medcom.id, Makkah: Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan pihaknya tengah melacak modus pengiriman jamaah haji non kuota. Timnya juga menelusuri siapa saja pengirim jamaah haji tak resmi tersebut.
"Saya sejak beberapa hari lalu sedang melacak adanya jamaah haji non kuota tersebut. Bagaimana modus mereka bisa mendapatkan visa yang menjadi kewenangan Kedubes Saudi Arabia," kata Menag lewat pesan singkat kepada wartawan, Minggu (21/9).
WNI haji non kuota berhaji tanpa sepengetahuan dan izin resmi pemerintah RI. Kemenag terus meningkatkan koordinasi dengan semua pihak otoritas terkait keluarnya visa bagi jamaah non kuota tersebut.
"Dan terus melacak siapa pihak-pihak yang mengurusi kepergian mereka hingga tiba di Tanah Suci," jelasnya.
Namun bagaimanapun, menurut Menag, meski pergi tanpa izin namun kemenag tak akan lepas tangan kalau mereka terlantar di Tanah Suci. Seperti kejadian sejumlah jamaah non kuota yang terlantar di Makkah tanpa jaminan akomodasi dan kesehatan.
"Meski mereka non kuota yang pada dasarnya bukan menjadi tanggungjawab pemerintah. Kemenag takkan lepas tangan begitu saja atas nasib buruk yang menimpa mereka," tegas Menag.
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh Kemenag Abdul Djamil menghimbau agar masyarakat tidak tergiur dengan tawaran naik haji tanpa antre alias jamaah haji non kuota.
"Begini ya anjuran kami jangan masyarakat itu tergiur dengan iming-iming misalnya berangkat haji duluan menyalip orang lain apalagi kemudian disertai tambahan biaya dan lain-lain. Jadi jangan menggunakan cara-cara tidak terpuji untuk melakukan perbuatan yang terpuji, haji kan perbuatan mulia maka tempuhlah cara-cara yang terpuji jangan cara-cara yang tidak dibenarkan," katanya.
Kasus jamaah haji non kuota selalu terjadi setiap tahu. Ada saja jamaah haji yang berangkat tanpa sepengetahuan Kemenag, entah lewat jalur mana para jamaah haji non kuota bisa sampai ke Tanah Suci.
"(Tiap tahun) ada, ya harus diupayakan itu menurun jangan naik terus. Maka ya memang informasi kepada masyarakat itu perlu digalakkan lagi," kata Abdul.
medcom.id, Makkah: Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan pihaknya tengah melacak modus pengiriman jamaah haji non kuota. Timnya juga menelusuri siapa saja pengirim jamaah haji tak resmi tersebut.
"Saya sejak beberapa hari lalu sedang melacak adanya jamaah haji non kuota tersebut. Bagaimana modus mereka bisa mendapatkan visa yang menjadi kewenangan Kedubes Saudi Arabia," kata Menag lewat pesan singkat kepada wartawan, Minggu (21/9).
WNI haji non kuota berhaji tanpa sepengetahuan dan izin resmi pemerintah RI. Kemenag terus meningkatkan koordinasi dengan semua pihak otoritas terkait keluarnya visa bagi jamaah non kuota tersebut.
"Dan terus melacak siapa pihak-pihak yang mengurusi kepergian mereka hingga tiba di Tanah Suci," jelasnya.
Namun bagaimanapun, menurut Menag, meski pergi tanpa izin namun kemenag tak akan lepas tangan kalau mereka terlantar di Tanah Suci. Seperti kejadian sejumlah jamaah non kuota yang terlantar di Makkah tanpa jaminan akomodasi dan kesehatan.
"Meski mereka non kuota yang pada dasarnya bukan menjadi tanggungjawab pemerintah. Kemenag takkan lepas tangan begitu saja atas nasib buruk yang menimpa mereka," tegas Menag.
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh Kemenag Abdul Djamil menghimbau agar masyarakat tidak tergiur dengan tawaran naik haji tanpa antre alias jamaah haji non kuota.
"Begini ya anjuran kami jangan masyarakat itu tergiur dengan iming-iming misalnya berangkat haji duluan menyalip orang lain apalagi kemudian disertai tambahan biaya dan lain-lain. Jadi jangan menggunakan cara-cara tidak terpuji untuk melakukan perbuatan yang terpuji, haji kan perbuatan mulia maka tempuhlah cara-cara yang terpuji jangan cara-cara yang tidak dibenarkan," katanya.
Kasus jamaah haji non kuota selalu terjadi setiap tahu. Ada saja jamaah haji yang berangkat tanpa sepengetahuan Kemenag, entah lewat jalur mana para jamaah haji non kuota bisa sampai ke Tanah Suci.
"(Tiap tahun) ada, ya harus diupayakan itu menurun jangan naik terus. Maka ya memang informasi kepada masyarakat itu perlu digalakkan lagi," kata Abdul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)