tawakal, ikhlas dan kembali ke tanah air dengan tenang," kata Ketua Bidang Perlindungan Jemaah PPIH Arab Saudi, Ahmad Riad S, di sela acara tasyakuran BPHI Daerah Kerja Jeddah di Madinatul Hujjaj, Rabu (5/11/2014) malam.
Menurut Riad, panitia telah meminta keikhlasan sang istri dan menyerahkan pencarian suaminya kepada petugas di Kantor Teknis Urusan Haji.
Husaini sebelum hilang terakhir ini sudah berkali-kali hilang, namun kembali lagi ke penginapan. Entah karena ditemui kawan satu kloternya atau petugas haji. "Selama di tanah suci, sudah delapan kali jemaah ini hilang, tapi ketemu terus. Yang terakhir ini tidak kembali. Karena sering hilang, laporan pun terlambat bahkan terkesan ditutup-tutupi karena diduga akan kembali," kata Riad.
Husaini terakhir kali hilang saat proses rangkaian puncak haji, yakni mabit di Mina untuk melempar jumrah. Ia terakhir kali terlihat 11 Oktober, namun sore harinya kembali hilang.
Jemaah dianggap gaib jika selama 2x24 jam tidak ditemukan atau dilaporkan hilang. Sejak dinyatakan hilang, petugas di Mekah tidak henti-henti mencari Husaini. Salah satunya dengan menyisiri rumah sakit-rumah sakit Arab Saudi di Mekah dan Jeddah. Termasuk Masjidil Haram, sebab kadang ada jemaah yang melakukan itikaf di Haram. Namun, biasanya mereka tidak terlalu lama dinyatakan hilang.
Selain Husaini, sebelumnya petugas juga mengumumkan gaibnya jemaah asal kelompok terbang 13 Solo, Wawan Chandra Suharna. Namun, pada 17 Oktober 2014, petugas berhasil menemukan Wawan di Rumah Sakit King Faisal, Shisya, Mekah, dalam kondisi meninggal dunia.
Saat ditemukan tidak ada identitas yang melekat di tubuh Wawan. Satu-satunya yang meyakinkan jenazah adalah Wawan, foto yang ditunjukkan oleh seorang pengurus Muasassah Asia Tenggara yang kebetulan saat itu sedang berada di rumah sakit. (mch2014)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)