Jamaah haji saat Wuguf di Padang Arafah. (Foto: Antara/Prasetyo Utomo)
Jamaah haji saat Wuguf di Padang Arafah. (Foto: Antara/Prasetyo Utomo)

58 Persen Jamaah Haji Termasuk Kelompok Risiko Tinggi

Vera Erwaty Ismainy • 14 Oktober 2014 08:25
medcom.id, Jakarta: Sebanyak 58 persen jamaah haji Indonesia dari total jamaah haji tahun ini yang berjumlah 168.800 orang termasuk dalam kategori risiko tinggi, baik karena usia lanjut maupun karena memang sudah ada penyakit sejak sebelum berangkat. Mereka terbagi dalam 371 kelompok terbang yang meliputi 13 embarkasi.
 
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan sampai dengan  10 Oktober, sebanyak  155 orang jamaah meninggal dunia dengan rincian 55 orang meninggal di pondokan, 53 orang meninggal di RS do Arab Saudi, 26 orang meninggal di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) dan sisanya meninggal di sektor, masjid, dan dalam perjalanan.
 
"Yang meninggal umumnya terjadi pada golongan RISTI dan terutama disebabkan oleh penyakit Kardiovaskuler," terangnya dalam rilis yang diterima Media Indonesia pada Senin (13/10) malam.

Beberapa pertimbangan gangguan kesehatan dan kematian antara lain adalah mereka yang meninggal berangkat sudah dalam keadaan tidak sehat, seperti ganggual ginjal yang harus hemodialisa, kanker, dan lain-lain. Kemudian pengaruh faktor cuaca di mana suhu di Arab Saudi, terutama di Makkah adalah rata-rata 40 derajat celcius dengan kelembaban rendah (rata-rata 20).
 
Hal ini menyebabkan sering terjadinya dehidrasi dan heat stroke. Dehidrasi dan heat stroke umumnya terjadi ketika jamaah haji melaksanakan ibadah wukuf/puncak kegiatan haji di Padang Arafah.
 
Beberapa penyebab faktor kelelahan fisik jamaah antara lain karena perjalanan jauh dan pengembangan area masjid Nabawi di Madinah sehingga sebagian pemondokan agak jauh dari masjid. Lalu masih ada sebagian jamaah memaksakan diri untuk melaksanakan sunnah umrah berulang-ulang kali.
 
"Mulai 3 hari yang lalu jamaah gelombang I (yang awal kedatangan melalui Madinah) sudah dipulangkan ke Indonesia. Rata-rata sehari 10 kloter dari Bandara Jeddah dan 10 kloter dari Bandara Madinah. Sementara para jamaah gelombang ke II yang langsung ke Makkah akan bergerak ke Madinah," terangnya.
 
Dia menghimbau jamaah haji yang sudah kembali ke Indonesia untuk melakukan lima hal. Lima hal tersebut adalah beristirahat dan memulihkan stamina fisik karena pelaksanaan ibadah haji melibatkan kesiapan fisik.
 
Kemudian mereka dianjurkan untuk tidur karena adanya perbedaan waktu antara Indonesia dan Arab Saudi yang dapat menimbulkan jet lag. Tidur dibutuhkan supaya irama tubuh segera kembali pulih. Berikutnya adalah mewaspadai infeksi saluran napas bawah (bronkitis sampai pneumonia) yang dapat terjadi karena daya tahan tubuh lemah.
 
"Waspadalah kalau ada keluhan batuk dan demam begitu sampai Tanah Air, segera konsultasi ke petugas kesehatan. Selanjutnya kalau selama ini sudah ada penyakit kronik seperti jantung, ginjal, hipertensi, DM dan lain-lain maka perlu memeriksakan keadaan ke laboratorium/pemeriksaan terkini sesudah selesai ibadah haji ini," ujarnya.
 
Balitbangkes Kemenkes juga meminta para jamaah haji untuk mewaspadai tiga penyakit yang banyak dikhawatirkan. Walaupun memang sampai sekarang tidak terjadi tapi pencegahan tetap harus dilakukan. Ketiga penyakit tersebut adalah meningitis, ebola dan MERS CoV. (Vera Erwaty Ismainy)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan