medcom.id, Riyadh: Usulan penambahan kuota untuk jamaah haji kembali dikemukakan Menteri Agama (Menag) kepada pemerintah Arab Saudi. Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan hal ini dia kemukakan dalam pertemuannya dengan Menteri Haji Arab Saudi, Kamis (9/10) kemarin.
Setelah terkena kebijakan pemotongan 20 persen akibat perluasan Masjidil Haram, kuota jamaah haji Indonesia yang awalnya berjumlah 211.000 orang berkurang hingga 168.800 orang. Berkurangnya jumlah kuota menyebabkan masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji bagi jamaah haji Indonesia semakin panjang.
"Opsi menambah kuota sudah disampaikan. Pertama mengembalikan ke kuota normal 211.000 jamaah haji. Kuota yang menggunakan perhitungan satu per mil populasi kita harus dipertimbangkan kembali karena total populasi kita sudah 240 juta lebih. Kemudian kita meminta agar kuota yang tidak bisa diserap negara lain bisa kita manfaatkan," kata Menag di Arab Saudi.
Sebagai negara muslim terbesar di dunia dengan masa tunggu yang terbilang panjang, Indonesia seharusnya bisa mendapat kekhususan dalam memanfaatkan kuota yang tidak terserap habis.
Usulan berikutnya adalah mengenai peningkatan layanan di Arafah. Hal ini disebabkan banyak jamaah Indonesia yang sakit dan menderita heat stroke karena suhu ekstrem di Arafah. Selain itu jumlah toilet di Padang Arafah juga diminta untuk ditambah.
Masih terkait suhu ekstrem, Menag mengatakan pihaknya meminta pemerintah Arab Saudi untuk memasang pendingin udara, AC atau air cooler yang tingginya sama seperti di Mina dan dengan karpet yang lebih baik.
Jumlah toilet di Mina juga diminta untuk ditambah. Hal ini, kata Menag, sudah menjadi keluhan yang berulang dari para jamaah haji Indonesia yang belum mendapatkan solusinya. Peningkatan itu tidak hanya dua atau tiga tingkat tapi hingga lima tingkat ke atas. Pemerintah Arab Saudi menjanjikan tidak kurang dari 36.000 toilet baru akan dibangun.
"Mereka meminta permakluman kita begitulah kondisi Mina tidak bisa diperluas lagi. Tapi menurut saya perluasanan tidak horizontal tapi vertikal," jelas Lukman.
Permintaan berikutnya adalah menambah slot time di airport. Selama ini jamaah haji harus tinggal di Tanah Suci selama 39 hari karena slot time penerbangan untuk mengangkut jamaah haji per hari hanya 12 penerbangan. Hal ini menyebabkan kedatangan maupun pemulangan harus mengalami antrean.
Menteri Haji Arab Saudi meminta usulan ini dijadikan masukan tertulis kepada mereka. Dalam empat hari, pemerintah Arab Saudi akan mengadakan rapat evaluasi dan usulan pemerintah Indonesia akan dijadikan masukan.
Menag mengatakan pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Haji Arab Saudi yang sudah memberikan berbagai jenis bantuan dalam memudahkan jamaah haji Indonesia melaksanakan ibadah haji. Pemerintah Indonesia mengapresiasi pemerintah Arab Saudi yang melakukan peningkatan fasilitas haji dengan perluasan Masjidil Haram. (Vera Erwaty Ismainy)
medcom.id, Riyadh: Usulan penambahan kuota untuk jamaah haji kembali dikemukakan Menteri Agama (Menag) kepada pemerintah Arab Saudi. Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan hal ini dia kemukakan dalam pertemuannya dengan Menteri Haji Arab Saudi, Kamis (9/10) kemarin.
Setelah terkena kebijakan pemotongan 20 persen akibat perluasan Masjidil Haram, kuota jamaah haji Indonesia yang awalnya berjumlah 211.000 orang berkurang hingga 168.800 orang. Berkurangnya jumlah kuota menyebabkan masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji bagi jamaah haji Indonesia semakin panjang.
"Opsi menambah kuota sudah disampaikan. Pertama mengembalikan ke kuota normal 211.000 jamaah haji. Kuota yang menggunakan perhitungan satu per mil populasi kita harus dipertimbangkan kembali karena total populasi kita sudah 240 juta lebih. Kemudian kita meminta agar kuota yang tidak bisa diserap negara lain bisa kita manfaatkan," kata Menag di Arab Saudi.
Sebagai negara muslim terbesar di dunia dengan masa tunggu yang terbilang panjang, Indonesia seharusnya bisa mendapat kekhususan dalam memanfaatkan kuota yang tidak terserap habis.
Usulan berikutnya adalah mengenai peningkatan layanan di Arafah. Hal ini disebabkan banyak jamaah Indonesia yang sakit dan menderita heat stroke karena suhu ekstrem di Arafah. Selain itu jumlah toilet di Padang Arafah juga diminta untuk ditambah.
Masih terkait suhu ekstrem, Menag mengatakan pihaknya meminta pemerintah Arab Saudi untuk memasang pendingin udara, AC atau air cooler yang tingginya sama seperti di Mina dan dengan karpet yang lebih baik.
Jumlah toilet di Mina juga diminta untuk ditambah. Hal ini, kata Menag, sudah menjadi keluhan yang berulang dari para jamaah haji Indonesia yang belum mendapatkan solusinya. Peningkatan itu tidak hanya dua atau tiga tingkat tapi hingga lima tingkat ke atas. Pemerintah Arab Saudi menjanjikan tidak kurang dari 36.000 toilet baru akan dibangun.
"Mereka meminta permakluman kita begitulah kondisi Mina tidak bisa diperluas lagi. Tapi menurut saya perluasanan tidak horizontal tapi vertikal," jelas Lukman.
Permintaan berikutnya adalah menambah slot time di airport. Selama ini jamaah haji harus tinggal di Tanah Suci selama 39 hari karena slot time penerbangan untuk mengangkut jamaah haji per hari hanya 12 penerbangan. Hal ini menyebabkan kedatangan maupun pemulangan harus mengalami antrean.
Menteri Haji Arab Saudi meminta usulan ini dijadikan masukan tertulis kepada mereka. Dalam empat hari, pemerintah Arab Saudi akan mengadakan rapat evaluasi dan usulan pemerintah Indonesia akan dijadikan masukan.
Menag mengatakan pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Haji Arab Saudi yang sudah memberikan berbagai jenis bantuan dalam memudahkan jamaah haji Indonesia melaksanakan ibadah haji. Pemerintah Indonesia mengapresiasi pemerintah Arab Saudi yang melakukan peningkatan fasilitas haji dengan perluasan Masjidil Haram. (Vera Erwaty Ismainy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)