--ANTARA/Suryanto
--ANTARA/Suryanto

​Jamaah Haji Dilarang Bawa Beras

Aries Wijaksena • 04 September 2014 13:03
medcom.id, Makkah: Jamaah haji Indonesia dilarang membawa bahan makanan dari Tanah Air.
 
"Aturan dari pemerintah Arab Saudi untuk antisipasi terjadinya kebakaran sudah disosialisasikan ke seluruh embarkasi di Indonesia. Para jamaah haji Indonesia dilarang membawa rice cooker maupun masakan dengan bau-bau yang mengeluarkan aroma menyengat. Kalau jamaah haji tetap memaksa untuk memasak nasi atau membawa masakan dengan bunyi yang mengeluarkan aroma, alarm yang ada di pemondokan akan berbunyi," ungkap Kepala Daker Makkah Endang Jumali, Rabu (3/9).
 
Selain itu, pemondokan jamaah haji di Makkah tidak menyediakan dapur untuk memasak.

Untuk itu di setiap pemondokan di Makkah harus menyediakan cafetaria dan mereka diminta untuk menyediakan masakan Indonesia.
 
Setiap jamaah haji mendapat uang saku sebesar 1.500 riyal. Dengan uang tersebut mereka bisa membeli makanan setiap hari.
 
Adapun di Madinah, semua jamaah mendapatkan makanan gratis yang disediakan oleh hotel sehari dua kali selama sembilan hari. Demikian pula di Armina, jamaah haji Indonesia juga mendapat jatah makan.
 
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi selalu mengecek nilai gizi makanan yang diberikan untuk jamaah haji.
 
"Soal katering kemarin ada yang gram gizinya berkurang langsung kita peringatkan. Ada struktur gizi yang tidak boleh kurang. Kemarin setelah dicek ada satu gram berkurang, ada juga yang keasinan. Sudah kita peringatkan," kata Ketua PPIH Daker Madinah, Nasrullah.
 
Ada juga katering yang salah label. Sehingga dikhawatirkan bisa membuat jamaah haji bingung.
 
"Ada makanan saat jamaah haji tiba tulisannya di box tertulis selamat jalan. Kemudian makanan dari airport ditulis makan malam, kan nanti orang bisa berpikir kapan masaknya dan sebagainya. Ini mungkin karena kesalahan karena yang nge-pack orang asing, jadi tidak bisa membedakan," ujarnya.
 
Sejumlah kendala katering juga sempat terjadi di sejumlah penginapan. Namun sudah bisa ditangani sehingga jamaah haji tidak terlambat makan.
 
Makanan jamaah haji sendiri sudah dipastikan bercita rasa Indonesia. Juru masak dan bumbu berasal dari Indonesia. PPIH sudah melakukan pengecekan secara langsung sekaligus menakar nilai gizinya. ( Aries Wijaksena)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan