Jemaah Haji Kloter Pertama Debarkasi Solo bersujud dan berdoa setibanya di Bandara Adi Sumarmo, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (10/10) -- ANTARA FOTO/Maulana Surya
Jemaah Haji Kloter Pertama Debarkasi Solo bersujud dan berdoa setibanya di Bandara Adi Sumarmo, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (10/10) -- ANTARA FOTO/Maulana Surya

​Menag Akui Banyak Kekurangan Pelaksanaan Haji

Achmad Zulfikar Fazli • 11 Oktober 2014 00:06
medcom.id, Tangerang: Pelaksanaan ibadah haji telah selesai, jemaah haji juga mulai berpulangan ke tanah air. Namun, Kementerian Agama (Kemenag) miliki beberapa catatan terkait hal-hal negatif yang terjadi selama pelaksanaan ibadah haji 2014.
 
Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin berharap agar catatan negatif ini dapat diperbaiki pada pelaksanaan ibadah haji tahun depan. Salah satu kasus yang soroti, yakni, adanya sekitar 17.224 jamaah haji Indonesia yang terlantar akibat fasilitas penginapan yang tidak sesuai kontrak antara majmuah atau konsorsium dengan Kemenag.
 
Menurut dia, jamaah haji seharusnya berada diwilayah Markaziyah. Namun pihak konsorsium melanggar kontrak tersebut dan menempatkan para jamaah di luar Markaziyah. Akibatnya jamaah haji mengalami ketidaknyamanan menyangkut fasilitas rumah, jarak pemondokan ke Masjid Nabawi, dan kelengkapan lainnya.

"Sebagai tanggung jawab menempatkan jamaah di luar Markaziyah selama 8 hari. Kita sudah putuskan denda yang diterima majmuah membayar 300 real per jamaah dan dikembalikan ke jamaah tidak ke Kementerian dan ke pemerintah," kata Lukman dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (10/10/2014).
 
Untuk itu, ia meminta kepada penyelenggara haji ke depan tidak kembali melakukan kontrak dengan majmuah dalam menentukan pemondokan. Tujuannya, agar tidak ada lagi jamaah yang terlantar. "Kedepannya, deal atau kesepakatan kontrak bisa langsung kepada pemilik pemondokan, tidak lagi melalui konsorium," kata dia.
 
Kendati demikian, ia mengatakan masih terdapat beberapa hal positif dalam pelaksanaan haji tahun ini. Mereka di antaranya, penginapan difasilitasi hotel minimal sekelas bintang tiga, serta menyediakan bus yang beroperasi 24 jam untuk memudahkan jamaah berpergian ke Masjidil Haram.
 
Selain itu, para jamaah haji pun merasa puas dengan pelayanan cathering yang disediakan penyelenggara haji. Meski masih terdapat beberapa jamaah yang merasa kurang puas. "Terakhir, tim medis di balai pengobatan Indonesia cukup responsif terkait keluhan kesehatan jamaah," tandas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan