medcom.id, Jeddah: Tenaga musiman mahasiswa yang direkrut oleh Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) Jeddah sudah mulai berdatangan. Pada Sabtu (6/9/2014) telah datang lima mahasiswa Indonesia yang belajar di Jordania. Disusul pada Minggu (7/9/2014), enam mahasiswa datang dari Maroko. Mereka adalah para mahasiswa Indonesia yang rata-rata telah lulus S1 bahkan ada yang sedang S2 dan S3 dengan usia 22-29 tahun.
Total tenaga musiman yang direkrut oleh Kantor Teknis Urusan Haji sebanyak 533 orang. Mereka terdiri dari 408 warga Saudi yang sudah tinggal lama di Arab Saudi dan 125 orang Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Mesir, Sudan, Maroko, Yordania, Libya, Suriah, Libanon, Yaman, dan Tunisia.
Berdasarkan Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor: D/210 Tahun 2014 disebutkan bahwa salah satu unsur panitia penyelenggara ibadah haji tenaga musiman, yaitu petugas yang direkrut dari mahasiswa Indonesia yang belajar di Arab Saudi dan negara sekitarnya serta warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Arab Saudi.
Saat ditemui Tim Media Center Haji di Kantor TUH, Ketua PPIH Arab Saudi Akhmad Jauhari berharap tenaga musiman mahasiswa segera sampai di Jeddah dan dapat segera bergabung bersama mereka yang sudah datang. Karena kantor TUH sudah menyampaikan usulan calling visa yang ditujukan ke Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, yang sebelumnya sudah meminta persetujuan dari Kementerian Haji Arab Saudi.
Calling visa adalah proses memanggil seseorang oleh Kedutaan Besar Arab Saudi tempat para mahasiswa yang telah lolos seleksi sebagai tenaga musiman tinggal untuk belajar. "Tanpa calling visa, visa haji tidak dapat diberikan. Ini proses yang sudah dilakukan bertahun-tahun," kata Akhmad Jauhari.
Namun untuk tahun ini, sampai Syawal, Kantor TUH belum mendapat pemberitahuan dari KBRI terkait dengan calling visa tenaga musiman mahasiswa. "Pemberitahuan baru diperoleh seminggu sebelum operasional haji pada 1 September 2014 dilaksanakan," imbuh Jauhari.
KBRI sudah mengirim kawat ke Kedutaan Besar Arab Saudi tempat mahasiswa berada. Namun, Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di sembilan negara itu menerapkan kebijakan berbeda-beda. Contohnya Mesir, sekarang menerapkan sistem elektronik visa sehingga mahasiswa Indonesia di negara itu terkendala masuk ke Arab karena proses pengurusan visa memakan waktu lama. Hal ini pun berlaku untuk mahasiswa Indonesia di Sudan.
Tenaga musiman mahasiswa ini akan mendapatkan honor sebesar Rp825 ribu per hari dipotong pajak penghasilan sebesar 15% dengan masa kontrak untuk yang di Daker Makkah selama 60 hari. Sedangkan, mereka yang di Daker Jeddah dan Madinah selama 70 hari. (mch2014)
medcom.id, Jeddah: Tenaga musiman mahasiswa yang direkrut oleh Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) Jeddah sudah mulai berdatangan. Pada Sabtu (6/9/2014) telah datang lima mahasiswa Indonesia yang belajar di Jordania. Disusul pada Minggu (7/9/2014), enam mahasiswa datang dari Maroko. Mereka adalah para mahasiswa Indonesia yang rata-rata telah lulus S1 bahkan ada yang sedang S2 dan S3 dengan usia 22-29 tahun.
Total tenaga musiman yang direkrut oleh Kantor Teknis Urusan Haji sebanyak 533 orang. Mereka terdiri dari 408 warga Saudi yang sudah tinggal lama di Arab Saudi dan 125 orang Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Mesir, Sudan, Maroko, Yordania, Libya, Suriah, Libanon, Yaman, dan Tunisia.
Berdasarkan Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor: D/210 Tahun 2014 disebutkan bahwa salah satu unsur panitia penyelenggara ibadah haji tenaga musiman, yaitu petugas yang direkrut dari mahasiswa Indonesia yang belajar di Arab Saudi dan negara sekitarnya serta warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Arab Saudi.
Saat ditemui Tim Media Center Haji di Kantor TUH, Ketua PPIH Arab Saudi Akhmad Jauhari berharap tenaga musiman mahasiswa segera sampai di Jeddah dan dapat segera bergabung bersama mereka yang sudah datang. Karena kantor TUH sudah menyampaikan usulan calling visa yang ditujukan ke Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, yang sebelumnya sudah meminta persetujuan dari Kementerian Haji Arab Saudi.
Calling visa adalah proses memanggil seseorang oleh Kedutaan Besar Arab Saudi tempat para mahasiswa yang telah lolos seleksi sebagai tenaga musiman tinggal untuk belajar. "Tanpa
calling visa, visa haji tidak dapat diberikan. Ini proses yang sudah dilakukan bertahun-tahun," kata Akhmad Jauhari.
Namun untuk tahun ini, sampai Syawal, Kantor TUH belum mendapat pemberitahuan dari KBRI terkait dengan calling visa tenaga musiman mahasiswa. "Pemberitahuan baru diperoleh seminggu sebelum operasional haji pada 1 September 2014 dilaksanakan," imbuh Jauhari.
KBRI sudah mengirim kawat ke Kedutaan Besar Arab Saudi tempat mahasiswa berada. Namun, Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di sembilan negara itu menerapkan kebijakan berbeda-beda. Contohnya Mesir, sekarang menerapkan sistem elektronik visa sehingga mahasiswa Indonesia di negara itu terkendala masuk ke Arab karena proses pengurusan visa memakan waktu lama. Hal ini pun berlaku untuk mahasiswa Indonesia di Sudan.
Tenaga musiman mahasiswa ini akan mendapatkan honor sebesar Rp825 ribu per hari dipotong pajak penghasilan sebesar 15% dengan masa kontrak untuk yang di Daker Makkah selama 60 hari. Sedangkan, mereka yang di Daker Jeddah dan Madinah selama 70 hari. (mch2014)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)