Ilustrasi -- MI/Dika Karnia
Ilustrasi -- MI/Dika Karnia

Kemenag Kaji Serius Sistem Baru Penempatan Jamaah di Madinah

18 Oktober 2014 01:17
medcom.id, Madinah: Kementerian Agama (Kemenag) tengah mengkaji serius sistem baru penempatan jamaah haji di Madinah. Langkah ini dipandang perlu untuk memastikan semua jamaah haji Indonesia ditempatkan dekat Masjid Nabawi selama menjalani salat arbain.
 
Jamaah haji Indonesia berada 9 hari di Madinah untuk salat wajib 40 waktu tanpa putus tersebut. Pada 2014 ini sebanyak 17.000 jamaah haji gelombang pertama ditempatkan di luar markaziyah atau di luar radius 650 meter Masjid Nabawi oleh penyedia akomodasi (majmuah) wanprestasi.
 
Dalam rangka mengkaji sistem baru penempatan jamaah haji di Madinah ini, Dirjen PHU Kemenag, Abdul Djamil, bersama Kepala PPIH Daker Madinah, Nasrullah Jasam, menggelar pertemuan dengan pihak majmuah dan muassasah Arab Saudi. Pertemuan dilakukan secara kontinu dalam beberapa hari terakhir.

"Kunjungan kita untuk berdiskusi tentang pola penyewaan apakah yang ideal untuk jamaah haji kita. Apakah sewa layanan seperti sekarang ini atau blocking hotel atau sewa musiman seperti di Makkah," kata Nasrullah kepada wartawan di Kantor Misi Haji Indonesia Daker Madinah, Jumat (17/10/2014).
 
Setiap sistem penempatan jamaah haji ada konsekuensinya. Sewa layanan seperti yang saat ini diterapkan cukup murah. Namun faktanya, majmuah wanprestasi bisa sembarangan menempatkan 17.000 jamaah haji gelombang pertama di luar markaziyah.
 
"Kalau sewa layanan lebih murah tapi kita harus mengontrol terus. Kalau sewa musiman lebih mahal tapi kepastiannya lebih baik. Jadi satu gedung kita kuasai tapi sewanya pasti lebih mahal," kata Nasrullah memaparkan kekurangan dan kelebihan tiap opsi.
 
"Kita jajaki pola blocking hotel atau sewa satu musim penuh dengan segala plus minusnya. Kalau sewa musiman pasti lebih mahal tapi ada kepastian," terang dialagi.
 
Diharapkan, sistem baru penempatan jamaah haji di Madinah bisa segera disepakati. Terlebih, negara lain sudah melakukan penjajakan hotel untuk jamaah haji mereka tahun depan.
 
"Semoga kita bisa menemukan pola ideal memberikan kepastian penempatan ke jamaah, tapi mudah-mudahan terjangkau. Semua pihak mengusulkan perubahan pola penyewaan tapi perlu kita bahas dengan pihak terkait. Sementara beberapa misi haji negara lain sudah mulai menjajaki untuk musim depan, tapi kita perlu komunikasi dengan pihak lain seperti DPR dan sebagainya," harapnya.
 
"Jadi kompetitornya kita semakin banyak, kalau kita tidak cepat jadi masalah lagi tahun depan. Apalagi ada perluasan haram ada ada beberapa hotel lagi yang dirobohkan. Setelah musim haji ini ada 50 hotel di dalam markaziyah akan dirobohkan. Artinya pesaing kan juga semakin banyak," pungkas dia. (mch2014)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan