Sepasang suami istri pejalan kaki menapaki trotoar di jalan raya sekitar Aziziyah, Arab Saudi/Nuryadi Bayazid /Metro TV
Sepasang suami istri pejalan kaki menapaki trotoar di jalan raya sekitar Aziziyah, Arab Saudi/Nuryadi Bayazid /Metro TV

Ketika Mobil Tak Lagi Dianggap Barang Mewah

Nuryadi Bayazid • 09 September 2016 17:48
medcom.id, Mekkah: Wilayah Aziziyah memiliki jalan terpanjang di kota Mekkah, Arab Saudi. Dari pintu masuk Jeddah ke Mekkah hingga Arafah, jalan raya yang lebar itu diiringi trotoar yang layak. Sudah bukan rahasia, jika penduduk Kota Mekkah rata-rata memiliki mobil pribadi. Bukan sembarang mobil, selera mereka setara dengan obrolan masyarakat kelas atas di Indonesia.
 
Meski mahal, yang unik adalah kendaraan yang berlalu lalang di Tanah Suci itu jarang yang terlihat mulus. Kalau tidak penyok, ya berdebu. Di sini, nyaris tak tampak mobil kinclong. Parkirnya pun terkesan asal-asalan.
 
Syarat dan proses kepemilikan mobil bagi warga lokal Mekkah terbilang cukup gampang. Cukup dengan membayar, surat kendaraan itu bisa langsung didapatkan. Pungtan pajak juga tidak terlalu mahal. Berbeda dengan sepeda motor, keberadaannya di sekitar Tanah Suci cenderung dilarang.

Arab Saudi adalah surga bagi para pengendara. Terlebih ketika menilik harga bahan bakar yang hanya satu real (Rp3.500) untuk setiap enam liter. Hebohnya, kandungan oktan di bahan bakar tersebut bisa mencapai 92 hingga 95, alias sekelas Pertamax Plus di Indonesia.
 
Sudah tak terpakai
 
Pemilik investasi usaha perjalanan haji Indonesia Novel Lukman mengatakan bukan lantaran watak orang Arab yang arogan membiarkan mobil mewahnya itu tampak tak terurus. Menurut dia, mobil kotor karena debu atau lecet karena tersenggol merupakan perkara biasa. 
 
"Karena apa? Untuk megurus mobil yang penyok di bengkel saja harus ada surat dari kepolisian. Dengan alasan harus dijelaskan tahapannya," kata Novel.
 
Ketika berurusan di jalan raya, berdamai adalah solusi yang dianggap paling tepat dan tidak merepotkan. Meski di sisi lain, merapikan kembali bodi mobilnya ke bengkel juga bukan perkara yang menyenangkan. Walhasil, mobil pun dibiarkan apa adanya.
 
Ketika Mobil Tak Lagi Dianggap Barang Mewah
Mobil penyok parkir di pinggir jalan sekitar Aziziyah, Arab Saudi/Nuryadi Bayazid/Metro TV
 
Kepemilikan mobil di Mekkah tidak memiliki batas waktu. Bila sudah merasa bosan dan tidak berkenan lagi memakai, mereka cukup memarkir kendaraannya itu di tepi jalan. Biasanya, mereka juga akan memasang tulisan yang memiliki arti "sudah tidak terpakai". Setelah itu, tinggal tunggu kendaraan derek pemerintah yang akan membawanya ke tempat penghancuran mobil di sekitar Jeddah.
 
Taat lalu lintas
 
Namun di balik itu semua, pengemudi mobil di Mekkah tergolong pengendara yang taat aturan. Peraturan lalu lintas yang ketat, petugas yang tegas, serta kesadaran masyarakat yang tinggi membuat pemandangan begitu takjub. Bayangkan, sekali menerobos lampu merah saja, seseorang mesti membayar 500 real serta kurungan selama tiga hari.
 
Pengendara mobil juga tampak begitu menghormati pejalan kaki. Sengebut-ngebutnya mereka memacu mobil, akan dihentikan seketika jika adal pejalan yang hendak menyeberang. Selain soal karena kebiasaan, ancaman hukuman berat dan denda yang besar juga membayang-bayangi di setiap kepala pengendara di Kota Mekkah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SBH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan